"Shhhhhh" seonghwa meringis ketika cairan dingin menyentuh lukanya. Carlna yang mengobatinya saja merasakan ngilunya luka yang ditinggalkan oleh yunho ke wajah seonghwa.
"Sakit ya?" Tanya carlna hati hati
"Sakitlah!" Jawab seonghwa sedikit membentak membuat carlna terkejut. Carlna mencoba untuk tersenyum, ia mengerti perasaan seonghwa sekarang yang sedang tidak baik baik saja.
Perasaan seonghwa sekarang sedang terluka karena sebuah fakta yang telah menamparnya. Dan perasaannya juga terluka karena perkataan seonghwa selalu membuat perasaanya terluka.
"Maaf" lirih carlna
Seonghwa menoleh ke arah carlna yang sudah mengobati luka yang yunho berikan untuknya. Ia menghela napasnya "jadi bisa mulai cerita?" Tanyanya
Carlna mengangguk. "Aku yang paksa farrel buat cerita tentang masalalu kamu" ujar carlna
Seonghwa berdecak "orang luar pengen tahu cerita masalalu gua. Gak sopan namanya"
Carlna terdiam terkejut mendengar ucapan dari seonghwa. Tidak tahu kenapa hatinya merasa sedikit tidak rela ketika ia disebut orang luar. "I know"
"Awalnya emang aku gak berhak tau masalalu kamu karna aku orang lain. Tapi karna aku yang terlanjur penasaran apa yang terjadi sama kamu dulu sampai-sampai kamu minum, minuman yang gak kamu suka" carlna menghela napasnya "aku paksa farrel cerita semuanya dan kebetulan devan ada sangkut pautnya"
"Dan karena aku sahabatnya devan, aku harus ikut campur dalam masalah" perkataan carlna membuat seonghwa tertawa.
"Lo sama dia hanya friend. Gak lebih. Gak usah ikut campur lah"
Carlna terdiam mendengar penuturan yang lelaki itu lontarkan. Ya, dia benar. Dia dan yunho hanya teman, bukan lebih. Jadi dia tidak usah ikut campur.
"Aku sama dia sahabatan udah lama. Dan aku udah anggap dia saudara aku begitupun sebaliknya" jawab carlna. Apakah salah dia ikut campur urusan ini karena ada yunho, dan juga dia menyukai seonghwa.
"To the point aja bisa?!" Tanya seonghwa sedikit berteriak membuat carlna terperanjat.
"Vin, bisa gak kamu gak usah bentak aku?" Tanyanya sudah kesal mengapa seonghwa tidak berbicara santai saja. Pemuda ini terus saja membentaknya. Tidakkah berpikir bahwa perkataanya menyakitinya?
Seonghwa menatap carlna tanpa eskpresi
"Kamu gak mikir kalau kamu udah ngebentak aku? Dan perkataan kamu itu nyakitiin perasaan aku vin! Apa salah aku? Ya aku tau, aku gak ada hak buat ikut campur masalah kamu. Tapi apakah salah aku pengen ikut campur karena ada devan?!"Seonghwa tertawa, membuat carlna geram. "lo udah ikut sama masalah orang lain. Dan lo sama devan cuman teman, gak ada hubungan darah, so lo gak ada hak buat ikut campur" sarkasnya.
Carlna terhenyak, mengapa seonghwa menjadi seperti ini?. "Emang aku salah? Kalau aku pengen bantu kamu?" Tanya carlna dengan mata yang berkaca kaca.
Seonghwa mengkerutkan keningnya "gua gak butuh bantuan lo" balasnya "gua bisa sendiri" ujarnya lalu bangkit dari duduk dan melangkahkan kakinya pergi dari taman kota meninggalkan carlna sendiri disana.
Air mata carlna menetes melihat kepergian seonghwa. Ia tersenyum miris, dia seperti tidak ada harga dirinya dibentak bentak oleh lelaki. Carlna masih tidak mengerti dengan seonghwa, mengapa pemuda itu begitu marah kepadanya? Dia hanya ingin membantunya saja. Apa itu salah?
"Apakah masalalu kamu itu adalah aib yang besar?" Carlna mengusap air matanya. "Aku cuman pengen bantu kamu, vin. Aku cuman pengen tahu masalalu kamu sama dia. Apa itu salah?" Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Promises [Park Seonghwa]
General Fiction"Janjimu terlalu indah untuk diucapkan dan terlalu menyakitkan untuk diungkiri" Never Give Up Before God Says "NeverMind" "BEAUTIFUL PROMISES" "Comeback because i love you and i will keep my beautiful promises" Jangan buat aku...