3.0

1.3K 150 16
                                    

Tidak salah lagi, suara itu... Suara itu benar-benar suara Hyunjin. Darah Felix berdesir naik, detak jantungnya semakin tak menentu, ia hampir saja lupa untuk berkedip. Tubuh gadis ini masih membeku seiring air mata mengalir deras saking bahagianya hingga Felix tidak bisa menahan isakan yang keluar, membuat seseorang yang menelpon menyahut kebingungan.

Akhirnya, Hyunjin menghubungi, menelponnya, memanggil namanya dengan suara berat khas remaja itu. Suara yang Felix rindukan. Ia belum sanggup mempercayai, semua ini terjadi begitu tiba-tiba baginya, hingga akhirnya Felix kembali berujar memastikan.

"Hyunjin?"

Terdengar tawa geli dari seberang sana. Mungkin Hyunjin berpikir tanggapan Felix begitu lucu karena telah lama mereka tidak saling bicara. Sedari tadi, tidak ada kata lain yang Felix ucapkan selain menyebut namanya. Meski begitu, Hyunjin tetap mengaku kalau yang menghubungi saat ini adalah dirinya. Yah, memang benar-benar Hyunjin, bukan?

"Aku mendengarmu menangis."

Suara Hyunjin terdengar lemah, membuat Felix dengan cepat mengatur nafas dan menyeka air matanya. Ia masih bungkam, belum sanggup mengungkapkan kata-kata. Hyunjin yang menghubunginya begitu mengejutkan.

"Jangan menangis.. Aku sakit mendengar suara tangisanmu."

Yah, tak tahukah tangisan itu disebabkan olehnya. Bahkan Felix lebih merasa sakit. Sebisa mungkin gadis itu berusaha menghentikan isakannya, namun ia belum sanggup, Felix masih ingin menangis. Hyunjin benar-benar merubah Felix yang menyedihkan dan pribadi yang cengeng selama satu bulan ini, bahkan hingga sekarang.

"Aku merindukanmu."

"Tapi aku membencimu."

Felix menghardik cepat, isakannya mulai berkurang. Akhirnya ia mengucapkan kata selain menyebut nama Hyunjin. Terdengar helaan nafas pelan dari seberang sana, mungkin Hyunjin tidak begitu kaget mendengar perkataan Felix. Dia merasa pantas dibilang seperti itu.

"Aku tahu. Maafkan aku."

Kali ini Felix menghela nafas. Entah harus bagaimana ia menanggapinya, Felix merasa senang karena Hyunjin mengubunginya, tetapi disisi lain ia juga merasa kesal. Kenapa Hyunjin baru menghubunginya sekarang.

"Maafkan aku.. Karena pergi begitu saja. Maafkan aku."

"Kau tahu?" Felix bicara lemah, suaranya masih terdengar bergetar. "Aku begitu merindukanmu, Hyunjin." gadis ini menjeda, sedang Hyunjin masih diam menjadi pendengar yang baik untuk kekasihnya. Felix menyeka air mata yang mengalir di pipi seraya berkata. "Aku disini sendiri.. Aku menunggumu.. Memimpikanmu setiap malam. Bahkan, aku bertanya pada bintang seperti orang gila, aku bertanya.. Kapan aku bisa mendengar suaramu lagi? Dan sekarang.. Kau menelpon."

Hyunjin terkekeh mendengarnya. "Aku lebih merindukanmu. Sungguh, rasanya hampir mati." katanya mendramatisir. "Aku juga bertanya pada bintang. Aku bertanya.. Kapan aku bisa bertemu denganmu? Tapi, bintang tidak menjawab pertanyaanku. namun aku percaya.. Kita akan bertemu."

Suara Hyunjin begitu terdengar tulus, sampai Felix tidak menyadari ujung Bibirnya melengkung naik hingga ia dibuat tertawa geli. Wajahnya kembali ceria, yang hampir satu bulan ini raut berseri itu tidak ia tunjukkan sama sekali. Saking bahagianya, Felix nampak terlihat seperti orang gila, jika ada yang melihat mungkin orang beranggapan dia benar-benar tidak waras.

HYUNG OR NOONA | HYUNLIX -GS! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang