Chapter 17. Succeed

180 51 13
                                    

Yeosang sedari tadi terus menatap ocha begitupun seonghwa. Mata mereka berdua tak lepas dari wajah gadis yang sudah setahun lebih ini menghilang.

Hongjoong memutar bola matanya malas, tidakkah mereka berdua berfikir jika mereka menatap ocha seperti itu membuat sang empunya merasa risih?

Ocha mengajak seonghwa, hongjoong dan yeosang ke sebuah cafe untuk mengobrol. Dan tentu saja seonghwa sangat senang sekali dengan hal ini begitupun yeosang dan hongjoong juga.

"Carlna udah cerita semuanya" ujar ocha mulai membuka pembicaraan.

Seonghwa mengkerutkan keninganya. "Cerita apa?" Tanyanya.

"Kalau kamu temen dari kecil aku" jawabnya membuat seonghwa terkejut. Teman dari kecil? Bukankah ia pacarnya dan yeosang lah teman dari kecilnya.

Yeosang terkejut dengan jawaban dari ocha. Bukankah carlna bilang bahwa ia belum melakukan ide yang hongjoong buat? Mengapa gadis itu berbohong.

Begitupun hongjoong, ia juga terkejut. Mengapa carlna tidak bercerita bahwa dia sudah melakukan tugasnya.

"Maks-"

"Nanti gua jelasin, lo ikutin aja dulu" bisik hongjoong kepada seonghwa.

Seonghwa menoleh ke arah hongjoong dengan dahi berkerut. "Lo rencanain apa sih?!" Kesalnya merasa tidak mengerti.

Hongjoong menghela napasnya. "Al, pulang yu?" Ajaknya seraya bangkit berdiri dari duduknya.

Yeosang menatap hongjoong dengan mata membola, mengajaknya pulang? Dia baru saja beberapa menit bertemu dengan ocha yang hilang selama setahun lebih ini, dan hongjoong malah mengajaknya pulang?

"Lo aja!" Tolaknya cepat.

Hongjoong mendelik "dih! Ayo!" Paksanya sembari memegang tangan yeosang agar bangkit.

"Gak mau anjeng!"

Ocha menatap mereka berdua datar. Hongjoong berdecak, ia membisikan sesuatu ketelinga aldo. "Kita biarin ravin sama ocha ngobrol berdua. Ngerti sikit lah bambang!" Bisiknya.

Yeosang menghela napasnya. Ia menoleh ke arah seonghwa dan ocha yang tengah menatap mereka datar. "Padahal baru aja ngerasain kaya jaman SMA lagi" gumamnya merasa kecewa.

"Yaudah" yeosang bangkit berdiri. "Kita pulang!" Ketusnya membuat senyum hongjoong terangkat.

Seonghwa hanya diam saja, ia tahu hongjoong mengajak pulang yeosang agar ia dan ocha bisa mengobrol berdua saja. "Minta no kamu, cha" ujar yeosang sembari menyodorkan ponselnya.

Ocha menatap yeosang dengan dahi berkerut. Mengapa orang asing ini meminta nomor ponselnya. "For what? And who cha?" Tanyanya.

"Loh?" Yeosang mengkerutkan keningnya. Hongjoong berdecak. "Namanya arina bego!" Bisiknya.

"Arina?" Hongjoong mengangguk. "Kan dia hilang ingatan sat" bisik hongjoong lagi.

"Yeah, biar kita lebih akrab, rin"

Meskipun tidak tahu mengapa yeosang tiba tiba meminta nomor ponselnya, ocha tetep memberikannya karena jika menolak ia tidak enak hati.

Yeosang tersenyum sumringah ketika ocha mengetik nomor nya diponsel yeosang. Ocha memberikan kembali ponsel yeosang. "Makasih chaca" ujar yeosang dengan senyumnya.

Ocha mengkerutkan keningnya. "Eh maksudnya arin. Hehe" seonghwa memutar bola matanya malas.

"Hm yaudah kita pamit dulu ya?" Ujar hongjoong dibalas anggukan oleh ocha dan seonghwa

Hongjoong memaksa membawa yeosang pergi dari sana, karena pemuda itu tidak bergerak sekali dari tempatnya. "Ayo setan! Kita gone monkay!" Bisik hongjoong gemas

Beautiful Promises [Park Seonghwa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang