3 Years Later..
"Lixie!"
Teriakan khas ibunya membuat Felix mendengus keras di meja belajarnya. Dia sedang fokus menatap laptop sambil mengerjakan tugas skripsi akhir semester enam. Sebentar lagi Felix lulus D3 dan ia berniat akan terus melanjutkan ke jenjang S1. Dalam pengerjaan tugas yang hampir selesai, kali ini Suzy terus memanggilnya berkali-kali, berteriak kencang sampai wanita baya yang masih terlihat cantik itu membuka pintu kamar Felix dengan keras.
"Lix, kau mendengar ibu, kan?" Suzy nampak kesal sambil menghampiri Felix yang masih sibuk mengetik di laptop putihnya.
"Aku mendengarmu, bu." ia hanya menjawab singkat.
Suzy mendengus keras. "Lalu kenapa kau tidak turun? Ada yang harus kau temui."
Lantas Felix berhenti bergerak, perkataan barusan membuatnya memutar mata dengan malas. Ini masih pagi, dan tadi Lucas mengirim pesan singkat, mengatakan bahwa laki-laki itu ingin belajar bersama karena memang Mereka berada dalam jurusan yang sama.
Di hari kuliahnya, Felix hanya ingin menghabiskan waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas sendiri, kenapa Lucas selalu memaksa padahal ia sudah menolak. Laki-laki itu tidak berubah sama sekali, ia cenderung selalu ingin dekat dengan Felix sampai detik ini, meski Lucas menganggap Felix hanya sekedar teman, rupanya dia merasa mempunyai sedikit rasa obsesi pada wanita itu.
"Suruh dia pulang saja, ibu. Aku ingin sendiri." dengan cuek Felix kembali melanjutkan mengerjakan tugas membuat Suzy bertambah kesal.
"Ck! Tidak bisa, kau harus menemuinya. sekarang, Lee Felix!" tak segan Suzy berkata tajam, kemudian wanita itu tersenyum ketika Felix berdecak malas sambil menutup laptop. Dilihatnya ia beranjak merapikan penampilan sejenak di cermin seraya menyisir rambut panjangnya yang kini berwarna cokelat gelap.
Melihat Felix saat ini, bagi Suzy putrinya itu sudah tumbuh menjadi wanita dewasa sekarang. Meski masih muda di usianya yang menginjak dua puluh satu tahun, tetapi untuk Suzy.. Felix tetaplah putri kecilnya. Sampai detik ini pun, terkadang Suzy seperti merasa mimpi karena mempunyai seorang anak perempuan. Namun, Felix selalu menyadarkannya bahwa hal itu nyata. Dan Suzy merasa bahagia.
Ketika menelisik Felix dari atas sampai bawah, Suzy menilai tidak terlalu buruk walau penampilan anak perempuannya terkesan pakaian rumahan, tetapi masih terlihat feminin. Celana jeans biru pendek setengah paha di padu kaos santai pas badan berwarna soft pink membuat Felix nampak terlihat manis. Meski wajahnya hanya di poles bedak tipis dan lipgloss, tetap saja ia masih terlihat cantik.
Felix malah mencibir eommanya yang kini terkikik tidak jelas ketika memakai sepatu kets bertali putih. Saat menuruni anak tangga mengantar Felix yang hendak membuka pintu utama, Suzy masih tertawa terkekeh-kekeh. Felix sendiri cukup heran, mengapa Suzy bisa semenyebalkan ini. Walau begitu ia tetap menuruti perkataan eommanya juga.
Ketika membuka pintu, Felix mengerutkan dahi kala melihat mobil putih tanpa atap terparkir dibalil pagar rumahnya yang terbuka lebar. Wanita ini berjalan semakin dekat dan hanya beberapa langkah saia dari jatak mobil putih itu terparkir.
Tampak seorang pria muda membuka kacamata hitamnya lalu menuruni mobil dan berdiri saling tatap dengan Felix. Detik itu juga Felix merasa sulit untuk bernafas, tubuhnya serasa membeku, ssampai ia dibuat lupa bagaimana cara berkedip ketika menangkap wajah tampan yang terlihat datar saat ini. Jantungnya berdebar cepat seketika.
Pria muda itu nampak semakin dewasa, dengan celana jeans hitam dan kaos polos abu-abu gelap di padu jaket jeans biru membuatnya terkesan semakin terlihat tampan. Serta rambut halus berwarna hitam menutupi dahi yang menambahkan kesan cool ditubuhnya yang tegap.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYUNG OR NOONA | HYUNLIX -GS! [END]
Fantasy[REMAKE] Bagaimana Hyunjin menghadapi Felix yang sudah dianggap sebagai Hyung kandungnya sendiri telah berubah menjadi seorang wanita cantik akibat meminum ramuan yang salah? Apakah Felix masih pantas dipanggil 'Hyung' atau lebih pantas dipanggil 'N...