2.1

1.2K 137 8
                                    

Entah harus disebut perempuan atau laki-laki. Nampaknya remaja perempuan yang terlihat seperti laki-laki itu berjalan mengendap-endap. Berusaha untuk tidak menimbulkan suara, Felix melangkahkan kakinya sepelan yang ia bisa. Bagus sekali, Jongsuk dan Suzy belum terbangun di pagi buta seperti ini. Terlebih mereka habis berolahraga ranjang semalam.

Sedangkan para maid di rumah sedang sibuk di dapur dan halaman belakang. Felix tersenyum puas ketika berhasil keluar rumah tanpa sepengetahuan siapapun. Ia sudah menempelkan note kecil di depan pintu kamarnya, memberitahu bahwa ia sudah berangkat sekolah.

Felix memposisikan ranselnya agar nyaman di punggung, lalu kakinya melangkah menuju gerbang. Saat itu pula sebuah mobil sport merah yang ia kenal melaju menghampiri. Felix tersenyum melihat Hyunjin keluar dari mobil, laki-laki itu tetap mempesona. Felix begitu Merindukannya. Padahal hanya satu hari mereka tidak bertemu. Yah, Felix dan Hyunjin sudah sekitar dua tahun sejak memasuki SHS mereka hidup dalam satu atap yang sama. Wajar jika berpisah itu terasa asing bagi keduanya.

"Aku datang. Bahkan ini masih terlalu pagi sekali, noona- emmb.. m-maksudku, hyung."

Felix terkekeh geli mendengar Hyunjin memanggilnya 'Hyung'. Mana mungkin Hyunjin melihat penampilannya yang persis menyerupai laki-laki. Felix menggunakan seragam sekolahnya yang lama. Seragam khusus laki-laki. Dia tidak memakai rok pendek, melainkan celana. Felix juga menggunakan sepatu converse dan rambut palsu. Ia membeli wig itu di salah satu toko aksesoris ketika di antar pulang oleh Woojin kemarin. Bahkan ia menggunakan perban dibalik seragam agar dadanya terlihat datar.

Perban yang menekan payudaranya terasa sangat menyiksa, namun ia dapat menahan itu. Felix juga tidak lupa membawa seragam khusus perempuan miliknya di dalam tas. Ia akan menggantinya sebelum pulang ke rumah. Saat ini Felix persis menyerupai dirinya yang dulu. Ia melakukan itu karena belum siap mendapat reaksi orang-orang disekolah. Ingat bahwa dunianya tidak ikut tersihir, Felix rela kembali berpenampilan layaknya remaja laki-laki karena ia belum siap. Ia masih butuh waktu.

"Tidak apa-apa. Aku senang kau datang sepagi ini, dan jangan panggil aku 'hyu-"

Felix mengerjap ketika Hyunjin menarik dirinya mendekat. Tangan Hyunjin mengelus pipi Felix sambil mendekatkan wajah mereka. Saat ini Felix bisa merasakan bibirnya ditekan lembut oleh bibir tebal Hyunjin. Remaja itu mengecup bibir Felix sedikit lama kemudian melepasnya kembali.

Kompleks perumahan disini terlihat sepi mengingat hari masih terlalu pagi. Jika ada yang melihat, mungkin orang beranggapan bahwa mereka pasangan gay, karena Felix telah menjadi perempuan, bukan? Kalau saja dia masih menjadi laki-laki, mereka terlihat benar-benar gay.

"Aku rindu padamu." dalam hati Hyunjin meringis saat mengatakan itu. Satu hari tidak bertemu Felix saja rasa rindu seakan ingin membunuhnya. Apalagi jika nanti Hyunjin tinggal di California dalam waktu bertahun-tahun. Mungkin Hyunjin akan mati saking rindunya pada Felix. Ia benar-benar mencintai seseorang yang berwajah manis itu.

Felix tidak menjawab apapun. Tadinya ia ingin mengatakan pada Hyunjin bahwa ia telah kembali menjadi perempuan. Namun ketika Felix meneliti kedua mata Hyunjin, seolah mencari perasaan apa saja yang terpancar dari sana. Ia menemukan gurat sedih dari manik kelam itu. Felix mulai khawatir lagi. Apakah Hyunjin benar-benar akan pergi.

"Hyunjin.. Beritahu aku."

Hyunjin tersenyum. Tetapi bagi Felix. senyuman itu terlihat memilukan. "Beritahu apa?" tanyanya seolah tidak terjadi apapun.

"Apa saja. Sesuatu yang kau rasakan. Beritahu aku sekarang.."

"Oke.." Hyunjin mulai memegang kedua pundak mungil Felix dan menatapnya. "Lee Felix, aku mencintaimu." suara rendah nan tulus itu terdengar manis bagi Felix, namun saat ini bukan itu yang ingin Felix dengar.

HYUNG OR NOONA | HYUNLIX -GS! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang