Tahun pertama pemerintahan presiden Januar Adigung, sebelum terbentuknya Kingdom; Paguyuban Anak Pejabat.
From Haidar AU on Twitter by @ pacarnyaLEONㅡHAIDARㅡ
Jam di dinding menunjukkan pukul tujuh lebih lima belas menit. Ruang tengah yang semula lengang berubah gaduh. Si bungsu sudah dipastikan terlambat ke sekolah.
"IBU KENAPA NGGAK BANGUNIN ADEK!!! KAN TELAT JADINYA!!" teriak cowok dengan seragam SMA yang sedang berlari menuruni tangga dari kamarnya di lantai dua.
"Udah Ibu bangunin dari jam 5! Jangan salahin Ibu!" Ibunya tidak mau disalahkan.
"KUNCI MOTOR DIMANA????!" pekiknya lagi karena tidak menemukan kunci motornya didalam laci tempatnya biasa menyimpan kunci.
"Dilaci biasa!" jawab Ibunya dari dapur. Sibuk memasak sarapan pagi.
"NGGAK ADA!!"
"YA DICARI! KUNCI MOTOR KAMU KOK IBU YANG DITANYAIN! MANA IBU TAU! EMANG IBU PERNAH NGETREK PAKE MOTOR KAMU KE PASAR?! ENGGAK KAN?!"
"YA KAN ADEK BIASANYA NAROH KUNCINYA DISINI!"
"Brisik banget!" Abangnya keluar kamar. Berkacak pinggang karena tidur lelapnya terganggu. Harusnya dia bisa tidur sampai nanti siang karena hari ini hanya ada kelas sore.
"Bang liat kunci motor Haidar nggak?" tanya Haidar kepada abangnya yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.
"Mana abang tau, dicari yang bener pake mata. Mulutnya diem, abang mau lanjut tidur. Ngerti?" Dion, si sulung memberi peringatan.
"BANTU CARI KEK! UDAH TELAT NIH!" Haidar membuka laci yang lain, takut kuncinya terselip atau berpindah sendiri.
"Mulut! Udah dibilangin cari pake mata, mulutnya diem! Brisik banget buset!" emosinya perlahan memuncak, adiknya memang nomor satu untuk urusan memancing, memancing emosi dan memancing keributan.
"ANTER BANG!" Haidar menyerah mencari kunci motornya yang seakan raib begitu saja. Lebih baik dia diantar abangnya ke sekolah.
"Hah?" Dion melongo.
"Anterin ke sekolah buruan!" ulang Haidar.
Dion terdiam, dia ingin tidur. Bukan malah mengantar adiknya yang super rese ini berangkat ke sekolah.
"Ogah, males. Abang masih ngantuk." tolaknya sudah pasti.
"Darurat bang! Ayok buruan!" Haidar memaksa.
"Ogah! Nggak tau diri banget lu jadi adek!" Dion terus menolak.
"BUUUU! ABANG NGGAK MAU NGANTER ADEK KE SEKOLAH!" adunya berteriak.
Hampir saja tv melayang mengenai kepala Haidar kalau Dion tidak segera beristighfar tadi.
"Ngadu aja terus sampe negara api menyerang!"
"IBUUU ABANG MARAH-MARAH!"
"Astaghfirulahaladim," Dion mengelus dada. Kesalahan apa yang telah dia lakukan di kehidupan sebelumnya, hingga di kehidupan yang sekarang mendapat derita harus bersaudara dengan makhluk bernama 'Haidar'.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me, the Sun [TELAH TERBIT]
FanfictionJatuh cinta dengan orang tengil adalah tragedi paling menyenangkan.