14. Pedihnya Sebuah Pengharapan

21.9K 1.2K 3
                                    

"Aku pernah berdo'a mati-matian agar kelak bisa bersanding dengan mu,Namun sekarang aku berdo'a semoga allah bisa membantuku untuk belajar mengikhlaskanmu"

"Muhammad Al-furqon"

Banyak penyesalan yang datang beriringan dengan waktu,hanya kata "Andai " yang terbersit di otakku.
Andai saja dulu aku bertekad untuk mengkitbahnya,Andai saja aku memilih menikahinya dulu,baru memilih melanjutkan study ku di Mesir.

"Arggghh AISYAH...Ya allah tidak bisakah dia tercipta untukku?"

Kenyataan itu sangat sulit bagiku,Jika kalian berfikir kenapa tidak ku coba mengabaikannya saja?Sudah ku coba,itu menyakitkan.
Inikah balasan karna aku terlalu berharap kepada seseorang,Maka Engkau timpakan padaku pedihnya sebuah pengharapan.Benarkah Engkau cemburu,karena berharap selain kepada-Mu ya Allah???. Astagfirullah.

Sudah lama gadis itu cuti mengajar di TK Azka bersekolah,itu sedikit membantuku untuk mengikhlaskannya.Tetapi kemaren hati ku kembali bergetar kala melihatnya kembali.
Wajah yang biasanya terlihat cantik,dengan gamis dan khimar yang selalu menutupi tubuhnya,tidak terlihat seperti biasanya, Aisya yang kulihat kemaren bukan Aisya yang biasanya kutemui.Senyum ceria telah hilang dari wajahnya, di gantikan oleh air mata yang terus mengalir dipipinya.
Langkah gadis itu begitu gontai,tak mempedulikan jalanan ibu kota yang begitu ramai,ia tetap melangkah di atas trotoar.Aku bisa menebak bahwa gadis ini tidak dalam keadaan baik-baik saja.Ku putuskan untuk mengikutinya,mengabaikan pertanyaan yang diajukan azka sejak melihat Aisya.

Gadis itu berhenti di jalan yang agak sepi,bersamaan dengan itu hujan turun begitu derasnya.Terlihat kerapuhan hati wanita yang kucintai itu.Ia merengkuh kedinginan,detik itu juga aku dan Azka langsung turun dari mobil dan menyuruh Azka memayunginya,sedangkan aku pergi membeli sebuah handuk.

Hatiku sakit ketika melihat dia menyembunyikan kesedihannya,kau kenapa Aisya?
Apa kau tidak bahagia dengan pernikahanmu?
Tidak,dia pasti bahagia,dapat menikah dengan seorang pengusaha muda yang kaya.
Tapi kenapa kau menangis,tangisanmu adalah kelemahanku,katakanlah aku berlebihan. Tapi memang benar seorang yang gagah beranipun bisa lemah karnanya.
Bergetar tanganku,berdesir darahku saat memberikan sebuah handuk untuk menghangatkan badannya.

Aisya datanglah kepadaku saat seseorang menyakitimu,
Aku ingin menjadi kerang yang menjadi pelindung bagi mutiaranya.

Aisya datanglah padaku saat kau merasa rapuh...Tidak,itu mustahil, kau wanita bersuami.
Ada suamimu tempat kau besandar,ada dia yang akan menjagamu,dan itu bukan aku.

Aku pernah berdo'a mati-matian agar kelak bisa bersanding dengan mu,Namun sekarang aku berdo'a semoga allah bisa membantuku untuk belajar mengikhlaskanmu.

drutthhh drutthhh druthhh

Getaran ponsel menghentikan lamunanku,menampakkan nama kakak perempuanku,ibu Azka.
dengan cepat ku geser tombol hijau ke arah kanan.

"hallo mbak,assalamu'alaikum"

"waalaikumussalam,aduh Furqan mbak bisa minta tolong,sebentar lagi mbak meeting.Itu loh bekal si Azka ketinggalan kamu bisa anter nggak,dia juga belum sarapan lagi,mbak ga bisa banget nih, ini aja meetingnya mau mulai"

"Astagfirullah mbak ngomongnya satu-satu,iya nanti furqan bantuin,mbak tenang aja urusan Azka biar aku yang urus"

"yaudah,makasi ya Furqan.Mbak tutup telepone nya, mau mulai nih.Assalmualaikum"

"waalaikumussalam" ucapku mengakiri panggilan.

Inilah resiko menjadi ibu rumah tangga sekaligus menjadi wanita karir,waktu bersama anaknya saja menjadi berkurang,Kasian kan Azka kalau begini.

MENIKAHLAH lagi suamiku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang