Pukul delapan malam. Begitu selesai memarkirkan mobil di garasi, Hyunjin merenggangkan jari-jari tangannya yang kaku. Memijat sebentar tengkuknya yang terasa pegal, barulah pria itu meraih ransel dan keluar dari mobil. Sambil berjalan menuju pintu utama, dia melonggarkan dasi yang terasa mencekik.
Hari ini begitu lelah, otaknya bekerja keras karena mata kuliah yang sedikit rumit, ditambah dengan pekerjaan kantor sang ayah. Jam delapan tidak terlalu malam baginya untuk pulang, biasanya Hyunjin sampai rumah pukul setengah sepuluh malam.
Pria itu cukup senang kali ini karena pulang lebih awal dari hari-hari yang lalu. Dia berharap dapat makan malam bersama Felix sekarang. Meskipun Hyunjin sudah makan di kantor, namun terkadang jika dia mencium aroma masakan Felix, perutnya jadi terasa lapar kembali.
Ketika membuka pintu, Hyunjin refleks menaikkan sebelah alis. Matanya langsung mengkilat tajam menelisik tubuh ramping berbalut gaun tipis berwarna maroon. Felix tampak berdiri beberapa langkah di depannya, melipat kedua tangan di dada sambil menatap Hyunjin dengan senyumnya yang miring. Dan Hyunjin sendiri seolah di suguhkan emas karena malam ini istrinya terlihat menggiurkan.
"Tidak lembur?" tanya Felix.
Hyunjin bersumpah saat ini seperti ada yang berbeda dari suara, gerak-gerik, dan tatapan istrinya. Tapi entahlah, dia sedang lelah dan dengan Felix yang mengenakan gaun tipisnya seperti itu seolah memberi energi pada tubuh Hyunjin secara tak langsung.
"Tidak, sayang. Pekerjaan tidak terlalu banyak dan aku cepat-cepat mengerjakan semuanya agar bisa pulang lebih awal. Bagaimana kuliahmu?" balas Hyunjin, sedikit kikuk ketika ia bertanya. Pasalnya, Felix melangkah mendekat dengan sorot mata mengintimidasi.
Dia menutup pintu tak lupa mengunci. Lalu melangkah memposisikan diri untuk berhadapan dengan Hyunjin lebih dekat. Aroma tubuh suaminya langsung menggelitiki hidung Felix, dan itu membuat darahnya semakin berdesis cepat.
Ingat? Felix tidak sengaja meminum air yang tercampur obat perangsang. Selama kurang lebih dua jam, Felix tersiksa dengan efek dari obat sialan itu. Dan untungnya, datang bulan telah selesai, juga Hyunjin dapat pulang lebih awal. Felix memang sengaja tidak menelpon Hyunjin, dia hanya tidak ingin mengganggu suaminya bekerja.
Melihat Hyunjin membasahi bibir sejenak untuk menghilangkan kering pada bibirnya, benar-benar membuat Felix tak tahan. Hingga dia langsung menarik dasi Hyunjin sampai wajah pria yang sedikit lelah itu lebih dekat dengannya.
"Aku menantimu." Felix berbisik dan Hyunjin dibuat terhanyut oleh kalimatnya, suaranya, tatapannya, dan penampilannya.
Perlahan Felix melepas ransel yang bertengger di sebelah pundak Hyunjin, menaruhnya di atas sofa tamu, lalu segera memeluk Hyunjin yang sedikit kebingungan, menghirup aroma tubuh suaminya dalam-dalam. Felix merasa panas, terutama pada area kewanitaannya yang begitu terasa gatal. Dia benar-benar merutuki dirinya yang ceroboh meminum sembarang air.
"Lix, kau baik-baik saja?" Hyunjin berusaha melepas pelukan Felix agar dapat bertanya dengan baik, namun Felix malah semakin menempeli tubuhnya.
Dia tak mengerti apa yang dirinya lakukan, saat ini Felix hanya menyadari bahwa jemarinya dengan terburu-buru melepas simpul pada dasi Hyunjin, disusul satu persatu kancing kemeja pria tersebut. Nafas Felix berubah memburu ketika ia berhasil menjatuhkan kemeja Hyunjin ke lantai, lalu membuka kaos polos putihnya hingga terlihat tubuh Hyunjin yang berotot di tempat yang tepat.
"Kau terlihat beda. Sebenarnya ada ap-"
"Ssstt.." Felix mendesis menggoda. Suara baritone Hyunjin membuatnya semakin panas. Karena itu saking tidak tahannya, dia mendorong tubuh Hyunjin hingga berbaring pada sofa panjang ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYUNG OR NOONA | HYUNLIX -GS! [END]
Fantasy[REMAKE] Bagaimana Hyunjin menghadapi Felix yang sudah dianggap sebagai Hyung kandungnya sendiri telah berubah menjadi seorang wanita cantik akibat meminum ramuan yang salah? Apakah Felix masih pantas dipanggil 'Hyung' atau lebih pantas dipanggil 'N...