PART 33

1.8K 215 5
                                    

DEG.
Zayyan memundurkan langkahnya. Mendengar penjelasan Flado membuat tubuhnya mendadak lemas. Kakinya terasa lemah untuk menopang tubuhnya sendiri. Namun Zayyan berusaha untuk kuat.

Zayyan masih belum percaya sepenuhnya, namun ia merasa jika anak itu tak mungkin mengarang cerita se-detail itu. Bahkan jika Flado membual cerita, ia tak mungkin tahu nama adik Zayyan. Alih-alih ayahnya, tulisan 'Neandro' pada kertas Juna merujuk pada adiknya sendiri, Oscar. Adik yang ia kira telah tewas sembilan belas tahun lalu akibat insiden kebakaran rumah sakit, tempatnya mengikuti eksperimen dulu.

Lias menghampirinya, ia menggenggam erat tangan Zayyan dan berusaha menguatkannya.

Tanpa sadar air mata Flado menetes, dengan kemampuan psikometri nya, ia dapat melihat betapa menderitanya Juna ketika dibunuh Oscar. Melihat itu, Gita dan Rama tak bisa berkata-kata lagi. Mereka semua seperti dibuat bungkam oleh cerita Flado. Siapa black boss sebenarnya hingga siapa pembunuh Juna sebenarnya, mereka sama sekali tak pernah menduga jika itu semua ulah Oscar, adik kandung Zayyan sendiri.

Zayyan menepis tangan Lias dan menarik kasar tangan Flado. Ia menatap nya tajam dengan air mata menggenang yang siap menetes kapan saja.

"Kau bohong, kan?! Tidak mungkin bila adikku membunuh Juna! Dia sudah meninggal, tidak..." ucapnya lirih, Zayyan tak sanggup melanjutkan kata-katanya karena ia merasakan jika ucapan Flado semuanya adalah benar. Ia mencoba mendeteksi kebohongan Flado, namun nihil karena Flado tak berbohong. Semua perkataan anak itu adalah kebenaran, dan Zayyan masih berusaha mengelak nya.

Setelah kematian Juna, kabar jika black boss adalah adiknya sendiri bagaikan bom besar yang akan meledak di tubuh Zayyan. Ia merasa di khianati, hatinya hancur dalam sekejap. Zayyan merasa ada puluhan panah menusuk dadanya, begitu sesak. Puluhan pikiran negatif menghujani pikirannya. Otak nya terus saja berkata 'tidak mungkin', namun hatinya berkata lain. Hati kecil nya seolah berbisik untuk percaya akan semua ini. Zayyan sempat berpikir jika ini adalah mimpi, mengapa terasa begitu nyata dan menyakitkan? Bahkan mungkin saja mimpi tak sekejam itu.

Tangannya mengepal kuat, kenyataan menyakitkan mulai ia ketahui. Dunia terlalu sempit dan kejam. Diantara jutaan jiwa di dunia, bahkan di kota tempatnya tinggal, mengapa harus orang-orang terdekatnya yang melakukan hal-hal diluar batas? Mengapa harus ayah tiri nya dan adik kandungnya? Disaat seperti ini, Zayyan merasa jika dunia tak lagi berada di pihaknya. Pengkhianatan yang ia terima seakan tak sebanding dengan rasa percaya yang ia tanamkan pada Nero dan Oscar.

Amarah nya begitu meluap, namun ia tak mungkin melampiaskannya pada mereka yang tak bersalah di ruangan ini. Zayyan berusaha mati-mati an mengontrol emosinya, ia sadar betul betapa kalutnya ketika sedang marah.

Lias menarik tangan Zayyan perlahan dari tangan Flado, anak itu juga sama terkejutnya, apalagi ia seperti melihat adegan pembunuhan secara langsung. Bahkan anak itu sempat meneteskan air mata ketika bercerita semua kejadian yang dilihatnya.

"Zay, aku tahu kau sedih, tapi disaat seperti ini justru kau harus kuat. Fakta bila orang terdekat kita lah yang sebenarnya melakukan kejahatan tak bisa kita diamkan. Jangan hanya karena dia adikmu atau ayah tirimu kau menjadi lemah. Kau harus kuat Zay, harus." ujar Lias dengan memeluk Zayyan, ia menepuk pelan punggung pria itu. Ia berusaha menenangkannya.

Tangisan Zayyan begitu pecah, bukan tangisan lelaki cengeng, melainkan tangisan duka akibat kematian Juna yang disebabkan adiknya sendiri. Sungguh, hati dan mental siapa yang kuat saat menerima kenyataan bahwa orang paling di sayanginya adalah orang yang membunuh teman terdekatnya juga. Zayyan tak pernah sedikit pun berpikir dan menyangka jika adiknya adalah dalang dibalik semua kasus ini. Bahkan melakukan pembunuhan? Zayyan sempat meragukan jika itu Oscar adik kandungnya.

BLACK CODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang