Chapter 09. Painful

227 56 16
                                    

Seonghwa bangun dari tidurnya, ia melihat jam dinding yang ada dikamarnya menunjukkan pukul 07:58. Seonghwa memijat pelipisnya merasa pusing tidak tahu kenapa.

Ah iya! Seonghwa baru ingat ia semalam mabuk. Seonghwa tersenyum miring ketika mengingat soal ia minum dan yah perempuan itu, perempuan yang semalam jadi tunangannya Yunho.

Seonghwa yakin bahwa itu adalah Ocha, perempuan yang selama satu tahun ini ia cari. Seonghwa tertawa pilu ketika membayangkan wajah perempuan itu tampak cantik dan senyuman yang lebar menunjukkan bahwa dia sedang bahagia.

Hatinya begitu sesak, perempuan yang ia cari selama ini sudah ia temukan. Perasaanya campur aduk, ia merasa bahagia telah menemukan perempuan itu yang sudah dianggap telah tiada oleh orang orang. Tapi ia juga merasa kecewa perempuan itu masih hidup, tapi mengapa ia tidak menepati janjinya yang ia ucapkan untuknya.

Seonghwa merasa heran sekaligus dibuat bingung dengan fakta yang mengatakan bahwa dia masih hidup. Mengapa ocha tidak kembali ke indonesia dan menjalin hubungan dengannya lagi? Mengapa gadis itu diam disini dan bertunangan dengan lelaki lain? Dan mengapa orang orang bilang bahwa ocha telah tiada karena penyakit berbahaya itu telah merenggut nyawanya.

Seonghwa memegang kepalanya merasa pusing luar biasa memikirkan pertanyaan didalam benaknya. "Apa yang terjadi sebenarnya, chaa" lirihnya

Seonghwa tahu, pasti ada yang terjadi sesuatu sehingga ocha tidak kembali ke indonesia dan tidak menepati janji nya. Janji yang indah yang ia ucapkan untuk seonghwa.

"Arghhh" seonghwa memegang kuat kepalanya merasa sakit luar biasa. Seonghwa merangkang untuk turun dari kasur, namun kepalanya begitu terasa pusing membuatnya limbung dan jatuh.

Seonghwa tertawa, dia begitu lemah sekali hanya minum dan memikirkan ocha kepalanya begitu sakit luar biasa. Bukan hanya kepalanya yang terasa sakit, tapi hatinya juga begitu sakit dan sesak karna sebuah fakta yang telah menamparnya.

"Chaaa" lirihnya disela sela sakitnya yang menjalar dikepalanya.

Ceklek

Hongjoong terkejut melihat seonghwa tersungkur dilantai, dengan segera pemuda itu langsung membantu seonghwa "Lo kenapa?" Tanyanya cemas

Hongjoong membawa seonghwa ke atas kasur dan menidurkan seonghwa yang masih setia tangannya memegang kepalanya terasa berdenyut. Hongjoong berdecak "ck, kalau lemah gak usah sok sok-an minum. Kerasakan efeknya gimana?" Cibirnya membuat seonghwa mendengus.

"Pergi!" Usirnya membuat hongjoong tersentak. Suara berat seonghwa jika sedang marah sangat menyeramkan.

"Dih sakit tapi tetep aja masih galak sama dede" balas hongjoong dengan nada disedih sedihkan dan raut wajah memelas.

"Pergi, rel" lirih seonghwa dingin

"Vin?"

"Gua bilang pergi ya pergi!" Teriaknya membuat hongjoong terkejut. Hongjoong menghela napasnya, ia bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar hongjoong

Seonghwa menghela napasnya, ia memegang kepalanya yang masih setia berdenyut. Seonghwa memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di kepala kasur. Ia tertawa mengingat wajah gadis itu yang tampak bahagia sekali.

"Sialan" gumamnya

Setelah sakit nya mereda, seonghwa membuka matanya dan turun dari kasur. Ia melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi.
.

..

Hongjoong melihat seonghwa yang tengah menuruni anak tangga satu persatu. Pemuda itu tampak tampan sekali dengan baju hitam dibaluti jaket jeans berwarna navy dan celana jeans berwarna hitam.

Beautiful Promises [Park Seonghwa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang