PART 8

2.4K 269 2
                                    

Gita memijat pelipisnya kasar,
"Tu-tungu.. aku masih belum mengerti semua ini."

"Tak perlu di mengerti, ini tidak ada hubungannya dengan forensik." timpal Agam tanpa menoleh sekalipun. Matanya tetap fokus di layar komputer.

Gita menghela napas setelah mendengar ucapan Agam. Memang benar jika apa yang ditemukan pria di sampingnya itu tak ada hubungannya sama sekali dengan forensik, situs dark web dengan nama segreto itu benar-benar membuatnya tak memahami semua bagian di dalamnya.

Gita berada di sini karena Lias, rekannya itu penasaran dengan keberadaan Kenny yang entah di mana. Hal itu membuatnya ikut terseret dalam pencarian berbahaya di situs dark web.

Setelah beberapa detik menunggu loading pada laman tautan Kenny, akhirnya mereka dapat melihat apa saja isi profil Kenny pada dark web itu.

'Eksperimen untuk mengubah dunia ada di tanganmu. Cobalah dan dapatkan ratusan juta senilai dengan tingginya IQ mu. Klik link di bawah ini.'

Tulisan berwarna merah dengan latar hitam itu terpampang pada beranda profil Kenny. Tanpa banyak bicara, Agam langsung men-klik tautan link pada tulisan itu. Zayyan, Juna, Lias dan Gita tak henti-hentinya berkomentar pada Agam untuk berhenti mencari tahu keberadaan Kenny.

Selain karena ketua tim mereka melarang, tapi juga karena situs itu memang sangat berbahaya. Namun Agam tetap melakukannya. Ia sangat penasaran dengan apa yang telah diakses oleh anak berusia 19 tahun itu.

"Ini gila! Bagaimana bisa ada sebuah eksperimen untuk mengubah dunia?" ujar Juna yang merasa kegilaan ini sudah di luar batas. Beberapa kali rautnya terlihat sedikit panik, ia takut jika Agam salah menekan tombol dan berakibat fatal. Menemukan pembunuh bayaran atau menemukan hal-hal yang tidak manusiawi misalnya.

Zayyan hanya terdiam dan tampak berpikir. Setelah itu ia menepuk pelan pundak Agam.

"Gam, bisakah kau kembali pada grup chat tadi? Aku merasa ada yang aneh dengan beberapa inisial nama itu." pintanya. Ia memang penasaran dengan grup chat yang sebelumnya sempat mereka baca. Di sisi lain, Zayyan ingin Agam tidak bertindak lebih jauh lagi ketika menelusuri web itu.

"Baiklah, sebentar."

OF17 : "Kurasa kita harus mengikutinya."
TY24 : "Hadiah sebesar itu ditawarkan berdasarkan tingginya IQ, kurasa aku tak mampu."
PX28 : "Hei @TY24 kenapa kau putus asa? Coba saja dan tes IQ mu, jika memenuhi syarat kau bisa saja mendapat ratusan juta."
FW19 : "Aku akan mencobanya! Aku yakin jika aku cukup cerdas untuk mendapat ratusan juta itu."
KH19 : "Akan kupastikan aku juga mengikutinya, kurasa IQ ku memenuhi syarat."
HN50 : "Lebih baik kalian berhati-hati saat mencobanya."
PX28 : "Halo tuan @HN50 , anda memantau kami rupanya."

"Ini. Bukankah kalian--Oh, maksudku kau dan Juna merasa inisial ini tidak asing?" ucap Zayyan dengan menunjuk sebuah kode nama pada layar komputer Agam.

"FW19? FW?" ujar Agam pada dirinya sendiri. Ia menopang jidatnya dengan tangan, rautnya tampak mengingat-ingat sesuatu.

"Flado Wijaya? Anak dari keluarga Wijaya?!" suara Juna mengagetkan semua orang di ruangan itu. Entah mengapa otaknya dapat berpikir lebih cepat dari biasanya.

Tentu saja mengagetkan, karena beberapa hari yang lalu Agam sempat mencari tau informasi mengenai anak itu, dan ternyata mahasiswa jurusan kesehatan Universitas Syldavia itu tak pernah masuk selama dua minggu belakangan ini. Mereka juga sempat terkejut jika Flado akan segera lulus dari kampus ternama itu dua semester lagi. Jangan ditanya kenapa anak itu begitu cepat dalam berkuliah, alasannya sudah jelas, kecerdasannya membuatnya dapat berkuliah lebih awal dibanding anak lainnya.

BLACK CODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang