PART 24

1.8K 216 1
                                    

Suara dering panggilan dari ponsel membuat Agam terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia baru saja tertidur selama lima jam dan kini tidurnya terganggu.

Agam membuka satu matanya dan melirik jam di dindingnya yang menunjukkan pukul 06:15. Ia menghela napas dan mengumpulkan kesadarannya untuk mengangkat telepon yang menurutnya cukup mengganggu.

'Awas saja jika ini ulah Zayyan atau Gita yang mungkin ingin menggangguku.' ancamnya dalam hati. Ia paling tidak suka jika seseorang meneleponnya hanya untuk memberikan info yang tidak begitu penting. Apalagi di saat ia sedang tertidur, panggilan telepon adalah hal yang sangat tak disukainya.

"Haish, siapa yang meneleponku pagi-pagi begini?!" keluhnya dengan mengambil ponsel di nakas samping tempat tidurnya.

Juna is calling...

"Ha-"

"Halo, Gam? Kenapa kau lama sekali mengangkatnya?!" tanya Juna memotong ucapan Agam dengan cepat. Bahkan ia tak memberikan kesempatan pada Agam untuk berkata halo.

"Maaf, aku tertidur. Ada apa kau meneleponku pagi-pagi begini?" tanyanya sembari membenarkan posisi duduknya di ranjang.

"Gam, aku memiliki info penting mengenai black boss. Kau tahu detektif senior bernama Rian yang bekerja di wilayah metropolitan? Dia memiliki kemampuan hacker yang sama denganmu. Aku mencoba menyelidiki tentang black boss bersama dia."

Mendengar info mengenai black boss membuat rasa kantuk Agam memudar seketika.

"Benarkah? Lalu apa yang kau dapatkan?! Jangan menyelidiki hal besar itu sendirian! Kau tahu kan jika black boss bisa saja berbahaya?!"

"......."

Tidak terdengar suara Juna, obrolan telepon mereka mendadak hening.

"Jun? Apa kau mendengarku? Info penting apa yang kau dapatkan? Dan kapan kau akan kembali?!"

"Emm...lebih baik kita bicarakan secara langsung bersama Zayyan. Bukankah black boss akan bertemu dengan seorang pembeli besok? Aku akan mengikuti black boss dan kita akan bertemu setelahnya."

"Hei Jun, tapi bagaimana bisa kau-"

Tuttt...
Sambungan telepon diputus oleh Juna secara tiba-tiba. Rasa kantuk yang sebelumnya dirasakan Agam kini berubah menjadi penasaran. Entah info penting apa yang didapatkan Juna, yang jelas kini mereka semakin dekat dengan akhir dari kasus ini.

Prioritas mereka adalah ingin mencari tahu siapa sebenarnya black boss dan dalang dibalik semua kasus pembunuhan mutilasi dalam koper, penjualan organ dalam di situs segreto, dan tentunya orang yang mendasari eksperimen manusia. Terlepas dari Nero yang membuat obat dan mendalangi eksperimen itu sembilan belas tahun yang lalu, mereka tetap harus mencari bukti yang lain.

*****

Kenny mengangkat satu alisnya.
"Kau? Ayahku?" tanyanya dengan menunjuk Nero yang ada di hadapannya. Rautnya terlihat ragu dengan ucapan Nero yang mengaku sebagai Ayahnya.

Nero menganggukan kepalanya. Ia berpikir jika saat ini adalah waktu yang tepat untuk menjelaskan siapa sebenarnya dirinya pada anak kandungnya sendiri.

Beberapa waktu sebelumnya Ricky juga sudah memberitahukan pada Nero mengenai kemampuan yang dimiliki oleh Kenny. Sebuah kemampuan untuk mendengar hal-hal yang tidak bisa didengar oleh orang normal akibat efek dari eksperimen yang dialami anak itu.

"Bisakah seseorang jelaskan padaku? Kenapa aku bisa ada di sini dan tempat apa ini? Kenapa aku tak bisa mengingat apapun?"

Suara Flado membuat Kenny mengurungkan niatnya untuk berbicara lagi.

BLACK CODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang