12. Mencoba Ikhlas.

23.4K 1.4K 16
                                    

"Ya Allah,berilah aku rezeki rasa cinta kepada-Mu, cinta kepada orang yang mencintaimu,dan cinta pada apa-apa yang mendekatkanku pada sikap mencintai-Mu.Dan,jadikan cintaku kepada-Mu lebih besar dari pada cintaku terhadap air yang dingin" (HR.Tirmidzi).

_______________________________________

Aisya, gadis itu terus mondar-mandir di depan pintu ruang kerja Fikram,ia ragu antara masuk,atau tidak.
rencana nya ia akan meminta izin pada Fikram untuk mengajar lagi di TK.
ia memutuskan pergi ke dapur membuat secangkir kopi.

"Bismillah" katanya sambil memutar knop pintu ruang kerja,Fikram.

Dia mencoba tersenyum,hatinya dipenuhi ketakutan,takut jika Fikram marah dan mengusirnya dari sini.

"Assalamua'lakum" ucapnya,kemudian melangkah mendekat ke arah Fikram.Jantungnya berpacu lebih kencang,gemuruh didadanya,mengikuti ritme yang tak karuan.

Fikram menoleh sebentar,kemudian kembali fokus membalikkan satu persatu dokumen yang sedang di telitinya.ia tak menjawab salam dari Aisya.
Aisya meletakkan secangkir kopi diatas meja kerjanya.
Aisya terus mencoba tersenyum,walaupun yang di pandang tak melihat sedikitpun.

Aisya masih tak beranjak dari tempatnya, Fikram merasa jengkel, kenapa gadis ini tidak pergi-pergi.
Fikram menarik napasnya jengah.

"Kenapa?" tanya Fikram akirnya.

Melihat ada respond Aisya jadi gelagapan.ia memilinkan ujung khimar yang ia kenakan.

"emm,anu mas.Aisya ingin izin,besok aisya akan mengajar di TK lagi."

Fikram memainkan jarinya mengetik sebuah berkas di laptopnya.

"Sudah saya bilang,lakukan apa yang kau inginkan,sesukamu." Jawabnya
tanpa menoleh.

"Terima kasih mas,Kalau gitu Aisya mau kekamar dulu." Ia mengayunkan kakinya meninggalkan ruangan itu,tepat di dekat pintu, langkah gadis itu terhenti,badannya berbalik lagi menghadap Fikram.

Menyadari itu Fikram menoleh lagi.

"Apa lagi?" Tanyanya dingin.

"Siapa wanita yang bersama mas di kantor kemaren?" ntah dapat keberanian dari mana gadis itu dapat mengeluarkan pertanyaan yang memenuhi kepalanya dari kemaren.

Gerakkan Fikram langsung terhenti,tak menyangka gadis ini berani menyakan hal ini kepadanya.
Fikram menatap Aisya,nampak sekali wajah ketakutan memenuhi Aisya,wajahnya menunduk tangannya terus memainkan jari-jari mungilnya.

"Dia kekasih saya."

Deg

Kesekian kalinya,gadis ini hanya bisa tersenyum nanar menyembunyikan rasa sedihnya.

'Kalau dia kekasih mas,lantas Aisya ini siapa?'-batin Aisya

"Owh" gadis itu menatap Fikram kemudian mengangguk pelan."Aisya mengerti,tapi...tidak bisakah mas menghargai sedikit keberadaan Aisya disini,Aisya istri mas.Sedangkan wanita itu hanya kekasih mas,begitu malu kah mas mengakui Aisya sebagai istri mas,Sampai-sampai mas memperkenalkan Aisya hanya sebagai seorang pembantu di depan teman mas.Hiks..Aisya bukan malaikat mas,Aisya juga punya hati..kenapa?" Katanya dengan lirih.

Matanya tak bisa lagi membendung air mata yang sejak tadi ia tahan.Ia seorang wanita wajar saja jika ia secengeng seperti itu.lagian wanita mana yang tak akan sedih mendengar kata cinta suaminya untuk wanita lain,dan itu bukan Aisya.

Aisya menyeka air matanya dengan khimar yang ia kenakan.
Fikram bangkit dari duduknya melangkah ke arah aisya.

"Kau tanya kenapa?" tanya nya masih melangkah.

MENIKAHLAH lagi suamiku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang