Seonghwa melangkahkan kakinya dengan tatapan kosongnya. Ia memikirkan ucapan Yeosang semalam. Yeosang menceritakan cerita yang bi Nina ucapkan. Bahwa Ocha juga sangat mencintai Yunho dan bahkan gadis itu sempat akan melakukan bunuh diri.
Sungguh Seonghwa sangat terkejut dengan sebuah fakta ini.
"Cacing gua yang paling gede! Liat nih!"
"Cacing gua lah yang paling gede!"
Mereka bertiga sekarang sedang berjalan dikoridor kampusnya untuk masuk ke kelas. Kelas Yeosang berbeda dengan mereka berdua. Tapi pemuda itu tidak menyadari kelasnya sudah kelewatan karena matanya fokus bermain game.
"Liat dulu punya gua bangsat!" Ucap Yeosang dengan mata fokus bermain game.
"Liat punya gua dulu! Gua gede banget!" Balas Hongjoong matanya fokus bermain game.
"Liat dulu punya gi nih liat nih!" Hongjoong mendekati Yeosang dan menggeser-geser ponselnya tapi matanya fokus bermain game.
"Diem lo anjeng! Gua kalah gua bacok lo!" Ancam Yeosang.
"Ini liat dulu punya gu-"
Brak
"Argh" ringis Hongjoong
Seonghwa menahan tawanya melihat Yeosang dan Hongjoong jatuh menabrak tembok kelasnya. Orang-orang yang melihatnya juga ikut tertawa.
Hongjoong dan Yeosang menahan rasa malunya dan mereka segera bangkit dari jatuhnya.
"Main ya main. Jalan ya jalan. Kalau main sambil jalan, otw jatoh" cibir Seonghwa membuat mereka berdua mendengus.
"Lo kenapa gak kasih tau kita ada tembok coba?!" Kesal Hongjoong.
"Gua juga gak tahu"
"Hilih lo yang fokus jalan masa gak tahu?!"
"Halah berisik lo berdua! Game ya game. Jalan ya jalan!" Ketus Seonghwa masuk kedalam kelasnya meninggalkan mereka berdua yang menahan malu karena orang-orang masih menertawakannya.
"Ayo dah masuk" belum sempat melangkah, Yeosang mengingat sesuatu.
"Eh ini kan bukan kelas gua" ujarnya mengingat.
Hongjoong menoleh. "Lah iya, sana cepet masuk kelas lo" usirnya.
"Lo sih! Ngajak mabar! Jadi kelewat kan kelas gua"
"Dih nyalahin gua. Udah cepet sana pergi!" Hongjoong mendorong tubuh Yeosang. Dengan segara Yeosang berlari menuju kelasnya.
Hongjoong terkekeh, ia melangkahkan kakinya masuk dan duduk dikursi yang bersampingan dengan Seonghwa yang tengah melamun.
"Mau minta ga? Seru loh" ujarnya seraya melanjutkan game nya.
Seonghwa menggeleng. "Sorry, permainan gua lebih berkelas" jawabnya membuat Hongjoong memutar bola matanya malas.
Seonghwa melirik jam arloji yang melingkar dipergelangan tangannya. Masuk kuliah sepuluh menit lagi.
Ting
Notif masuk kedalam ponsel Seonghwa. Dengan segera Seonghwa merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.
Senyum Seonghwa terangkat ketika melihat beberapa pesan masuk dari gadis yang telah ia rindukan.
Segera Seonghwa membacanya.
Maricha Ocha
Ravin, sorry buat minggu yang lalu.
Devan salah paham, aku minta maaf.
Hm btw kamu pasti tau kan aku mau
Nikah sama Devan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Promises [Park Seonghwa]
General Fiction"Janjimu terlalu indah untuk diucapkan dan terlalu menyakitkan untuk diungkiri" Never Give Up Before God Says "NeverMind" "BEAUTIFUL PROMISES" "Comeback because i love you and i will keep my beautiful promises" Jangan buat aku...