Bagian 1: Yogyakarta punya Cerita

1.9K 78 8
                                    

Lampung, 21 Desember 2019

***

"Pak, jalan Supratman ya," ujar wanita yang duduk di dekat supir bis itu.

Supir bis itu pun mengangguk melihat wanita itu.

Supir itu pun menepikan bisnya------tepat dimana jalan Supratman------ yang dimaksud sang wanita.

Setelah membayar. Wanita itu pun, turun. Namun, ketika hendak turun ia merasa janggal. Karena ia merasa sedari di bis, ada seseorang yang memperhatikannya.

Ketika ia berada di anak tangga kedua, ia pun menoleh ke dalam bis-----tepat di bagian kursi belakang.

"Mba, cepet turun," tegur salah seorang penumpang yang duduk di dekat anak tangga.

Wanita itu pun tersadarkan dari lamunannya. "Ah, iya ma... Maaf mas," ujarnya.

Ia pun turun dan benar-benar menghilang dari tempat itu ketika sudah memasuki jalan yang di maksud.

Kini aku sudah belajar dari banyaknya cerita yang telah terlewatkan. Dalam hidup, tidak ada hubungan yang abadi. Semua hanya sekedar semu semata. Tak ada yang benar-benar peduli dengan adanya diriku di sekitar mereka. Yang disayang telah hilang. Yang dicintai telah pergi. Sungguh keterlaluan!

Wanita itu berjalan dengan langkah gontai. Matanya menatap kosong ke depan. Membawa koper dengan ukuran cukup besar.

Angin seakan bermain dengan rambutnya. Membelai mesra kesana kemari.

Lamunannya tersadarkan dengan panggilan dari seseorang.

"Zia...."

Ya, dialah Azia Azzahra Khoirunnisa.

Selepas kepergiannya dari makam sang kekasih------Alvin Rich Alardo-----ia menyegerakan kepergiannya------untuk meninggalkan kota Jakarta, untuk sesama-lamanya. Ya, itu maunya.

Kini ia sudah membuka lembaran baru. Tanpa siapapun dari masa lalunya. Tidak dengan orangtua, keluarga, saudara, sahabat, ataupun sang kekasih. Semua tidak ada! Ia seorang diri.

Kota Yogyakarta adalah pilihan hatinya. Entah kenapa dari dulu, hatinya selalu menginginkannya untuk melanjutkan pendidikan di kota pelajar itu.

Sebelum ia diusir oleh sang paman, ia memang sempat ke Yogyakarta untuk melangsungkan tes tertulisnya, ketika ia sudah mendaftar di UGM. Dan di waktu yang bersamaan juga ia sudah mencari kos-kosan------yang saat ini akan langsung ia tempati ketika ia sudah diterima di UGM.

Zia menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya. Matanya menangkap sosok wanita paruh baya------memakai jilbab yang panjang nan lebar berwarna merah.

Zia mengerutkan keningnya. Mungkin, ia sedikit lupa jika itu adalah ibu yang menerimanya untuk mengekos di sana.

"Maaf, ee.. Deng___"

"Ibu Ani, yang kemarin menerima kamu untuk ngekos di sini," wanita yang mengaku namanya Ani itu pun segera meluruskan ucapan Zia yang ragu untuk bertanya.

Azia Ferrario 2 ✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang