Seminggu berlalu Terasa satu hari bagi Seonghwa. Dalam seminggu ini, Seonghwa menghabiskan harinya dengan cara membosankan.
Bangun, kuliah, pulang, tidur dan seperti itu seterusnya. Tidak ada yang spesial, dia seperti seseorang yang kehilangan kehidupannya, Tapi itu memang benar.
Raga Seonghwa hidup, tapi jiwanya sudah mati. Mati ditelan kesakitan yang diberikan oleh seseorang yang sangat ia cintai.
Dunia kejam sekali, seakan dunia ini membencinya karena ia diberi kesakitan yang sangat luar biasa. Untuk apa mereka dipertemukan kembali tapi pada akhirnya mereka akan terpisah kembali. Terpisah selamanya.
Tapi, Seonghwa berusaha menerimanya. Menerima takdirnya dengan Ikhlas. Mungkin mereka memang tidak berjodoh.
Mau tidak mau Seonghwa harus mengikhlaskan Ocha. Meskipun itu sulit dan menyakitkan.
"Kamu tahu apa artinya pertemuan?" Tanya Carlna kepada Seonghwa yang tengah melamun.
"Gak tahu" jawab Seonghwa tanpa mengalihkan pandangannya dari orang-orang yang tengah bermain.
"Yaitu perpisahaan" balas Carlna. "Setiap pertemuan pasti selalu ada perpisahan" ujarnya membuat Seonghwa menoleh.
Carlna juga menoleh ke arah Seonghwa ia tersenyum lebar menatap pemuda ini. "Cinta itu gak harus memiliki, Vin. Yang sebenarnya cinta adalah bahagia melihat orang yang kita cintai bahagia bersama orang lain"
Seonghwa mematung mendengar penuturan dari Carlna. "Memang menyakitkan, tapi jika dia bukan jodoh kita, kita bisa apa? Kita cuman bisa harus mengikhlaskan dia"
Carlna memegang punggung tangan Seonghwa membuat sang empunya menoleh. "Dibalik sebuah kepahitan, ada sebuah kebahagian yang akan datang" ujarnya saling menatap.
Seonghwa tersenyum, ia menghela napasnya berat seraya mengalihkan pandangannya dan mendongak menatap langit yang sangat indah. "Beautiful promise, mengapa dia mengatakan sebuah janji yang indah? Jika dia tidak bisa menepatinya?"
"Karena kita tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita nanti" jawab Carlna membuat Seonghwa tersenyum.
"Dari senja kita belajar, bahwa ke indahan tidak ada yang abadi" ujar Seonghwa menatap langit dengan tatapan sendunya.
"Keindahan memang tidak ada yang abadi, tapi yang abadi adalah hanya kenangan. Kenangan indah aku bersamanya" Seonghwa tersenyum membuat Carlna ikut tersenyum.
"Aku sayang kamu, Cha. Aku bahagia sudah mencintai kamu"
"Haha ayo kejar!" Hongjoong datang berlari dengan tangannya memegang sebuah makanan cair.
Yeosang mengejar Hongjoong dengan wajah yang penuh dengan cream dan raut wajahnya yang sangat kesal.
Carlna yang melihatnya tertawa begitupun Seonghwa.
"Sialan ya kamu sayang!" Teriak Yeosang.
"Yamaaf" Hongjoong menjulurkan lidahnya membuat Yeosang merenggut kesal.
Yeosang berlari mengejar Hongjoong yang berlari sembunyi dibelakang Seonghwa dan Carlna yang tengah duduk diatas bangku.
"Yeuu pengecut lo ah! Masa lo sembunyi sih?! Sini lo saprudin!" Kesal Yeosang.
Seonghwa dan Carlna tidak kuat menahan tawanya melihat wajah Yeosang yang banyak sekali es krim. Hongjoong menjulurkan lidahnya. "Bodo amat yang penting babang aman" balasnya.
"Awas ya lo!" Yeosang berlari menghampiri Hongjoong namun Hongjoong naik keatas bangku yang diduduki Seonghwa dan Carlna dan ia kembali turun.
"Ayo kejar babang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Promises [Park Seonghwa]
General Fiction"Janjimu terlalu indah untuk diucapkan dan terlalu menyakitkan untuk diungkiri" Never Give Up Before God Says "NeverMind" "BEAUTIFUL PROMISES" "Comeback because i love you and i will keep my beautiful promises" Jangan buat aku...