'Apartemen', mendengar kata itu saja langsung membuat pipi Felix bersemu merah. Ia menggeleng samar menepis pikirannya yang melambung jauh. Berfikir mengenai apa yang akan mereka lakukan selama di apartemen benar-benar membuat Felix tersenyum-senyum tidak menentu. Oh.. Sebenarnya apa yang wanita itu pikirkan?
Di malam hari seperti ini, begitu sudah pindah duduk didepan, Hyunjin tetap memaksakan diri untuk membawa mereka pulang. Lagipula, dia ingin cepat-cepat sampai di apartemen. Tak peduli kemungkinan orang tua mereka sedang gelisah mencari-cari keberadaannya, karena memang Hyunjin maupun Felix sendiri tidak sempat membawa ponsel. Sementara itu, Felix kembali mengajak Hyunjin untuk mengobrol, ia tidak mau pria itu sampai mengantuk saat mengemudi, terlebih di malam hari seperti ini.
"Hyunjin, aku tidak menyangka sekarang kau pintar belajar bisnis. Yang ku tahu, dulu kau tidak menyukainya." ujar Felix memulai pembicaraan.
Hyunjin terkekeh, ia melirik Felix sebentar lalu kembali fokus pada jalanan. "Itu.. Karena aku terpisah denganmu. Aku giat belajar karena memang ingin cepat-cepat menyelesaikan urusanku di Amerika dan segera bertemu denganmu. Jika aku membenci bisnis terus menerus, masa pembelajaranku akan terasa lama.
Felix tak bisa menahan untuk tersenyum. Alasan ia belajar bisnis juga karena Hyunjin. Kemudian mereka berbincang lagi, percakapan mengalir lancar dan membahas apapun sampai rasa kantuk begitu menggoda Felix.
Selang beberapa menit wanita ini terdiam yang membuat suasana dalam mobil menjadi hening, ketika Hyunjin melirik Felix, ia tertawa pelan. Wanita itu sedang memejamkan mata dengan tenang. Niatnya Felix ingin terus mengajak Hyunjin mengobrol agar pria itu tidak mengantuk sekarang malah ia sendiri yang tertidur.
Dalam kepala Hyunjin saat ini, hanyalah ingin segera sampai di apartemen. Maka dari itu, ia tak segan menancap gas dan melajukan mobilnya dijalan raya yang mulai sepi. Sesekali mata tajamnya melirik ke arah wajah lelap Felix, dalam hati ia berucap syukur dapat kembali melihat wajah polos yang tengah tertidur itu. Ketika melihat supermarket 24 Jam, Hyunjin langsung menepikan mobilnya, membiarkan Felix tertidur sedang dia berbelanja disana.
Waktu sudah menunjukkan kurang lebih pukul setengah dua pagi, Hyunjin kembali melajukan kendaraan putihnya dan menghela nafas lega sesaat mereka telah sampai di apartemen. Pria itu keluar dari mobil, menerka-nerka apakah sandi pintu utama masih sama seperti dulu. Ketika mengetik angka 201500, pintu pun terbuka. Hyunjin tersenyum seraya bergumam. "Ternyata, tidak berubah."
Setelahnya, dia kembali mendekati mobil, menggendong Felix pelan-pelan memasuki kamar tidur mereka dan merebahkan tubuh wanita itu di atas ranjang. Sesaat Felix merasa terusik yang membuat Hyunjin tersenyum geli. Kemudian pria itu beranjak membawa kendaraan putihnya kedalam garasi. Sesudah memastikan pintu terkunci dan membenahi barang belanjaan, Hyunjin berjalan memasuki kamar. Sejenak, dia mengedarkan pandang dan tersenyum menyadari keadaan apartemen yang bersih dan rapi, juga tak ada yang berubah sama sekali setelah lama ia tidak mengunjungi.
Perlahan Hyunjin mendekati ranjang dengan Felix yang tertidur disana, ia melepas pakaiannya yang di rasa gerah. Menyisakan boxer hitam saja yang melekat di tubuhnya saat ini. Hyunjin memang tipe laki-laki yang melepas pakaian atas ketika tidur.
Saat setelah bergabung diatas kasur, Hyunjin memandang wajah lelap Felix sampai dia nyaris memejamkan mata, lalu kembali terjaga karena merasa ada pergerakan. Nampak Felix tengah mengusap kedua lengan dalam tidurnya seraya mengigau parau. "Aku merindukanmu.. Hyunjinhh.. Jangan pergi lagih.. hmm.. Hyunjinhh.."
Mendengar itu, Hyunjin terkikik geli. Untuk beberapa detik matanya terbelalak karena tiba-tiba tanpa Felix sadari, ia bergerak resah melepas kaos yang terasa lembab disusul celana jeansnya. Hyunjin meneguk ludah susah payah kala melihat Felix yang hanya mengenakan bra dan celana dalam berwarna hitam, memperlihatkan keindahan akan tubuh wanita itu yang memesona. Kakinya di hentakan gelisah, merasa risih akibat celana yang tersangkut pada salah satu pergelangan kakinya. Hyunjin melongo, berfikir bahwa apa yang Felix lakukan disaat sedang tertidur seperti ini membuatnya kaget.
Namun, dia segera paham, pakaian mereka lumayan lembab karena sisa diterpa iar hujan beberapa jam yang lalu. Mungkin Felix sendiri merasa kurang nyaman tertidur dengan pakaian seperti itu, dengan tangan sedikit gemetar. Hyunjin melepas celana Felix yang tersangkut di kaki wanita ini, meraih kaos dan celananya lalu di taruh di lantai bergabung bersama kaos abu-abu, jaket dan celana jeans hitam milil Hyunjin.
Felix kembali tenang dalam Tidurnya. Beberapa detik kemudian, lalu bergerak mendekati Hyunjin, menempeli tubuh mereka dan mencari kenyamanan dalam pelukan pria itu disana. Hyunjin sendiri mendadak bernafas gugup, ketika mencuri pandang pada belah payudara Felix yang padat, dia menyadari bahwa Felix benar-benar perempuan setelah sebelumnya Hyunjin masih menyangka jika hal itu hanyalah sebuah mimpi. Sejenak ia teringat akan Heechul dalam hati, Hyunjin bergumam terima kasih untuk halmeoni dari seorang Kim Woojin itu.
Tubuh Felix meringkuk seperti anak kucing membuat Hyunjin terkekeh, menikmati hembusan nafas teratur wanita itu didadanya begitu menggemaskan. Namun ia juga terpana pada tubuh berlekuk Felix. Mati-matian Hyunjin menahan hasrat yang tiba-tiba muncul karena Felix yang hanya mengenakan pakaian dalam.
Menghindari ia akan berbuat nekad, Hyunjin meraih selimut guna menutupi tubuh mereka, memeluk dan mengecup kening Felix sekilas lalu berusaha untuk tertidur seiring kekasihnya yang kembali mengigau tak jelas, berkata lirih menyebut nama Hyunjin berkali-kali yang ia anggap sebuah melodi yang menghantarkannya memasuk dunia mimpi.
To be continued.
![](https://img.wattpad.com/cover/201257336-288-k894793.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HYUNG OR NOONA | HYUNLIX -GS! [END]
Fantasy[REMAKE] Bagaimana Hyunjin menghadapi Felix yang sudah dianggap sebagai Hyung kandungnya sendiri telah berubah menjadi seorang wanita cantik akibat meminum ramuan yang salah? Apakah Felix masih pantas dipanggil 'Hyung' atau lebih pantas dipanggil 'N...