PART 30

1.8K 212 3
                                    

"Jika itu keinginanmu, aku tak akan melarangmu. Tanyakan padanya mengenai kematian orang tuamu." ucap Nero mengizinkan.

Di hadapannya telah ada Flado yang meminta izinnya untuk pergi keluar menemui Zayyan. Flado bergegas menuju LFN karena ia diberitahu oleh Nero jika Zayyan berada di sana. Bagaimana Nero bisa tahu? Tentu saja dari Ricky, pria yang diperintah Nero untuk mengawasi anak angkatnya dari jauh. Nero hanya masih ingin mengetahui kabar Zayyan, karena semenjak Zayyan mengetahui apa yang telah diperbuatnya di masa lalu, ia tak pernah menghubunginya lagi. Bahkan Zayyan menginap di tempat Agam saat ini.

Layanan Forensik Nasional

"Jadi kurasa Juna mengetahui sesuatu." ucap Gita.

"Bahkan ia menuliskan pesan terakhir yang-" ucapan Rama terpotong karena ada seseorang yang mengetuk pintu.

Tok..tok..tok
Flado mengetuk pintu ruangan Lias, ia diberitahu oleh salah satu karyawan LFN jika Zayyan berada di ruangan Lias.

Gita segera membuka pintu, ia mengangkat satu alisnya saat menatap Flado. Ia sedikit keheranan karena Flado berdiri dengan raut berkeringat. Dapat Gita duga jika anak itu pasti berlari saat menuju ruangannya.

"Kau? Bukankah kau adalah Fla-"

"Maaf, tapi apakah detektif Zayyan berada di sini?" tanyanya dengan celingukan mencari sosok Zayyan di belakang Gita, karena ia masih berada di ambang pintu. Namun nihil, hanya Rama dan Gita yang dilihatnya.

"Ada perlu apa kau mencari Zayyan?" timpal Rama dengan mendekat maju ke arah pintu.

Flado menggigiti bibir bawahnya sendiri, ia merasa ragu untuk bicara. Namun jika tidak bicara, ia tak akan tahu sebab kematian keluarganya dibunuh.

"Apa kau seorang detektif?" tanyanya dengan suara yang kian mengecil. Ia takut jika salah bicara bahkan ketika bertanya.

Rama menganggukan kepalanya.

"Kalau begitu pertemukan aku dengan detektif Zayyan, aku ingin bicara."

"Detektif Zayyan berada di ruang autopsi karena rekannya meninggal. Kau bisa menemuinya nanti saat-"

Tanpa mendengar ucapan Gita lebih lanjut, Flado pergi begitu saja mencari ruang otopsi untuk menemui Zayyan.

Gita dan Rama mengejar Flado, setidaknya Gita memberi tahu ruangan tempat Zayyan berada.

*****

"Zay.." panggil Lias. Melihat Zayyan yang semakin tak karuan membuat Lias menjadi tak tega. Lias menahan air matanya agar tak jatuh lagi, ia melihat Zayyan dari kejauhan yaitu dekat pintu ruang autopsi.

Zayyan mengabaikan suara Lias, ia terus saja berbicara sendiri seolah Juna akan mendengar dan menyaut ucapannya.

"Betapa bodohnya dan egoisnya aku karena berpikir supaya kau hidup kembali meski sebentar saja, hanya agar aku bisa...mengucapkan rasa terima kasihku karena kau begitu sabar memiliki rekan sekaligus teman sepertiku."

"Zay-"
Lias memajukan langkahnya untuk mendekati Zayyan, namun ponselnya berdering, sebuah panggilan masuk. Lias mengeluarkan ponsel dari saku jas lab nya.

Profesor Arwan is calling..

"Ayah?" gumamnya. Ia segera keluar untuk menerima panggilan tersebut.

Lias menghela napas, sejujurnya ia tak ingin mengangkat telepon dari ayahnya. Namun jika dipikir, sudah hampir lima kali ia mengabaikan telepon juga pesan yang dikirim ayahnya. Ia berusaha setenang mungkin dan bersikap biasa saja.

BLACK CODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang