'Perasaan tak bisa kau anggap remeh. Kau bisa saja melukai hati seseorang dengan ketidakjelasan hatimu itu.'
*****
"Zay, gadis yang kau ajak bicara waktu itu bukan Gita, melainkan Lias." jelas Agam dengan menahan tawa. Suasana yang semula sendu akibat kisah masa lalu kelam dari Zayyan dan Agam mendadak berubah menjadi haru karena kesalahpahaman Zayyan selama sembilan belas tahun ini.
Satu fakta terungkap. Gadis yang ditemuinya bahkan memberinya plester luka sembilan belas tahun yang lalu bukanlah Gita, namun Lias. Sungguh, bukan hanya Zayyan, tapi Agam, Lias, dan Gita pun tak habis pikir dan dibuat bingung dengan 'perasaan' yang juga ikut tertukar ini.
Mendengar cerita Zayyan membuat Gita menyadari satu hal. 'Mungkin saja Zayyan salah mengira aku gadis yang ditemuinya karena benda itu.' batinnya. Ia juga baru mengetahui hal ini.
Zayyan sedikit kebingungan dengan perkataan Agam. Ia menyipitkan matanya dan menatap Lias cukup lama, hingga akhirnya ia mengacungkan jari telunjuknya ke wajah wanita itu. Otaknya seakan merespon dengan cepat.
"Jadi kau--"
Lias tersenyum simpul, mendengar akhir cerita dari Zayyan membuat pikiran negatif mengenai Ayahnya mendadak memudar. Perkiraannya beberapa waktu yang lalu benar mengenai Zayyan adalah lelaki yang pernah ditemuinya.
Setidaknya kisah Zayyan yang salah mengira orang dan salah menyukai orang adalah satu kisah menarik untuk diceritakan, sebuah kisah yang mampu mengobrak-abrik perasaan keempatnya hanya karena sebuah gelang.
Sebuah kisah yang menjadikan Agam seorang yang patah hati, bahkan mundur perlahan demi kebahagiaan sahabatnya. Hingga Gita yang terus dibuat penasaran dengan perubahan sikap Agam yang menjadi dingin. Ini juga sebuah kisah yang membuat pintu ruangan Agam rapuh akibat emosi karena penolakan perasaan dari Gita. Kekacauan perasaan ini karena satu kejadian, yaitu salah paham dari seorang Zayyan.
"Kau pasti bingung dan salah sangka karena gelang itu, bukan?" tanya Gita seraya mengeluarkan dua gelang silver dengan ukiran nama Gita L dan Lias G yang berarti nama mereka Gita Leano dan Lias Giovan. Wanita itu masih menyimpannya setelah sembilan belas tahun berlalu.
Zayyan mengambil gelang yang ada di tangan Gita dengan cepat. Ia memperhatikan dua gelang itu dengan seksama, memori ingatannya kembali pada sembilan belas tahun yang lalu.
"Ini. Gadis yang aku ajak bicara menggunakan gelang Gita L ini. Bagaimana bisa dia Lias?" ujarnya serius dengan mengangkat salah satu gelang silver itu ke udara untuk memperlihatkan pada ketiganya. Rautnya begitu serius seakan ini adalah sebuah ujian. Jelas saja, ini adalah ujian perasaan baginya.
Lias mengambil gelang itu dari tangan Zayyan dan kemudian ia berkata, "Zay, kau benar. Gadis yang kau ajak bicara waktu itu memakai gelang ini, dan itu adalah aku. Sebagai tanda persahabatan, aku dan Gita membeli gelang dengan ukiran nama, kemudian kita memakainya dengan bertukar nama agar bisa saling mengingat satu sama lain."
Dengan gerakan spontan, Zayyan menyentuh tangan Lias. Dengan kemampuannya mendeteksi kebohongan orang, ia bisa tahu jika Lias memang tidak sedang berbohong. Kemudian ia menarik tangannya kembali.
Zayyan mengernyitkan dahi memandang Lias dan Gita secara bergantian. Kemudian otaknya berpikir secara otomatis.
'Mereka bertukar gelang? Jadi gadis yang kuajak bicara di depan villa sembilan belas tahun yang lalu adalah Lias? Bukan Gita? Yang benar saja!' batinnya. Ia masih belum bisa mempercayai semuanya.
Agam berdehem pelan, ia membuyarkan lamunan Zayyan seketika. Pria itu pasti merasa malu selama setahun belakangan ini. Gadis yang dicarinya selama bertahun-tahun kini di hadapannya meskipun sempat terjadi momen salah paham hingga salah menyatakan perasaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK CODE
Mistero / ThrillerKasus pembunuhan satu keluarga menuntun tiga orang detektif yang bekerja sama dengan dua dokter forensik untuk menyelidiki suatu kasus besar yang melibatkan perdagangan manusia hingga serangkaian kasus lainnya. Di samping itu, sebuah project besar b...