31. Pertahanan Aisya

28.5K 1.6K 126
                                    

Aisya bingung memilih bertahan atau memilih sebuah perpisahan.Jika ia bertahan,hatinya harus siap menerima sebuah kesakitan.
Tetapi jika ia memilih sebuah perpisahan bagaimana jika dirahimnya hadir dan tumbuh jiwa lain.

Walaupun Fikram tidak memberikan sedikit perhatian kecilnya untuk Aisya,Tapi tidak sekalipun wanita itu memaksa agar Fikram harus perhatian terhadapnya.

Cintanya tidak harus terbalaskan,perhatian Fikram simpan saja untuk Berliana.Hati Fikram biarlah tertambat pada satu jiwa.Aisya tidak masalah jika semuanya tentang Berliana.
Ia hanya ingin di anggap ada,Itu saja tidak lebih.Aisya hanya ingin Fikram menurunkan nada bicaranya ketika mereka sedang berbicara,tidak harus membentak seakan Aisya tuli.

Hatinya tersakiti.

Sekarang ia terjebak di antara dua pilihan.Keduanya sama-sama tidak ada yang menguntungkan untuk Aisya.Kepala Aisya mendadak pusing.

Terhitung sudah beberapa hari Aisya bangkit dari malam bersejarah itu,ia harus segera menentukan pilihan.Tidak baik terus bersembunyi dirumah uminya seperti ini.

Aisya berjalan,mendekati uminya yang sedang duduk di depan televisi.Uminya tengah asik merajut sebuah tas,dengan lihai jari-jari umi memainkan jarum rajutnya dengan cepat.

Aisya tersenyum melihat uminya bekerja dengan cekatan,Inilah kegiatan umi untuk menghabiskan masa tua.

"Umi..." Aisya langsung duduk di samping Uminya.

Uminya membalas senyum Aisya.Tapi jarinya masih berkutik dengan benang dan jarum rajutnya.

"Anak umi sudah bangun,Aisya udah makan siang nak?" Tanya Salma lembut pada Aisya.

"Iya umi,Aisya sudah makan."

Salma hanya merespond Aisya dengan sebuah senyuman.

"Umi...Aisya sudah memutuskan untuk kembali ke rumah mas Fikram." Kata Aisya buka suara.

Salma menegang mendengar penuturan Aisya,Jarinya berhenti memainkan jarum rajutnya.Salma menatap Aisya lekat-lekat.

"Aisya..." Salma menarik napasnya dalam.

"Maafkan Aisya umi,Aisya sudah memilih untuk bertahan" Kata Aisya memotong perkataan uminya.

"Kembali untuk disakiti?" Tanya Salma pada Aisya.Aisya hanya terdiam,apa yang uminya katakan benar.
"Apa kamu sudah memikirkan semuanya nak? Umi hanya kawatir padamu sayang." Lanjut Salma pada Aisya.

Aisya menggenggam erat tangan Salma.

"Maaf umii..." Kata Aisya lirih.

"Jangan ragu untuk berbagi masalah bersama umi sayang,Umi akan menjadi pendengar yang baik untuk setiap masalah yang kamu hadapi.Kamu tidak sendiri,ada umi.Kita hadapi setiap masalah bersama.Umi selalu mendukung keputusanmu."

Aisya terharu mendengar uminya berbicara.Aisya mengecup pipi uminya sekilas.

"Terima kasih umi."

***

Aisya berangkat menuju rumah Fikram,sesampainya Aisya disana ia mengucap salam.Karna tidak ada yang menjawab Aisya langsung masuk karna kebetulan rumah tidak terkunci.

Aisya mengedarkan pandangannya,ruang tamunya kosong tidak ada kehidupan disana.
Saat ia melangkah ke ruang keluarga,Aisya melihat Fikram dan Berliana sedang asik bermain sesuatu.

"Assalamu'alaikum..." sapa Aisya kepada mereka.

Berliana dan Fikram serentak melihat ke arah Aisya.

"Wa'alaikumsa..lam,eh Aisya"Kata Berliana tersenyum tipis.Ia kurang suka melihat kehadiran Aisya.Walaupun Berliana sebenarnya tau Aisya adalah wanita yang begitu baik,hati perempuan itu sangat bersih.Tapi ntah mengapa ada perasaan tidak senang melihat kehadiran Aisya.

MENIKAHLAH lagi suamiku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang