im a savage.
ㅡK.
***
Kartika Dwiningrat Soesanto merupakan dua bersaudara dari generasi ke-3 keluarga Dwiningrat. Memiliki satu kakak laki-laki yang lima tahun lebih tua, Kastara Hardian Dwiningrat.
Menjadi putri dan adik perempuan kesayangan di keluarganya, semua keinginan Kartika selalu terpenuhi. Hingga kisah cintanya yang paling fenomenalㅡyang sempat tidak mendapatkan restu ayahnyaㅡpernikahannya dengan Herawan terdengar seperti kisah dongeng yang populer sejak berabad lalu. Kisah tentang gadis borjuis yang menikahi kaum proletar. Kartika yang merupakan putri taipan Indonesia berdarah biru sedangkan Herawan yang hanya orang biasa, anak dari pedagang sayur di perbatasan Yogyakarta. Benjamin Dwiningratㅡayah Kartika pada akhirnya mengalah, memilih memberikan restunya demi putrinya hidup bahagia. Sekali lagi memenuhi keinginan putrinya dan mengalahkan egonya.
Setelah puluhan tahun berlalu sejak pernikahan bak dongeng kala itu, kini kedua putra Kartika menjadi cucu kesayangan untuk kakek usia 73 tahun itu. Benjamin dan istrinya sangat menyayangi cucu-cucu tergemasnya. Tidak ada lagi penyesalan atas restu yang pernah diberikannya untuk pernikahan sang putri. Dion cucu pertamanya yang berkepribadian tenang dan pendiam bak air dalam tak beriak, dan si bungsu Haidar yang tidak bisa duduk diam barang lima menit seperti ada paku yang menancap di pantatnya. Kedua cucunya seperti dua sisi koin yang berlawanan, memiliki kepribadian yang berbeda tetapi lucu sekaligus menggemaskan jika keduanya dikombinasikan bersama. Dion dan Haidar adalah cucu paling berharga yang pernah Benjamin miliki.
Kartika memang bukanlah penerus langsung Dwiningrat Group setelah ayahnya, karena Kastara-lah yang berhak meneruskan. Namun setelah Kastara, tahta selanjutnya dari kepemimpinan perusahaan konglomerat itu nantinya akan jatuh pada kedua putranya, Dion dan Haidar. Hal itu dikarenakan kakak laki-lakinya tidak memiliki satupun keturunan. Menjadikan Dion dan Haidar cucu emas Benjamin yang memegang estafet mahkota kerajaan Dwiningrat.
Dari sepenggal kisah di atas dan meninjau apa saja yang telah terjadi belakangan ini, menceritakan kepada Benjamin tentang suaminya yang dijebak musuh politiknya, kedua putranya yang harus menghadapi sentimen publik akibat kasus itu, dan dirinya yang menjadi bahan gunjingan kaum elit sosialita, pasti sudah cukup untuk menyulut api emosi ayahnya. Tidak mungkin ayahnya akan diam saja melihatnya bersusah payah, terlebih melihat cucunya mengalami masa sulit. Mana bisa kakek tua itu berdiam diri hanya menonton?
Setelah menceritakan semuanya kepada Benjamin, yang Kartika inginkan hanyalah sedikit bantuan dari kakek tua itu untuk menggunakan sedikit kekuasaan miliknya guna membantunya.
"Nanti kalau sudah ketahuan siapa pelakunya hancurkan saja mereka. Memangnya ada yang lebih berharga dari cucu kesayangan Papi?"
YES!
Hanya dengan mengingat sepenggal kalimat tadi senyum berseri menghiasi wajah Kartika. Mengadu pada Benjamin adalah pilihan terbaik, Kartika tidak perlu takut pada apapun lagi. Terlebih ayahnya bersedia meminjamkan kekuasaan miliknya dan memberikan izin padanya menggunakan semua kekuasaan itu untuk menghancurkan musuh-musuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me, the Sun [TELAH TERBIT]
FanfictionJatuh cinta dengan orang tengil adalah tragedi paling menyenangkan.