47.Hanya Dunia, Jalani Saja!

14.3K 995 16
                                    

Hujan tetaplah hujan, tetap turun meskipun awan belum sempat mengatakan sepatah kata. Hujan tetap turun sesuai takdir-nya.

Hujan tetap akan turun meskipun ia membawa rindu sendiri, karna hujan percaya pada akirnya rindu akan tersampaikan lewat pelangi yang muncul setelahnya.

Fikram duduk di atas kursi rodanya, menatap hujan yang masih sama romantisnya. Romantis, sangat romantis. Hujan yang mengajarkan tentang keikhlasan, bagaimana hujan tetap turun sesuai takdirnya. Tanpa tau sebenarnya hujan ingin waktu lebih lama bersama awan?

Bukankah begitu? Bahkan awan belum sempat mengungkapkan perasaannya.

Fikram membawa kursi rodanya mendekati jendela yang ada di kamarnya. Hujan terus menetes membasahi bumi, seakan lupa ia membawa rindu sendiri.

Ceklek

Pintu kamarnya dibuka, menampakkan sosok Ayah dan Bundanya.

" Udah seminggu kamu mengurung diri di kamar, Fik" Ayah buka suara.

Jeda sesaat.

" Aku mau kemana, Yah. Aku punya kaki tapi nggak bisa jalan" Jawabnya dingin

" Tapi Fik___" Ucapan Bunda langsung dipotong oleh Fikram.

" Dan aku tidak akan bisa memiliki keturunan" Tambahnya sendu.

" Kamu masih bisa berjalan, siapa bilang kamu akan lumpuh selamanya hah? Bahkan dokter bilang peluang kamu untuk bisa berjalan kembali cukup besar" Haris menatap putranya kian dalam.

" Aku bilang aku nggak akan pernah bisa memiliki keturunan, bukannya nggak bisa jalan" Fikram menatap hujan kembali "Hidupku udah nggak berguna"

Yuni menarik napasnya jengah,
"Setidaknya kamu pikirkan orang tuamu ini, Fik. Dokter bukan tuhan yang tau akir kehidupan seseorang. Kesempatan itu selalu ada, nak"

" Kamu bahkan belum berusaha, tidak ada yang tau apa yang terjadi besok Fik. Bahkan orang yang sekarang sedang sekarat pun bisa saja sembuh esok harinya. Begitu juga kamu, siapa tau besok kamu sudah bisa berjalan? Begitu pula keturunan, Tuhan itu punya banyak rahasia. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini"

Fikram mengangguk-angukkan kepalanya.

" Ya, tidak ada yang tidak mungkin. Tapi mungkinkah keajaiban datang kepadaku? Aku ini banyak dosa. Bahkan aku tidak layak untuk hidup esok hari. "

" Cukup, kami sudah memutuskannya. Kamu akan dikirim ke Amerika. Selama kamu disana insyaallah akan Bunda dampingi. Kamu akan berobat disana, alat-alat disana jauh kebih canggih dan lengkap dari pada disini. Kakimu akan diterapi disana. Dan masalah... Kemandulan kita akan mencari dokter dan mencoba mengobatimu"

Yuni berbicara dengan hati yang menggebu-gebu. Setiap kata yang Fikram keluarkan sungguh menyayat hatinya.

" Fahri sudah Bunda suruh pulang, cukup sudah dia mengurus anak cabang perusahaan di Singapura. Nggak ingat pulang anak yang satu itu. Beruntung kembaranmu itu setuju. Selama kamu menjalani proses penyembuhan, Fahri yang akan mengambil alih perusahaan."

Fikram menyerah sekarang, terserah orang tuanya mau apa dan bagaimana. Tapi kalau Fahri mengambil alih tugasnya bagaimana dengan perusahaan yang ada di Singapura?

" Ayah akan meminta bantuan pamanmu untuk mengurus perusahaan kita yang ada disana" Haris menjawab seakan bisa membaca pikiran anaknya.

" Terserah Ayah dan Bunda saja, Fikram ngikut"

*
*
*

" Gimana kabarmu?"

" Aku baik, Alhamdulillah. Kamu? "

MENIKAHLAH lagi suamiku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang