"Lebih baik ayah melihat wajahmu yang murung dari pada kau senyum-senyum seperti orang kehilangan otak."
Jongsuk tampak bergidik ketika melihat ekspresi Felix. Sudah tiga minggu selama liburan, gadis itu sering kali tersenyum-senyum sendiri. Lantas Suzy memukul lengan suaminya yang berbalut jas kantor akibat ucapan barusan.
Bukankah bagus melihat wajah ceria anak mereka di pagi hari seperti ini, suaminya malah berkata yang tidak-tidak disaat sedang menyantap sarapan pagi mereka di meja makan keluarga.
"Kau ini! Lixie sedang bahagia." Ujar Suzy berbisik.
Dahi Jongsuk merengut. "Bahagia? Kenapa harus terlihat bahagia seperti orang tidak waras begitu?"
"Ck! Cinta memang membuat orang jadi gila, Jong!" Suzy kembali menimpali sambil mengoles selai strawberry di atas permukaan roti tawar, kemudian menaruh roti itu di atas piring Felix yang menjadi roti ke lima yang akan di lahapnya. Ia membiarkan Felix makan sepuas mungkin, karena memang anak gadisnya ini sudah lama tidak selahap itu saat menyantap makanan.
"Apa Hyunjin sudah menghubungi Felix?"
Suzy mengangguk ceria menjawab pertanyaan Jongsuk yang kini ikut tersenyum. "Hm.. Pantas saja. Kalau begitu, kenapa kau tidak terlihat gila? Kau 'kan mencintaiku, Zy?" ia tertawa geli saat mengatakannya, hanya berniat bercanda.
"Melihat wajahmu saja aku sudah hampir mati."
Jongsuk tergelak mendengar ucapan Suzy barusan. Pria itu berfikir apakah wajahnya setampan itu. Hhh.. Narsis sekali. Sementara Felix masih lahap menyantap roti selai dengan tenang, tidak peduli ayah dan ibunya yang sibuk mengoceh dan berlovely dovey dihadapannya. Setelah roti ke lima sudah dilahap habis, Felix meneguk segelas susu lalu bangkit berdiri membuat Jongsuk yang nyaris mengecup pipi Suzy lantas mengurungkan niatnya.
Melihat itu, Felix hanya terkekeh. Ekspresi orang tuanya tampak seperti penguntit yang tertangkap basah. "Ayah, ibu.. Aku berangkat." ujarnya ceria lalu mengenakan ransel seraya melangkah menjauh.
"Tidak bersama ayah?" tanya Jongsuk berteriak karena Felix sudah berlari keluar. Terdengar penolakan anaknya dari kejauhan sana membuat pria itu mendengus. "Jangan sampai dia diperebutkan laki-laki lagi."
Sementara itu Suzy malah terkekeh mendengar gerutuan barusan. "Biar saja. Felix pantas di perebutkan laki-laki tampan. Bukankah itu bagus?" katanya bangga.
Meski Jongsuk mencibir tak suka tetapi Suzy terus saja tertawa. "Kau membuatnya semakin terlihat menarik, Zy. Dia memang semakin cantik sejak kau menculik dan memenjarakannya di salon. Tetapi kau tidak kasihan melihat anak kita di perebutkan?" pria itu masih menggerutu, tetapi bibirnya malah mengecup pipi Suzy kemudian berujar pamit karena harus pergi ke kantor. Sambil melambai tak jelas menatap punggung lebar suaminya, Suzy hanya bisa tertawa lebar.
Jongsuk berhasil menemukan Felix yang sedang duduk di halte. Walau anak gadisnya memaksa ingin menaiki bus, tetapi Jongsuk lebih memaksa Felix untuk ikut bersama. Pria itu terkekeh ketika melirik wajah merengut Felix yang duduk disampingnya.
"Sudah, hentikan wajah cemberutmu."
Mata Felix mendelik ke arah ayahnya yang cekikikan. "Besok aku ingin berangkat menaiki bus. Jangan memaksaku lagi, ayah. Aku ingin sendiri." katanya ketus.
Perkataan barusan malah membuat Jongsuk tertawa. "Iya, iya. Ngomong-ngomong dimana laki-laki yang sering datang ke rumah?" ujarnya setelah tawa mereda. Pria itu terkekeh geli ketika melirik wajah putrinya yang masih mengerucutkan bibir.
"Aku sudah bicara baik-baik pada mereka. Lagipula-"
"Tunggu, sepertinya.. Ada yang terlambat menjemput." Jongsuk tak bisa menahan tawa ketika melirik spion tengah, dimana mobil biru sedang melaju kencang dibelakangnya. "Dia orang yang pantang menyerah rupanya." tambah pria itu, tawanya semakin keras.
Felix hanya mengerutkan dahi ketika mobil bermerk ternama menghadang mobil ayahnya. Gadis itu mendengus seraya memutar mata malas saat dilihatnya Lucas berjalan cepat dan mengetuk kaca mobil di dekat Jongsuk.
"Maaf sekali, paman.. Ngg, bolehkah Felix berangkat bersamaku?" dengan keberaniannya, Lucas berbicara seramah mungkin. Laki-laki itu tampak berwajah cerah serta melirik Felix sambil tersenyum lebar.
Sementara Jongsuk hanya mengedikkan bahu sekilas, pria itu menoleh ke arah putrinya meminta pendapat. Dilihatnya Felix menghela nafas sebelum melepas seat belt seraya berujar. "Ayah, berhati-hatilah. Aku ikut dengan Lucas."
Jongsuk hanya tersenyum sambil mengusak kepala Felix dengan gemas. "Hati-hati juga."
Entah mengapa Felix merasa bersalah ketika melihat Wajah Lucas yang nampak ceria, ketika didalam mobil remaja itu pun tak hentinya mengoceh tentang liburan. Felix hanya menanggapinya dengan senyuman sesekali membalas singkat. Lucas adalah lelaki yang baik, terkadang mereka belajar bersama akhir-akhir ini. Hingga sekarang sudah menduduki angkatan Terakhir, Lucas cenderung memberi perhatian lebih pada Felix.
Entah bagaimana perasaan laki-laki itu terhadapnya, bagi Felix.. Lucas tak lebih dari seorang teman biasa. Selama ini, Lucas lah yang mengisi hari-hari Felix selagi Hyunjin jauh darinya. Sedang Changbin, dia adalah teman yang baik sekarang.
Didalam kelaspun, Lucas Dan Changbin berebut untuk satu bangku dengan Felix. Gadis itu hanya menggeleng kepala melihat sikap kekanakan mereka. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah sebagai siswa kelas tiga angkatan terakhir di SHS, Felix tidak ingin ada keributan lagi di antara mereka. Jadi, ia memutuskan duduk bersama Lucas sedangkan Changbin, karena di kelas dua Felix sudah duduk bersama dengan remaja itu. Changbin dengan hati yang berat beranjak satu meja dengan teman yang lain.
Kegiatan KBM belum dimulai, hanya pemilihan ketua serra organisasi kelas. Teman-teman memutuskan Lucas sebagai ketua kelas untuk yang ketiga kalinya, karena memang Lucas mempunyai jiwa pemimpin hingga siswa lain percaya pada laki-laki yang sudah tak lagi menjabat sebagai ketus Osis itu.
Kali ini jam pulang sekolah lebih cepat. Lucas sengaja membawa Felix untuk mampir di sebuah cafetaria dekat sekolah. Dalam cafe itu mereka menyantap makan siang bersama. Felix tidak malu sama selali ketika setelah makan, gadis itu memesan dua stok ice cream rasa strawberry. Lucas hanya terkekeh melihat ia makan begitu banyak. Ketika mereka hendak pulang, Felix mengerjap bingung Saat Lucas menahan tangannya, remaja itu malah menggenggam kedua tangan Felix begitu erat.
Felix bukanlah gadis bodoh di saat menghadapi situasi ini. Ia menangkap sorot mata Lucas terlihat sendu, padahal dari pagi laki-laki itu berwajah ceria. Dugaannya tepat sekali, Lucas menyatakan cinta padanya. Meski Lucas sangat tulus, namun Felix tetap menolak. Gadis itu bicara begitu halus berusaha tidak menyakiti perasaan Lucas, walau ia tahu penolakan ini pasti menyakiti relung hati laki-laki itu.
Meski Felix hanya ingin berteman, Lucas tetap tersenyum menanggapinya. Menjadi teman dari Felix saja membuatnya sudah cukup tenang. Lucas tahu, Felix memiliki perasaan lain, perasaan untuk laki-laki yang bukan untuknya. Tapi untuk Hyunjin.
To be continued.
![](https://img.wattpad.com/cover/201257336-288-k894793.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HYUNG OR NOONA | HYUNLIX -GS! [END]
Fantasy[REMAKE] Bagaimana Hyunjin menghadapi Felix yang sudah dianggap sebagai Hyung kandungnya sendiri telah berubah menjadi seorang wanita cantik akibat meminum ramuan yang salah? Apakah Felix masih pantas dipanggil 'Hyung' atau lebih pantas dipanggil 'N...