4.3

1.5K 135 9
                                    

Dari cara Hyunjin berbicara, Felix tak pernah menduga bahwa Hyunjin sangat serius akan hal ini. Seakan tubuhnya merasa dipenuhi oleh bunga-bunga yang harum, Felix merasa semua seperti mimpi. Karena itu, ia tak sadar telah membuat Hyunjin menunggu lama karena Felix tak kunjung menjawab.

"Jadi... Bersedia kah menikah denganku?" Hyunjin kembali berujar. Dengan setia dia masih menggenggam tangan Felix, menanti jawaban manis yang keluar dari belah bibir kekasihnya. Hyunjin berpikir, Felix tidak mungkin menolak, mereka saling jatuh cinta, dia tahu itu.

Tetapi, Felix tak kunjung menjawab sedari tadi, itu sangat membuat perasaan Hyunjin tak tenang. Dia hanya terdiam, bibirnya terkatup rapat, dengan mata yang fokus meneliti manik kelam Hyunjin, ia tidak menyuarakan satu patah kata pun. Bahkan berkedip untuk sesaat, Felix tampak seperti patung wanita cantik yang begitu anggun malam hari ini.

Seolah mendapat serangan jantung, hati Hyunjin serasa ingin patah saat Felix melepaskan genggaman tangan mereka secara perlahan. Hyunjin langsung memusatkan pandangannya ke arah tautan tangan mereka yang sedikit demi sedikit dilepaskan oleh Felix.

"F-Fel..?" Hyunjin bergumam lesu bercampur kaget, meratapi tangannya yang hampa. Dengan pelan ia kembali menatap Felix, menelisik kedua mata indahnya seolah bertanya-tanya. Untuk saat ini, Hyunjin lagi-lagi tak bisa menebak apa yang ada di pikiran Felix. Hyunjin hanya dapat merasakan bahwa saat ini Felix tengah menatapnya kosong, tanpa rona ceria ataupun sedih diwajahnya yang manis.

Apa? Kenapa?

Sakit. Bingung. Tentu saja Hyunjin merasakan semua itu. Di saat ia mengungkapkan niat besarnya, Felix hanya terdiam.

Disaat ia hendak menyematkan cincin lamaran dijari manis Felix, wanita itu malah melepaskan genggaman tangan mereka. Sebenarnya, bagaimana dengan perasaan Felix sendiri?

Kemudian, Felix malah menggeleng pelan. Dan Hyunjin merasa ingin sekali terjun dari lantai gedung paling tinggi, jika memang Felix menolaknya. Tentu saja, Felix adalah hidup dan matinya sekarang.

"Tidak."

Satu kata yang Felix keluarkan setelah ia menggeleng, dan Hyunjin benar-benar merasa ingin mati saja. Pria itu menundukkan kepala, memejamkan kedua mata yang mendadak terasa perih. Menangis.. Hyunjin hendak menangis jika saja Felix tidak berkata, "Tidak ada alasan untuk menolak mu, tuan Hwang."

Satu kalimat yang Felix keluarkan berikutnya, dan sebuah pelukan yang Hyunjin rasakan saat ini. Kehangatan tubuh mungil Felix melekat pada tubuh tegapnya saat ini, keharuman aroma Felix yang dapat membuatnya mabuk kepayang ia hirup dalam-dalam saat ini.

Sambil melepas pelukan, Felix kembali menatap wajah Hyunjin yang mendadak ceria, ia mengangguk mantap. Dan jawaban "Ya" dengan suara halus darinya, membuat suasana hati terasa berubah tenang. Dan tentu dia tak punya alasan untuk menolak Hyunjin.

"Aku bersedia." ujar Felix lagi.

Ketegangan yang melingkupi Hyunjin hilang sudah. Pria itu menghela nafas pelan, ia terkekeh sebentar. Menganggap bahwa Felix sedang membuat lelucon, namun tetap mempesona dimata Hyunjin.

"Kau membuatku hampir mati. Dan aku akan benar-benar mati jika kau menolak ku." sembari menyematkan cincin ke jari manis kiri Felix, Hyunjin melirik jari manis kanan wanita itu -yang terdapat cincin pemberian darinya saat pulang dari Amerika waktu silam.

"Bodoh.." sambil bergumam, Felix mendengus pelan. "Aku marah karena ini. Karena mengira kau tidak akan pernah melamar ku." ujarnya, sembari terkekeh ia pun melanjutkan, "tapi ternyata.., semua diluar dugaan. Apapun caramu untuk melakukan semua ini, yang pasti.. aku merasa beruntung memilikimu, Hyunjin. Kau melakukannya dengan caramu sendiri."

HYUNG OR NOONA | HYUNLIX -GS! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang