Chapter 42. Worried

288 33 27
                                    

Seharusnya besok adalah pernikahan Ocha dengan Yunho. Namun itu semua tidak terjadi karena sebuah kebenaran yang terkuak. Dan sekarang hanya menyisakkan kesedihan bagi Ocha yang mendalam atas kebohongannya.

Ocha mengelus Pipi Seonghwa yang terlelap damai dalam tidurnya. Ocha tersenyum dengan air mata yang menetes keluar. Seonghwa koma akibat kecelakaan yang dialaminya sangat parah sehingga mengakibatkan benturan keras dikepalanya.

"Vin" lirihnya

"Cepet bangun, Vin. Karena aku sayang kamu" ujarnya sembari menatap Seonghwa yang damai dalam tidurnya.

"Mama aku sama papa aku udah maafin aku. Mereka setuju jika kamu sama aku balikan lagi hiks"

"Cepet bangun, Vin. Aku bakal tepatin janji yang pernah aku bilang. Aku bakal tepatin janji itu"

"Bangun Vin bangun hiks hiks hiks" Ocha menenggelamkan wajahnya dilengan Seonghwa yang terbaring lemah.

Suasana sangat hening sekali, hanya ada suara isak tangis Ocha yang perlahan mulai mereda dan hanya suara EKG yang merekam aktivitas elektrik didalam jantung Seonghwa yang terdengar.

Ocha kembali menatap Seonghwa dengan mata sembabnya. Ia kembali mengelus wajah Seonghwa dengan lembut. "Maafin aku. karena aku, kamu selama ini harus tersiksa sama rasa sayang kamu ke aku,Vin. Maaf" lirihnya dengan kepala yang ia tundukkan.

Ceklek

Pintu ruangan Seonghwa dirawat terbuka dan menampakkan wajah Carlna. "Aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ujar Carlna.

Ocha menganggukkan kepalanya. Sebelum ia pergi, ia menatap Seonghwa terlebih dahulu. "Aku keluar dulu, Vin" pamitnya.

Ocha menghampiri Carlna yang berdiri diambang pintu. Dan merekapun keluar bersama. Ocha melihat Dona yang tengah menatap Kosong dengan kepalanya yang disenderkan dibahu Hongjoong.

Dona dan Hendra langsung ke london setelah diberi tahu bahwa Seonghwa mengalami kecelakaan. Ocha menunduk melewati Dona dan Hongjoong. Sedangkan Yeosang dan Hendra tidak ada disana, mereka tengah sibuk mengurusi surat-surat rumah sakit.

Carlna mengajak Ocha untuk mengobrol ditaman rumah sakit ini. Mereka berjalan beberapa meter dan sampai disebuah taman rumah sakit ini. Mereka berdua duduk disebuah bangku taman ini.

Carlna menghela napasnya dan menatap langit dengan tatapan sendunya. "Maafin aku soal kemarin" ujar Carlna. Ia pun menundukkan kepalanya. "Aku lagi emosi, Rin. Aku lagi takut kemarin"

Ocha terdiam dengan kepala ia tundukkan. "Kamu pantas marah sama aku ko. Kamu pantas" balas Ocha dengan nada lirih.

Carlna menoleh ke arah Ocha. "Kamu tahu perjuangan Ravin selama ini?" Tanyanya membuat Ocha mendongak dan menatapnya.

"Selama dua tahun ini dia nyari kamu. Dia gak percaya sama apa yang dibilang ibu kamu kalau kamu meninggal. Mungkin karena perasaan dia ke kamu lebih kuat atau karena dia sayang banget sama kamu bikin dia yakin kalau kamu masih hidup" Carlna menghela napasnya dan kembali menatap langit.

"Selama dua tahun dia cari kamu, menahan rasa kerinduan dan terus menyangkal bahwa kamu udah gak ada"

Ocha menundukkan kepalanya. Hatinya berdenyut sakit. "Dia sayang sama kamu sampai segitunya. Dia berjuang terus cari kamu selama setahun lebih. Coba kamu pikir" Carlna menjeda kalimatnya dan menoleh ke arah Ocha.

"Gak ada laki-laki yang setia dengan cinta walau cintanya itu udah pergi tinggalin dia. Gak ada laki-laki kaya Ravin. Seribu satu, Cha."

Ocha kembali meneteskan air matanya. Kini rasa penyesalannya semakin dalam. "Dan karena kesetiaan Ravin begitu hebat, aku jadi tambah suka sama dia"

Beautiful Promises [Park Seonghwa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang