39. Apa Karma Itu Ada?

31.6K 1.7K 286
                                    

Fikram sudah kembali ke kantornya, suasana hatinya sedang kacau. Ia memilih membaringkan tubuh di atas sofa di ruang kerjanya.

Benarkah Aisya yang menelphone tadi? suara lembut yang ia rindukan lebih dari setengah tahun ini. Dimana keberadaan gadis itu sekarang? kenapa semesta seakan membantunya untuk bersembunyi?

Segitu jahatkah ia pada Aisya sehingga takdir tidak ingin mempertemukan mereka kembali? Tuhan, bantulah pemuda yang kacau hatinya ini.
Ia ingin gadisnya kembali, ia ingin memperbaiki kesalahannya di masa yang sudah-sudah. Fikram ingin memperbaiki hati Aisya yang rusak, mengobatinya, membungkus nya agar tidak terkoyak lagi dan membuat gadisnya jatuh cinta kembali.

Arind, sekretaris Fikram datang dari balik pintu. Sedikit menundukkan badan menghormati Fikram. Fikram acuh tidak memperdulikan.

"Maaf mengganggu pak, ada tamu yang ingin bertemu. Apa langsung saya suruh masuk saja?" Kata Arind berhati-hati, pekerjaannya bisa terancam.

"Keluar! saya sedang tidak ingin menerima tamu" ucapnya dingin dan membunuh.

Arind mununduk menjatuhkan pandangannya.

"Maaf pak, tapi mereka memaksa untuk bertemu langsung dengan bapak." Jawab Arind ragu-ragu.

Fikram mengambil napas jengah, hembusannya terdengar sangat putus asa.
Ia menggenggam rambutnya kuat, sedikit meringankan sakit di kepalanya.
Memasang wajah lelah, Fikram bangkit dari tidurnya. Hening sesaat, Arind masih diam tak berkutik.

Fikram menatap Arind tak bersemangat.

"Lima menit. Suruh mereka masuk!"

Huh, hampir Arind sujud syukur mendengarnya. Beruntung Fikram tidak memecatnya.

Sedikit terkejut Arind segera mengangguk mengiyakan.

Detik berikutnya Arind masuk bersama dua orang laki-laki. Mempersilahkan mereka duduk di hadapan Fikram.

"Selamat siang, pak Fikram." Sapa salah seorang dari mereka ramah. Senyum mereka di balas tatapan masam tak bersahabat oleh Fikram.

Fikram menatap mereka sekilas, kemudian beralih menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Lima menit, dari sekarang!"

Arogan, dasar pria sombong tak berprikemanusiaan.

"Jadi begini pak, sebelumnya perkenalkan saya Andika dalimunte, Perwakilan Inspirasi indonesia.Sama halnya dengan tahun sebelumnya, tahun ini inspirasi indonesia kembali melaksanakan seminar training dan motivasi bagi semua pebisnis pemula yang akan di ikuti oleh kalangan umum, biasanya banyak para siswa yang berkontribusi dalam acara ini"

Jeda sesaat.

"Kami tau, bapak Fikram sadrean bukan hanya orang yang pintar dan pandai dalam memimpin perusahaan. Tapi bapak juga seorang pengusaha muda yang sukses dan terkenal. Jadi maksud kedatangan kami kesini ingin meminta bapak berbagi sedikit pengalaman dan kami juga sangat mengharapkan kesediaan bapak untuk menjadi salah seorang motivator dalam acara tersebut."

Fikram berpikir sejenak. Fokusnya hanya Aisya sekarang.

Fikram menggeleng.

"Lima menit sudah berakir. Bisa kalian tinggalkan saya sendiri?!" Ntah itu ancaman atau sebuah pertanyaan mereka serempak adu pandang.

"Baik pak, sebelum kami pergi kami butuh kepastian dari bapak." Basa basi mereka sebelum pergi.

Fikram berbaring kembali, kepalanya masih pusing.

"Tidak" jawabnya singkat.

"Kami harap bapak mempertimbangkannya lagi. Kalau begitu kami pergi dulu, Selamat siang bapak Fikram sadrean" Kata mereka sebelum beranjak pergi.

MENIKAHLAH lagi suamiku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang