Langit malam begitu mendung, bau tanah yang mengering masih tercium akibat beberapa jam yang lalu hujan turun membasahi bumi. Kilatan cahaya yang menyilaukan masih bisa terlihat ketika menembus jendela rumah.
Pukul 20:00
Satu jam sebelum pertemuan dengan black boss.DRTDRTT...
Ponsel Lias bergetar, sebuah notifikasi pesan masuk. Ia segera membukanya.Unknown number : "Jika kau ingin ayah tersayangmu selamat, cepat datang ke jalan merah raya. Terlambat satu menit maka jari ayahmu akan terpotong, dan akan berlaku untuk menit-menit berikutnya."
Sontak Lias berdiri dari duduknya, keningnya mengerut. Rasa khawatir dan takut mendadak menyelimuti dirinya. Ia bingung harus melakukan apa saat ini. Rautnya begitu panik, ia berusaha menghubungi ponsel ayahnya namun tidak aktif. Zayyan, satu nama yang terlintas di pikiran Lias. Mungkin pria itu akan membantunya. Namun saat akan menekan tombol panggil, ponsel Lias bergetar lagi. Sebuah pesan masuk dari pengirim yang sama.
Unknown number : "Jangan bersikap bodoh dengan berusaha menghubungi detektif, akan kupenggal kepala ayahmu! Pikirkan baik-baik, Lias."
"AAAA !!!" teriak Lias hingga ponselnya terjatuh. Ia sangat terkejut dengan isi pesan gila itu. Memenggal kepala ayahnya? Sungguh akan menjadi mimpi buruk bagi Lias jika hal itu benar terjadi, ralat---bukan lagi mimpi buruk, melainkan kenyataan tak masuk akal dan gila yang tiba-tiba muncul di hidupnya. Tak ingin mengambil keputusan bodoh yang berisiko, Lias segera berangkat menuju tempat yang dimaksud. Entah apa yang akan terjadi nantinya, yang terpenting ia harus menyelamatkan ayahnya.
.
.
.
Raut Zayyan begitu gelisah, ia memegang ponselnya seperti menunggu kabar seseorang.Clek..
Gita dan Flado masuk ke dalam ruang IT, tempat Zayyan dan Agam berada. Dua detektif muda sudah lebih dari siap untuk bertemu black boss. Mereka sedang memasang rompi hitam anti peluru lengkap beserta pistolnya.
"Oh, kau datang." sapa Agam dengan menoleh sekilas ke arah Gita. Pandangannya kembali pada komputernya.
Saat menoleh, Zayyan memandang belakang Gita, ia mencari sosok Lias yang ternyata tak datang.
"Lias dimana? Apa dia tak datang bersamamu?"
Gita menggeleng pelan, rautnya terlihat ragu untuk menjawab Zayyan. Ia mengecek ponselnya, ia tak menemukan pesan apapun dari Lias.
"Lias bilang akan segera kesini. Saat aku akan menjemputnya ia berkata akan pergi sendiri."
Zayyan mengernyitkan dahi, perasaannya begitu khawatir mengenai Lias. Ia merasa ada yang janggal dengan wanita itu.
"Beberapa menit yang lalu aku mencoba menghubunginya, namun tak diangkat dan pesanku tak dibalas. Ini aneh."Gita mengecek ponselnya kembali, ia baru sadar jika ada dua pesan dari Lias. Satu pesan telah ia baca dan berisi bahwa Lias akan segera datang. Satu pesan lainnya belum Gita baca.
19:32
Lias : "SOS""SOS?" gumam Gita dengan satu alis yang terangkat. Ia sedikit merasa aneh dengan pesan Lias. Baru pertama kalinya Lias mengiriminya sebuah pesan berupa kode.
"Apa katamu?! SOS?!" tanya Zayyan dengan suara meninggi tiba-tiba. Pria itu mengambil ponsel Gita dan membaca isi pesan Lias. Raut Zayyan berubah seketika, ia mendadak marah. Pria itu sangat mengerti apa arti dari kode SOS yang dikirim Lias pada Gita. Hal yang menyangkut keselamatan orang terdekatnya, terutama Lias bisa memacu kemarahan Zayyan. Ia hanya tak ingin tragedi yang menimpa Juna akan terulang kembali pada orang terdekatnya yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK CODE
Mystery / ThrillerKasus pembunuhan satu keluarga menuntun tiga orang detektif yang bekerja sama dengan dua dokter forensik untuk menyelidiki suatu kasus besar yang melibatkan perdagangan manusia hingga serangkaian kasus lainnya. Di samping itu, sebuah project besar b...