Fikram pulang ketika matahari mulai tenggelam, ia memarkirkan mobil asal di pekarangan rumahnya.
Pintu rumah terbuka lebar, dahi fikram berkerut, alisnya menyatu. Siapa yang datang, Apa Berliana? atau mungkin Aisya?
Ia mempercepat langkahnya, penasaran dengan siapa yang datang.
"Ayah, Bunda..? " ia membuang nafas kasar. "Huh, Fikram pikir siapa" Ia langsung duduk berhadapan dengan ayahnya di ruang keluarga. Sedikit bingung kenapa orang tuanya tiba-tiba berkunjung.
Melihat wajah fikram yang kusam seperti itu, Haris sedikit memprihatinkannya. Pasalnya Haris tau kalau beberapa waktu belakangan Fikram mencari keberadaan Aisya. Ah, lihatlah keadaan putranya yang satu ini, mana wajah tampan yang ia wariskan pada Fikram? wajah itu terlihat berantakan, dan tidak terawat sama sekali.
" Dari mana kamu?" Tanya Haris dingin.
Fikram duduk menyilangkan kakinya, kemudian memijit kepalanya yang terasa sakit.
" Fikram masih menyelidiki dimana keberadaan Aisya, yah" Jawabnya singkat.
Yuni menatap Fikram kesal.
" Udahlah Fik, nggak usah cari-cari Aisya lagi. Biarin dia bahagia, jangan kamu ganggu lagi kehidupan Aisya."
Fikram diam mendengarkan, kepalanya malah semakin sakit.
" Bundamu benar. Jangan ganggu Aisya lagi, tanpa kehadiranmu cukup membantu ia mengurangi rasa sakit di hatinya"
Fikram memperbaiki posisi duduknya, menatap orang tuanya bergantian.
"Apa salah Fikram mendapatkan kesempatan kedua? Fikram hanya ingin memperbaiki ikatan yang rusak, menyembuhkan luka yang pernah Fikram torehkan kepada Aisya. Aku akan terus cari Aisya sampai ketemu"
Yuni melihat ada kesungguhan di mata anaknya.
" Ayah sama bunda tumben kesini" Fikram mengubah arah pembicaraan.
Haris menyeruput kopi yang di buatkan istrinya.
" Kemaren perwakilan inspirasi indonesia menemui ayah. Itu acara paling di tunggu-tunggu oleh anak-anak muda yang ingin belajar bisnis. Kenapa sampai menolak tawaran mereka hah? Banyak orang diluar sana yang ingin mendapat ilmu dari mu" Haris buka suara.
Fikram mengambil nafas jengah. Ah, pandai sekali mereka mengambil hati ayahnya. Kalau ayahnya yang meminta ia bisa apa.
"Fikram masih ingin mencari Aisya yah, Fikram mau fokus ke Aisya dulu"
"Pulang dari sana kan kamu masih bisa mencari Aisya, itupun kalau kamu benar-benar ingin memperbaiki kesalahanmu dulu"
Secara tidak langsung Haris setuju jika Fikram ingin memperbaiki hubungannya dengan Aisya.
"Kapan acaranya?" Tanya Fikram singkat.
"Besok " Jawab ayahnya tak kalah singkat.
Fikram mengangguk pelan.
"Nanti Fikram pikiran lagi"
Haris mengeluarkan sesuatu dari dompetnya dan meletakkannya di atas meja.
"Itu kartu namanya, hubungi mereka secepatnya.
***
Pagi-pagi begini Aisya sudah duduk mengantri untuk pemeriksaan kandungan bersama ibu hamil lainnya. Hanya saja ia datang sendiri, tidak bersama suaminya. Bahkan Aisya lupa kalau ia adalah wanita tak bersuami.
Melihat mereka yang bermanja-manja pada suaminya membuat Aisya sedikit iri. Ia menarik nafasnya jengah. Kapan ia bisa merasakan itu semua?
Suasana hatinya jadi gampang berubah-ubah seperti ini, melihat itu saja tiba-tiba ia menangis, lagi-lagi Aisya teringat Fikram.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAHLAH lagi suamiku (SELESAI)
Espiritual#1-spiritual 9-Desember-2019 #1-nyesek 29-Desember-2019 #1-cerita islami 20-januari-2020 #1-cerita islami 31-maret-2020 #1-ikhlas 27-April-2020 Aisya Syadza Madeira ______________________________ Mata gadis itu sudah berkaca-kaca,tangan Aisya berger...