PART 18

1.9K 219 5
                                    

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan...'

"Haish! Kenapa dia tidak bisa dihubungi?!" gerutu Agam. Ia sedang berusaha menelepon Zayyan berulang kali, namun suara yang didengar tetap sama. Ponsel Zayyan sedang tidak aktif.

Gita menatap Agam keheranan. Sudah hampir tiga puluh menit pria itu melakukan aktivitasnya. Menelepon Zayyan, mengiriminya pesan, dan juga pesan suara. Namun tetap saja belum ada balasan atau jawaban dari Zayyan.

Setelah pernyataan Agam beberapa menit lalu, Gita semakin penasaran oleh apa yang diucapkan pria berkemeja putih polos itu. Mengapa cerita sembilan belas tahun yang lalu begitu penting bagi mereka? Bahkan tak ada hal istimewa sekalipun bagi Gita. Berulang kali ia bertanya, namun tetap seperti biasa, Agam mengabaikannya.

Agam menggenggam ponselnya dan berjalan mondar-mandir di depan Gita layaknya sedang menunggu sesuatu.

"Gam? Bisakah setidaknya kau katakan padaku mengenai hal yang kau ketahui itu? Jangan membuatku semakin penasaran dengan tingkahmu."

Agam menghentikkan langkah kakinya untuk mondar-mandir di depan Gita. Ia menoleh seraya berkata, "Dulu...kau tak pernah bertemu dengan Zayyan Git."

Gita mengernyit heran, ia memang menyadari jika sosok Zayyan begitu asing di ingatannya sembilan belas tahun yang lalu. Namun kenapa Agam bisa mengatakan seolah dia tahu semuanya?

"Bagaimana bisa kau tahu jika-"

Tingg !!

Ucapan Gita terhenti, begitupun dengan Agam yang mendadak terdiam. Ia membuka ponselnya ketika mendengar suara notifikasi.

Detik selanjutnya ia mengangkat satu alisnya, notifikasi tersebut bukan berasal dari ponselnya. Kemudian ia menoleh ke arah Gita yang kini sedang menatapnya. Agam melihat ponsel wanita itu berada di sampingnya. Ia berharap Zayyan mengirim pesan pada Gita untuk memberi tahunya akan suatu hal. Namun nihil saja, karena ponsel Gita kehabisan baterai hingga kini sedang diisi daya.

Agam menoleh ke segala arah, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangannya demi mencari asal suara notifikasi pesan itu. Hingga matanya mendapati komputernya yang sedang menyala. Tanpa berpikir panjang Agam langsung menuju ke sumber suara untuk memastikan bahwa asal suara itu memang dari komputernya.

1 kabar terbaru dari Black Boss.

Agam menatap layar komputernya dengan serius sembari mengetikkan beberapa kata di keyboardnya.

Black Boss : "Temui aku dua hari lagi di Jalan XX25 dan siapkan uangnya."

Membaca pesan itu membuat Agam terdiam sejenak. Bukan, bukan Agam yang membeli organ itu dan akan bertemu Black Boss dua hari lagi. Namun Nero, Ayah Zayyan lah yang akan membeli organ otak dari Black Boss.

Lantas bagaimana Agam tahu isi pesan tersebut? Jelas saja, pria itu meretas akun situs segreto milik Nero. Setiap akun di dark web memiliki tingkat keamanan masing-masing, dan menurut Agam akun Nero begitu mudah diretas.

Jangan ditanya berapa kali Agam mencoba meretas akun segreto milik Black Boss. Ia sudah berusaha berulang kali hingga berjam-jam namun tetap saja gagal. Hal itu karena akun milik Black Boss benar-benar memiliki tingkat keamanan yang tinggi.

Agam sempat terkejut karena tingkat keamanan akun Black Boss hanya bisa diakses oleh seseorang seperti petinggi pemerintah yang memiliki kekuasaan. Hingga terbesit di benaknya jika orang dibalik akun misterius itu adalah seorang pejabat yang memiliki kekuasaan tertinggi. Namun jika hal itu benar, maka pemikiran konyol Agam tak bisa dipungkiri.

BLACK CODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang