Mohon maaf jika ada
Typo bertebaran
.
.
.
.
.
.Seonghwa berjalan dikoridor sekolahnya dengan langkah yang terburu buru. Ia masuk kedalam kelas dengan nafas nya yang memburu.
"Winda" panggil seonghwa
Orang yang dipanggil winda menoleh "apa?" Tanyanya.
Seonghwa mendekati winda dan berdiri didepannya duduk "ocha kemana?" Tanyanya.
"Ocha? Gatau"
"Lo kan temennya masa gatau"
"Lo kan pacarnya masa gatau"
Seonghwa bungkam kemudian ia memutar bola matanya malas. Lalu ia melenggang pergi dari kelas kekasihnya.
Winda terkekeh berhasil membuat seonghwa kalah.
Seonghwa tidak bisa fokus belajar, ia tampak gelisah sekali membuat teman sebangkunya menatap kesal seonghwa.
"Perasaan pak dewa ngejelasin tentang rumus bukan tentang malam pertama" celetuk yeosang.
Seonghwa menoleh ke arah yeosang dengan dahi berkerut.
yeosang juga menoleh sekilas ke arah seonghwa dan kembali melihat pak dewa guru mereka sedang menjelaskan tentang pelajaran "muka lo kaya orang yang lagi nahan rangsangan" ucapnya lagi membuat seonghwa dengan refleks memukulnya.
"Sialan!"
yeosang mengelus lengannya "emang kan?! Muka lo kaya orang lagi nahan rangsangan"
"Sembarangan amat lo! Pindah tempat ga!" Kesal seonghwa.
"Dih dih dih, abang ravin ambekan ah"
"Ya elo sembarangan, orang lagi mikirin sesuatu bukan nahan rangsangan bego!"
"Yaudah si santuy mamank! Gak usah ngusir segala"
"Kalian berdua yang dibelakang! Maju sini kedepan" ucap pak dewa yang sepertinya mendengar pertengkaran seonghwa dan yeosang.
Seonghwa dan yeosang melihat kedepan. Pak dewa sedang menatap mereka tajam sembari berkacak pinggang.
"Dia aja pak, dia kan yang ngajak emosi" ucap seonghwa seraya menunjuk yeosang.
Yang ditunjuk merasa tidak terima "apa apaan?! Ko gua? Lo yang mukanya kaya nahan rang-"
Mulut yeosang dibekap oleh seonghwa, ia tahu pasti yeosang berbicara yang akan memalukannya padahal seonghwa gelisah bukan menahan itu.
"Mpppp"
Semua murid menyerngitkan keningnya melihat mereka berdua. Pak dewa berdecak "apa aldo?!"
Seonghwa semakin menekan dekapannya membuat yeosang sulit bernapas.
"Woy anak orang mati dong!" teriak tesya.
"Bodo!" Ketus seonghwa.
"Ravin lepaskan aldo!" perintah pak dewa
Namun seonghwa menggeleng membuat pak dewa mendengus.
"Ravin!"
"I-iya pak" seonghwa membisikan ke telinga yeosang "kalo lo berani bilang kalo gua nahan rangsangan, gua ga yakin kita besok bisa tatap muka apa kaga" bisiknya lalu melepaskan tangannya dari mulut yeosang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Promises [Park Seonghwa]
General Fiction"Janjimu terlalu indah untuk diucapkan dan terlalu menyakitkan untuk diungkiri" Never Give Up Before God Says "NeverMind" "BEAUTIFUL PROMISES" "Comeback because i love you and i will keep my beautiful promises" Jangan buat aku...