51. Cinta itu apa?

14.9K 1.2K 192
                                    

Tidak ada kata yang lebih pantas untuk di ucapkan kecuali kata maaf,
Maafkan aku...
Salahku mengabaikan mu,
Salahku menyakitimu,
Salahku meninggalkan mu,

Tolong jangan ada kata tidak,
Tolong jangan hukum aku begitu berat,
Hilangkan rasa bersalah ini...ia membunuhku secara perlahan,

Cinta juga tentang perjuangan,
Ku mohon,
Cintai aku lagi....

FIKRAM SADREAN

*
*
*

Buka matamu,
Tatap aku!
Kamu akan menemukan cinta yang tulus di dalam mataku,
Buka hatimu saat aku mengetuknya dengan cinta,
Cinta ini bukan tentang belas kasihan, bukan juga tentang keprihatinan.

Tapi, cinta juga tentang mempertahankan,
Bukan selalu melepaskan.

Adakah yang lebih menyakitkan dari cinta yang tak terbalas?

Cintai aku....

MUHAMMAD AL-FURQAN

*
*
*

Mencintai adalah perihal kebohongan,
Mencintai atau dicintai?
Sama saja, cinta itu menyakitkan.

AISYA S. MADEIRA

*
*
*

Cinta itu...ada Abi, ada Umi, Ada Abang dan juga Adek.

NAFISHA AL-MAHYRA KHAIRANI

*
*
*

Cinta itu saat Umi menyayangi kita tidak harap balasan.

MUHAMMAD NAFIS GHIFARI KHAIR

*
*
*

"Boleh Rara panggil om...Abi?" Gadis kecil berbisik ditelinganya.

Mumpung Umi di dapur.

Kedua tangan mungil gadis itu menggengam erat tangan kanan Furqan,  menatap Furqan yang sedang duduk di atas sofa.

Mereka sedang berada di rumah Aisya, tak lama Nafis juga ikut memengang tangan Furqan, menatapnya sama berharap.

"Boleh, Om? Boleh kami panggil Om, Abi?" Katanya.

PRANK

Mereka semua langsung terkaget-kaget menatap Aisya di ujung sana.
Tak sengaja nampan berisi secangkir kopi jatuh dari tangan Aisya, mata nya berkilat sedih. Ini tentang kekecewaan. Hatinya tiba-tiba sakit.

"Nafis! Nafisha! Sudah Umi bilang jangan sebut apapun tentang Abi kalian! Termasuk meminta Om Furqan mengambulkan permintaan aneh itu_"

"Umii_" Rintih gadis itu, "Rara cuma pengen punya abi, semua teman di kelas Rara punya Ayah_"

"Kekamar sekarang sebelum Umi benar-benar marah!"

Aisya berjalan mendekat ke arah anaknya, ekspresinya sulit di tebak. Nafis dan Rara menatap Aisya takut.

Selalu seperti ini jika menyangkut Abi,

Mereka memeluk Furqan meminta pembelaan.

"Nggak mau, Adek mau punya Abi"

Dada Aisya sesak rasanya, wanita itu bersusah payah mengatur nafasnya.

"Sayang, Umi mohon masuk kamar sekarang, ya?"

Nada bicaranya  berubah lembut walau matanya berkaca-kaca. Matanya menatap kedua anaknya memohon.

Mereka serempak menggeleng,

MENIKAHLAH lagi suamiku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang