Bel akhir pelajaran telah berbunyi. Menandakan semua kegiatan belajar mengajar telah usai. Semua murid Seoul International High School tampak sumringah karena akan melakukan kegiatan dirumah yang pasti lebih santai dan nyaman.
"Kyaaaa!"
"Oppa...!"
"Hyunjin oppa...!"
"Hyunjin...! Neommu kiyeopta..!"
"Oppa.. Hyunjin oppa tampan sekali..!"
Teriakan serta pekikan kekaguman menggema di koridor saat seorang pemuda tampan yang di kenal sebagai idola di sekolah berjalan santai melewati koridor bersama seorang pemuda mungil berstatus sahabat dan menganggap ia sebagai kakak kandungnya sendiri.
Hwang Hyunjin. Seorang pemuda berparas tampan dengan garis rahang tegas, memiliki tatapan tajam, senyum menggoda, tubuh tinggi atletis, dengan bibir yang seksi, Hyunjin salah satu atlet basket di sekolah.
Melirik ke arah sumber suara yang yang menyerukan namanya, Hyunjin hanya tersenyum tipis menanggapi para penggemar yang sebagian besar kaum perempuan tersebut, rata-rata penggemar Hyunjin memiliki wajah cantik dan tubuh seksi, tapi tak satupun dari mereka yang dapat memikat hati sang idola sekolah berbibir seksi tersebut.
Kemudian Hyunjin melirik ke samping, tepat dimana sahabat sedari bayinya terlihat murung jika keadaan seperti ini -penggemar Hyunjin meneriakinya-. Walau sahabatnya itu tampan dan berkulit seputih susu, tapi dia tidak mempunyai fans seperti Hyunjin, bahkan dia cenderung di tolak oleh gadis-gadis.
"Felix hyung.." panggil Hyunjin pelan ketika sudah memasuki mobil milik mereka -pemberian orang tua keduanya sebagai hadiah kelulusan satu tahun lalu.
Sembari memakai seat belt dan menyamankan diri duduk di bangku pengemudi, Hyunjin mengamati wajah remaja lelaki yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri.
"Hm?" pemuda itu bergumam menanggapi panggilan Hyunjin tanpa menatapnya. Hyunjin tersenyum melihat raut murung sang sahabat mulai berkurang.
Lee Felix, pemuda tampan berkulit putih, berbadan mungil, usianya satu tahun lebih tua dari Hyunjin. Namun mereka satu angkatan di sekolah, itu karena dulu si kecil Hyunjin tidak sabar untuk segera memasuki bangku sekolah sekaligus merengek minta disatu kelaskan bersama Felix. Padahal harusnya Hyunjin memasuki angkatan di bawah Felix.
Mereka, Felix dan Hyunjin adalah sahabat dari kecil, selalu kompak bersama. Tak salah jika mereka satu sekolah, bahkan satu kelas, bahkan satu meja, bahkan satu ranjang. Sangat kompak bukan?
Orang tua Felix dan Hyunjin sendiri bersahabat sejak muda, mengingat mereka sangat sibuk dengan perusahaan masing-masing, maka mereka memasukkan putra-putranya yang bersahabat lengket itu di sekolah yang sama dan memberikan satu unit apartemen, hitung-hitung untuk belajar mandiri.
Felix sama seperti Hyunjin. Ia menganggap Hyunjin layaknya adik kandung sendiri. Sebut saja Hyunjin adalah adik besar milik Felix, ia sangat menyayangi Hyunjin. Tetapi Felix terkadang merasa iri, ia merasa dirinya dan Hyunjin sama-sama tampan walaupun Hyunjin lebih tinggi, tapi kenapa Hyunjin yang menurutnya memiliki bibir berlebih itu mempunyai banyak penggemar, sedangkan ia selalu di Tolak? Apa karena Felix mempunyai tubuh pendek sehingga ia selalu di tolak? Entahlah.
Menurut Felix sendiri, ia akui bahwa tubuhnya memang kurang tinggi serta postur tubuh yang memang tidak sebagus milik Hyunjin. Namun Felix selalu berharap, suatu hari nanti ia akan bertemu dengan kekasih hatinya kelak.
"Hyung, jangan sedih begitu.. Nanti malam bagaimana kalau aku traktir ice cream?" tawar Hyunjin menaik turunkan kedua alisnya sembari tersenyum bodoh.
"ish! Sebenarnya yang menjadi hyung itu siapa? Aku atau kau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HYUNG OR NOONA | HYUNLIX -GS! [END]
Fantasy[REMAKE] Bagaimana Hyunjin menghadapi Felix yang sudah dianggap sebagai Hyung kandungnya sendiri telah berubah menjadi seorang wanita cantik akibat meminum ramuan yang salah? Apakah Felix masih pantas dipanggil 'Hyung' atau lebih pantas dipanggil 'N...