Dia tidak pergi, dia tidak hilang. Hanya saja lokasi keberadaannya tidak diketahui. Suatu hari nanti saat dia ingat kembali jalan menuju rumah, dia pasti akan pulang.
***
Sudah tahu kabar terkini Haidar Soesanto dari kelas 12 Ipa 1?
Katanya sekarang dia koma.
Teman papiku yang bekerja di rumah sakit tempat Haidar di rawat bilang, katanya Haidar hampir mati. Sekarang pun keadaannya tidak baik, anak itu sekarat.
Pantas saja wajah Pak Edi dan Bu Endang murung hari belakangan ini. Murid favoritnya sedang bertaruh nyawa rupanya.
Dan kalian tahu, berita utama hari ini yang paling mengejutkan?!
Ayahnya Haidar yang dituduh atas kasus suap waktu itu ternyata dinyatakan tidak bersalah.
Katanya cuma salah paham.
Bukan, dari berita yang ku baca katanya gubernur DKI yang waktu itu menjebaknya.
Oh ya?
Sinting!
Alasannya sepele, katanya Bu Anggun sengaja menjebak ayah Haidar karena Mendagri itu memperlambat prosedur pembangunan Green City.
Jadi, uang suap 150 juta itu dikirim sengaja untuk menjebak mereka?
Benar. Sengaja.
Gila!
Hahaha. Konyolnya kalian semua percaya pada berita dari media online itu!
Hey! Kalian harus bertanggungjawab atas ketikan jahat kalian kepada Haidar untuk yang waktu itu!
Bukan aku, tapi dia! Dia yang sudah mencaci maki Haidar dengan kata-kata paling kasar yang pernah ada di bumi untuk cowok itu! Aku hanya melihat, aku tidak ikut-ikutan!
Sumpah ya! Aku tidak bersalah tahu! Yang salah adalah portal berita itu yang menggiring opini publik! Aku korban mereka, bukan pelaku!
Benar, reaksiku wajar saat itu kalau tidak suka dengan Haidar. Semua orang juga tidak suka padanya waktu itu. Jadi aku tidak perlu merasa bersalah apalagi meminta maaf. Tidak perlu.
Haha lucu, toh bukan hanya aku seorang yang melakukannya. Ingat, kita membully Haidar bersama-sama.
Hahaha anak gila, psiko gila! Terserah kalian. Aku hanya memberitahu hal yang benar.
Terima kasih tapi aku tidak butuh. Toh Haidar sekarang koma, meminta maaf pun anak itu tidak akan tahu. Buat apa meminta maaf kepada orang yang mau mati?
Adara yang tengah duduk di kantin telah menahan diri sejauh yang dia bisa. Tapi mulut setan-setan itu tidak bisa diam.
Lalu untuk apa Adara bersabar?
Gadis itu berdiri. Menggebrak meja. Melihat sekelilingnya yang kini balik melihat ke arahnya. Akhirnya mulut manusia busuk itu diam.
"Apa liat-liat. Kalian merasa keganggu?" ucapnya nyalang. Susah payah dia memaksakan diri ke sekolah, tapi tempat ini tetap saja tidak bisa bersahabat.
"Gue juga. Mulut kalian brisik. Ganggu banget tau nggak sih? Bisa nggak sih sehari aja kalian nggak usah omong kosong? Berhenti jadi manusia sampah. Kalian disekolahin, otak kalian sekolah buat jadi pinter. Tapi kalo otak kalian pinter bukan berarti mulut sama hati kalian ikutan berpendidikan. Mulut sama hati sama busuknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me, the Sun [TELAH TERBIT]
FanficJatuh cinta dengan orang tengil adalah tragedi paling menyenangkan.