38. Pencarian(2)

26.4K 1.6K 69
                                    

Hallo semuanya, hehehe:) balik lagi setelah sekian lama ngilang. Thanks buat yang masih setia menunggu kelanjutan cerita ini. Teman-teman semua adalah semangat aku buat terus berkarya. Terima kasih buat doa supaya aku sehat selalu dan komentar mendukung, membangun untuk aku kedepannya. Cerita ini ga ada apa-apanya tanpa readers semua. Aku terharu punya teman-teman semua.Maap buat bacot ga guna ku ini. Selamat malam and Happy reading:)

Lima bulan kemudian.

Pukul 11.45 siang Fikram baru sampai di kantornya. Kondisi kesehatan yang kian menurun, dan sifat agresif yang tidak karuan.

Saat Fikram hendak keluar dari mobilnya, getaran ponsel menghentikannya.

Ia menghela napas jengah.

"Hallo kak" Sapa Berliana dari sebrang sana.

Fikram sedikit tertegun, suara Berliana berbeda dari biasanya.

"Kamu sakit?" Tanya Fikram khawatir.

Berliana lama terdiam.

"No, aku baik-baik saja. Aku cuma mau bilang kalau aku sekarang lagi jalan menuju bandara. Aku mau ke Bali, ada pemotretan disana. Maaf karna baru sempat ngabarin kakak." ucapnya tulus.

Fikram membuang nafasnya kasar.

"Sayang...Kenapa aku ngerasa kalau kamu akir-akir ini berubah? Selalu ngasih kabar kalau udah jalan menuju bandara. Baru dua minggu ini kamu dirumah, masak mau pergi lagi. Aku mohon kamu ngertiin aku, aku butuh kamu. Butuh kamu Berliana" Ujarnya sedikit mengiba

Hening sesaat.

"Maaf kak, ponsel aku low bat, udah dulu ya. Aku sayang kakak" Sambungan di putus sepihak.

"Hallo! Berliana!"

"Arkkkhhhh" Fikram memukul stirnya kesal.

Mendadak ia merasa menjadi seonggok sampah yang dicampakkan, tidak berguna dan tidak di harapkan.

Fikram langsung duduk di kursi kebesarannya ketika sampai di ruang kerjanya.

Sekelebat bayangan tentang Aisya masih memenuhi pikirannya, belum lagi Berliana yang sering izin pergi ke luar kota. Sedikit aneh dengan sikap Berliana akir-akir ini, tapi Fikram tidak ambil pusing. Fokusnya sekarang teralihkan pada Aisya.

Lima bulan pencarian belum ada kabar mengenai Aisya. Kemana sebenarnya gadis itu pergi? kenapa tidak meninggalkan jejak sama sekali?

Arrkhh Aisya!

Ia keluar dari mobil, berjalan santai masuk ke dalam ruang kerjanya.

Fikram langsung duduk di kursi kebesarannya, sebuah panggilan masuk ke telephone nya.

"Hallo" Sapanya terlebih dahulu.

"Selamat siang bos________"

Fikram langsung memotong perkataan orang di sebrang sana.

"Bagaimana, sudah ada berita bagus untuk saya?"

"Aanu bos____"

"Oke, Saya share location. Kita bertemu disana."

Sambungan telephone di putus sepihak oleh Fikram.

***

Fikram menyeruput kopi hangat yang di pesannya. Wajah tampan dan maskulin itu mempunyai tatapan yang membunuh.

Dua orang berpakaian serba hitam dan berperawakan kekar hanya mampu menunduk sejak tadi, pesanan yang di pesan tadipun tak sanggup untuk di sentuh.

MENIKAHLAH lagi suamiku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang