"Tapi ngomong-ngomong, siapa kau? Dan di mana aku sekarang? Kenapa tempat ini tampak tidak asing bagiku."
Itu adalah ucapan Kenny tepat sebelum Ricky berlalu pergi. Pertanyaannya membuat Ricky kebingungan.
Dan setelah mendengarkan ucapannya, Ricky memandang heran Kenny, senyumnya memudar seketika. Apakah anak itu lupa atas semua hal besar yang terjadi? Bahkan sebenarnya pria itu dengan Kenny pernah bertemu.
Pria itu adalah sekretaris dan sopir pribadi Abraham. Orang yang membantu Kenny dibius dalam ruangan laboratorium untuk dijadikan subjek percobaan.
Namun alih-alih merespon ucapan anak itu, Ricky memilih pergi meninggalkan ruangan rahasia dan membuat Kenny semakin tidak mengerti dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya. Mulai dari ia duduk di sudut ruangan tanpa alasan yang jelas, berkata kalimat yang membuatnya bingung, hingga menyuruhnya mengulangi ucapannya.
Kenny hanya bisa menggerutu di dalam hati. Bahkan sesekali ia menyentuh telinganya sendiri untuk memastikan jika pendengarannya memang normal seperti biasanya. Namun di saat yang bersamaan pula, ia samar-samar mendengar hal aneh yang tak pernah didengarnya. Seperti suara yang sangat kecil tapi entah berasal dari mana. Mungkin saja ini efek dari eksperimen yang baru saja dialaminya. Namun Kenny masih belum menyadarinya.
*****
Tok tok tok..
Suara ketukan pintu tak membuat Nero mengalihkan pandangannya dari layar komputer. Ia tetap terfokus pada apa yang dikerjakannya. Jari-jarinya mengetikkan sesuatu dengan cepat dan diakhiri dengan menekan enter para keyboardnya.
"Apa mereka sudah sadar?" tanyanya tanpa menoleh sekalipun. Matanya berfokus pada layar komputer.
"Kenny sudah sadar, namun Flado masih tak sadarkan diri."
Ricky duduk di sofa yang tak jauh dari Nero. Beberapa saat tak ada obrolan di antara mereka hingga Ricky mulai bersuara.
"Tapi Dok, ada yang aneh. Sepertinya Kenny mengalami amnesia."
Hening. Ucapan Ricky dibiarkan mengambang begitu saja tanpa respon dari Nero. Melihat Nero yang masih terdiam, Ricky mencoba berbicara lagi.
"Dok, apa kau tak terkejut sekalipun dengan tersadarnya Kenny?" lanjutnya.
Nero menghentikkan aktivitasnya mengetik di keyboard, ia membalikkan kursinya dan menatap Ricky dengan santai. Tangannya memegang sebuah botol kecil bertuliskan bidder drug 0C2.
"Aku sudah memprediksi sadarnya Kenny dengan ini. Dan resiko dari eksperimen itu ialah akan mengalami amnesia disosiatif, di mana informasi dari memori otaknya akan hilang sementara akibat cedera otak." jelas Nero dengan mengangkat botol kaca berukuran kecil itu.
Ricky menyipitkan matanya dan melihat benda di depannya dengan sedikit aneh, detik selanjutnya ia tersadar akan sesuatu.
"Bu-bukankah itu? Tunggu...jadi kau menyuntikkan obat itu pada Kenny anakmu, juga Flado? Jadi kau-"
Ricky menghentikkan ucapannya. Ia tak tahu harus melanjutkan kalimatnya menjadi seperti apa. Otaknya terus berpikir, namun bibirnya terasa kaku saat akan mengatakannya. Jangan ditanya kenapa. Tentu saja itu akan menyinggung Nero dan juga masa lalunya mengenai eksperimen yang pernah terjadi.
Raut Nero mendadak sedikit sendu, ia merasa seperti menyesali sesuatu.
"Ya, aku memang membuatnya. Hanya obat ini yang bisa menyembuhkan efek lethal dose dari 0R1. Sebentar lagi mungkin Flado akan tersadar seperti anakku."Ricky mengernyitkan dahi, matanya masih mengarah pada obat yang dipegang oleh Nero. Ia tampak memikirkan sesuatu.
"Tapi bukankah obat 0R1 juga dirimu yang membuatnya? Dan obat itulah yang mendasari adanya eksperimen sembilan belas tahun yang lalu? Dan obat itulah yang membuat adikku..." ucapan Ricky kembali terhenti saat melihat Nero mengangguk pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK CODE
Mystery / ThrillerKasus pembunuhan satu keluarga menuntun tiga orang detektif yang bekerja sama dengan dua dokter forensik untuk menyelidiki suatu kasus besar yang melibatkan perdagangan manusia hingga serangkaian kasus lainnya. Di samping itu, sebuah project besar b...