4.1

2.3K 133 9
                                    

"Aku hamil!"

Semua mata terpaku pada senyuman lebar pria dan wanita yang duduk berseblahan, tampak si pria terus bergumam ceria mengungkapkan rasa bahagianya sembari mengecup pelipis sang wanita.

"Usianya baru enam minggu." tambahnya.

"Thanks, baby. Oh, akhirnya aku akan menjadi ayah." Chan membelai kepala Seungmin penuh sayang. Tanpa malu dihadapan teman-teman kampusnya, serta mereka berada didalam cafetaria yang dipenuhi mahasiswa, Seungmin dan Chan tetap bersikap mesra satu sama lain.

"Oh, ayolah.. Kenapa kalian hanya diam?" kemudian Chan beralih menatap satu persatu wajah teman-temannya. Dia dan Seungmin mengumpulkan teman-teman mereka di cafe ini untuk memberitahu berita bahagia tentang kehamilan Seungmin, dan hanya diam yang menjadi pilihan teman-teman mereka untuk merespon.

Terlihat Jisung kini menundukkan kepala entah kenapa, sedang Minho hanya menatap sendu istrinya yang berubah murung. Lalu Woojin yang tampak cemberut, sementara Jeongin sang istri hanya tersenyum ikut bahagia. Sedangkan Felix hanya memberi senyuman lebar, berbeda dengan Hyunjin yang mendengus malas. Hyunjin semakin iri dengan berita itu. Saat ini dia dan Felix masih berstatus kekasih, dan teman-temannya sudah menikah bahkan Chan sekarang adalah calon ayah.

"Ada apa dengan kalian?" Chan kembali berkata, notasi suaranya berubah sedikit jengah. Sementara, Seungmin hanya menatap bingung.

"Selamat untuk kalian!"

Orang pertama yang menyahut adalah Felix, yang mana membuat Chan dan Seungmin kembali menyunggingkan senyum.

"Selamat juga. Aku turut bahagia, Seungmin.. Hm, pasti senang sekali menjadi wanita hamil."

Seungmin tak bisa untuk tidak tertawa mendengar perkataan Jeongin barusan, sedangkan Chan hanya tersenyum geli menanggapinya. "Kalau ingin seperti Seungmin, kau dan Woojin harus 'bekerja' full setiap malam." ujar Chan melirik Woojin yang masih cemberut.

Jeongin merona mendengar itu, ketika menyadari suaminya hanya terdiam. Diapun berkata heran. "Kau kenapa?"

"Aku iri. Aku juga ingin menjadi ayah seperti Chan." Woojin berkata terang-terangan dengan notasi sedikit bersungut-sungut. Pasalnya mereka baru saja menikah dan masih sedang memilih-milih sebuah rumah pribadi yang sesuai untuk keduanya.

Sebenarnya Woojin sudah menyarankan agar menempati sebuah apartemen dari jauh-jauh hari sebelum menikah. Namun istrinya menolak untuk tinggal disana. Jadilah Woojin mengikuti kemauan Jeongin, dan sampai saat ini wanita itu belum memberi pendapat yang positif mengenai tempat tinggal. Terlebih mereka tidak ada waktu untuk berbulan madu karena sibuk kuliah. Mereka tak bisa mengambil cuti begitu saja.

Sekarang, Woojin dan Jeongin masih tinggal di rumah orang tua. Kadang dirumah Jeongin, kadang juga dirumah Woojin. Tiap kali ingin berhubungan intim, sepasang pengantin baru ini selalu mendengar suara bisik-bisik orang tua mereka yang sedang 'menguping' dari balik pintu kamar, hingga rasanya Woojin merasa tidak nyaman untuk melakukan itu dengan Jeongin. Dia ingin Segera mempunyai tempat tinggal sendiri.

Jeongin terkekeh melihat raut wajah merengut Woojin. "Kau tahu, aku sudah menemukan apartemen yang sesuai."

"Benarkah?" seketika mata Woojin berbinar-binar. "Kapan kita pindah?" tanyanya antusias.

Sebelum menjawab, Jeongin tertawa pelan. "Secepatnya, Woojin."

"Ah.. Syukurlah. Terima kasih, sayang."

Jeongin terkekeh sambil memejamkan mata sejenak ketika suaminya mendekat dan memberi kecupan singkat di dahi.

Sementara itu, Jisung sudah kembali memperlihatkan wajah cerianya. Dia yang memang duduk tepat di sebelah Seungmin, mulai meraih sebelah tangan wanita muda yang sedang hamil itu. "Seungmin, jagalah kesehatanmu. Kau harus mengatur pola makan, dan posisi tidur serta waktu yang teratur. Ada baiknya kau berolahraga sebentar setiap pagi, hanya sebentar saja dan latihlah pernafasanmu mulai dari sekarang. Jangan bekerja terlalu berat, dan minta tolong Chan untuk-"

HYUNG OR NOONA | HYUNLIX -GS! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang