Sinta duduk di depan kelas dengan Lulu duduk di sebelah kanannya. Wajahnya masam, masih kesal dengan kejadian semalam saat Adara mengerjainya lewat pesan singkat. Menyebalkan.
"Loh! Hp lo kenapa Sin kok bisa retak gitu sudutnya?" Lulu bertanya kaget mendapati ponsel Sinta sedikit cacat saat cewek itu mengeluarkan ponselnya dari saku.
Terdengar suara Sinta mendengus, "Semalem abis gue banting. Adara ngerjain gue pake kirim sms segala. Emosi, hp-nya gue lempar ke lantai." Jawab Sinta sekalian menjelaskan pada Lulu alasannya. Wajahnya yang sudah masam semakin suram saat menyebutkan nama Adara.
"Ah...," Lulu mengangguk pelan tanda paham, siapa yang menggangu Haidar memang pasti akan berhadapan dengan Adara, sang pawang. Mendapatkan pesan peringatan dari Adara berarti Sinta sedang menuju jalannya mendapatkan ganjaran dari sang pawang.
"Kesel nggak sih?! Tu cewek ngeselin banget coba! Ngapain juga dia chat gue!"
Lulu tersenyum kikuk, "Lagian lo sih cari gara-gara aja. Udah tau Haidar punya pacar masih mau deketin. Kalo gini ceritanya kan jadi lo yang susah juga. Balik arah aja deh, sama Juno aja gimana? Haidar biarin bahagia sama si Adara, lo cari yang lain, gimana?" tawar Lulu. Sebagai teman yang baik benar kan harus menasehati temannya saat jalannya sudah mulai salah? Sinta ini perlu nasehat teman agar bisa kembali diluruskan jalannya--kalau memang tidak ada bibit pelakor.
"Gak mau." tolak Sinta tegas. Tanpa perlu pikir panjang dan pikir dua kali.
Lulu menggaruk ujung alisnya, "Kok nggak mau? Waktu itu katanya lo tertarik ke Juno, dan nggak suka sama Haidar. Lo bilang katanya nggak mau jadi pelakor, lupa?"
"Hm, lupa."
Fix, bibit pelakor sudah tertanam dalam DNA. Lulu berpikir sejenak, anak modelan Sinta yang seperti inilah yang paling sulit dihadapi.
"Alasannya?" Lulu jadi ingin tahu.
Sinta merubah posisi duduknya menghadap Lulu, cewek bermata bulat itu mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum mulai berbicara, "Denger ya Lulu sayang," kata Sinta mengawali, "gue udah mulai sayang sama Haidar, malah udah terlanjur sayang banget ke dia. Nggak bisa segampang itu buat stop suka dia dan ganti ke lain cowok."
Sinta menarik nafas panjang, "Dan lo tau sendiri kan gue pindahan dari Saraswati? Di Saraswati Haidar itu terkenal jeleknya, dari yang suka berantem sama anak cowok Saraswati sampe dia ikut tawuran. Bahkan gosip dan rumor dia suka main perempuan juga banyak. Entah semua rumor itu bener atau enggak nggak ada yang peduli, mereka cuma suka gosip tanpa mau tau kebenarannya. Dan gue adalah salah satu orang yang dulu ikut gosipin dia dan nyebarin kejelekan dia di Saraswati. Karena lo tau sendiri kan anak Saraswati sama Garuda nggak akan pernah akur sampai kapanpun."
Hening sejenak, terlihat Lulu mencerna kalimat demi kalimat yang Sinta lontarkan. Memahami sedikit demi sedikit maksud perempuan dihadapannya ini.
"Lulu, gue baru tau Haidar nggak seburuk dan sejelek yang digosipkan di Saraswati setelah pindah ke sini dan liat dia secara langsung. Awalnya gue biasa aja, tapi ternyata semakin diperhatikan dia menarik perhatian gue. Dia juga sosok yang baik hati, bahkan lebih dari yang gue pikirkan. Gue kagum awalnya dan jatuh hati pada akhirnya."
Lulu terdiam. Bingung mau menanggapi seperti apa.
"Dan, mungkin ini karma gue karena dulu sempet jelek-jelekin Haidar sampe akhirnya sekarang gue malah jadi suka sama dia. Plis Lu, ngertiin gue ya?" pungkas Sinta. Kedua matanya menatap Lulu meminta pengertian dari temannya itu.
Lulu menarik nafas panjang, "Tapi lo salah kalo harus rusak hubungan orang lain demi dapetin cowok yang lo suka, meski ini karma buat lo. Sin, tau kan maksud gue? Gue nggak nyalahin lo karena lo suka sama Haidar kok, salahnya disini karena lo mau rebut Haidar dan rusak hubungan dia sama pacarnya, ngerti kan maksud gue?" Lulu mencoba menyuarakan apa yang ada di dalam pikirannya. Dia tidak bisa membenarkan Sinta, tapi tidak bisa juga menyalahkannya karena itu bukan haknya. Menyukai seseorang bukanlah kesalahan. Bukan juga dosa, Sinta berhak menyukai siapa saja asal caranya benar. Meski Sinta punya alasan, caranya yang ingin mendapatkan Haidar tidak bisa dibenarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me, the Sun [TELAH TERBIT]
FanfictionJatuh cinta dengan orang tengil adalah tragedi paling menyenangkan.