2.4

1.1K 133 17
                                    

Yakin dengan kemungkinan Hyunjin belum sampai bandara, Minhyun beranjak cepat membawa mobil mewah hitamnya keluar dari garasi. Tetapi menyadari jarak dari rumah ke bandara Incheon cukup dekat, Minhyun mulai khawatir. Namun mengingat jalanan kota Seoul yang mungkin mulai macet di jam-jam sekarang, pria itu berfikir kemungkinan Hyunjin belum sampai. Terlebih masih ada sisa waktu sekitar sepuluh menit dari jam penerbangan Paman Kang dan Hyunjin berangkat ke Amerika.

Nayeon membantu tubuh lemas Felix untuk bangkit. Wanita itu meminta Changbin yang masih berdiri disana untuk menjaga Felix selagi ia berlari masuk ke dalam rumah guna mengambil tas tangannya.

Melihat situasi sekarang, Felix merasa canggung menyadari Changbin sedang merangkul pinggangnya, menahan berat badannya yang sedikit lemas agar tetap kuat berdiri. Dengan perlahan Felix bergerak menggeser tubuh membuat lengan kokoh Changbin tak lagi mendekapnya. Felix menatap kedua mata Changbin dengan senyum berterima kasih. Jika bukan karena Changbin, mungkin Felix akan semakin sulit untuk membuat Minhyun dan Nayeon dapat percaya.

"Changbin, terima kasih sudah banyak membantuku."

Walau Felix berbicara sedikit putus-putus karna sisa isakan kecil akibat menangis tadi, namun Changbin dapat mendengarnya dengan jelas. Remaja itu balas tersenyum ragu seraya berkata. "Eum, ya. Sama-sama."

Tak lama Nayeon datang menghampiri, tampak garis cemas semakin kentara di air wajahnya yang masih terlihat awet muda. Wanita itu langsung menggandeng sebelah tangan Felix. "Ayo, Lixie. Kita harus cepat." ajaknya dengan notasi cemas.

Selagi Nayeon menarik tangannya sedikit tergesa, Felix memberi tatapan rasa bersalah sambil berujar sedikit keras. "Maafkan aku, Changbin. Aku harus pergi." Katanya. Felix merasa tidak enak hati. Ia sudah di bantu dan malah pergi begitu saja.

Changbin menghela nafas melihat punggung kedua wanita itu berjalan menjauh dan segera memasuki mobil. Dia sudah melihat bayangan samar Felix tengah memandanginya dari balik kaca jendela. Changbin hanya memberi senyum kecil dari tempatnya berdiri, senyuman remaja itu semakin lebar ketika Felix juga membalas senyumnya dari dalam mobil.

Setelah kepergian mereka, Changbin melangkah gontai mendekati motor besarnya yang terparkir. Remaja tampan itu tertegun menyadari dadanya terasa sesak. "Aku merasa bodoh." gumamnya lirih. Ia mengenakan helm kemudian membawa motornya keluar dari pekarangan mansion keluarga Hwang.

Sementara suasana didalam mobil, Nayeon terus berujar agar Minhyun menambah kecepatan laju mobilnya, lalu berteriak agar suaminya mengemudi dengan perlahan kemudian memekik ketika Minhyun nyaris menabrak bagian belakang truk besar di hadapan mereka dan memarahi suaminya agar berhati-hati. Hal itu membuat kepala Minhyun terasa pusing, Nayeon begitu cerewet yang justru wanita itu akan membuat Minhyun semakin panik.

"Yeon, diamlah. Kau duduk saja dengan tenang."

Nayeon malah mengerucutkan bibir ketika suaminya menegur dengan notasi kesal. "Kau kira aku akan diam saja? Kita hampir mati!"

Minhyun mendengus pelan. "Nyatanya tidak, kan?" pria itu membalas sesabar mungkin. Matanya tetap fokus memperhatikan jalan.

Felix yang duduk di belakang hanya memandang mereka bergantian. Berpikir bahwa orang tua Hyunjin itu tidak beda jauh dengan orang tuanya. Melihat hal itu Felix tersenyum kecil, ia merasa sedikit terhibur. Namun sedetik ia kembali tersadar mengenai situasi sekarang, ia sudah tahu kalau Hyunjin akan pergi ke California, Nayeon yang menceritakan hal ini tadi.

HYUNG OR NOONA | HYUNLIX -GS! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang