Bagian 34: Ini Mustahil! Sungguh Mustahil!!!

412 48 51
                                    

Lampung, 19 Juli 2020

STOPPP!!!

Jangan komentar dulu!

Bacanya PELAN-PELAN....

Jangan TERBURU-BURU....

SIAPKAN MENTAL....

SIAPKAN TISU....

APAPUN ISI DARI BAGIAN INI, HARUS TERIMA YA.... pembaca budiman.









Saya berharap... Di bagian ini banyak komentar dari pembaca. Bahkan, harapan saya. Yang tidak pernah komen dari awal membaca sampai akhir, bisa komentar. 🙃

Ya... Sekali lagi, harapan saya, Semoga yang selama ini jadi "Reader Silence" bisa komentar.





Dan itu adalah harapan kecil dari Penulis kecil ini.... 😇


Selamat membaca... Semoga suka. :')



****

   “Dan benar, ketakutan terbesarku selama ini terbukti adanya. Ketika dia datang, dan kamu yang pergi.”

-Muhammad Azam Ferrario-

   Sama seperti yang lainnya, Zia menoleh ke sumber suara itu. Begitu bersyukurnya Zia saat melihat ada yang menghentikan aksi gila dari Alardo barusan. Tepat di lurusan Zia ditahan, terlihat sosok pria yang berperawakan tegap dengan memakai hoodie hitam polos. Menutup wajahnya dengan makser, serta memakai kaca mata hitam.

   Pria itu menundukkan wajahnya. Tanpa berkata sepatah pun, ia menggerakkan tangannya—seolah memberi kode pada seseorang yang berada di belakangnya. Tepat dari arah belakang pria itu, ada satu wanita yang sudah diringkus oleh pria lain. Betapa terkejutnya Alardo ketika tahu siapa wanita itu.

   “BIADAP! LEPASKAN ISTRI SAYA!” teriak Alardo begitu murkanya.

   “Anda yang biadap, dengan niat membunuh wanita yang tidak bersalah. Atau saya yang biadap dengan niat memusnahkan biang keladi dari semua masalah ini?!” Tegas, dan begitu menjelaskan maksudnya.

   Pria itu menodong pistol ke arah istri Alardo. “HEI! BAJINGAN! LEPASKAN ISTRI SAYA!” kelekar Alardo dengan suaranya yang sudah naik beribu oktaf.

   “Diam! Atau ...” ancam pria itu sambil melirik Alardo. “wanita jalang ini yang akan mati!”

   Baru saja Alardo hendak protes, pria itu langsung mengarahkan pistol itu lebih dekat pada kepala istri Alardo. “Diam kata saya!” Dingin, lebih menakutkan.

   Dar...

   Gilanya pria itu, ia menembak atap rumah itu dan sontak membuat seisi ruangan terkejut. Detik selanjutnya, ia melihat ke semua anak buah Alardo dengan tatapan tajam. “Kalian semua. Keluar dari sini sekarang. Atau nasib kalian sebentar lagi akan berakhir di jeruri besi.”

   Mendengar penuturan pria itu. Sontak membuat mereka saling melempar tatapan satu sama lain. Seperti sedang berpikir dua kali. Akankah mereka meninggalkan bos mereka? Alardo yang selama ini sudah banyak memberikan mereka uang dan kehidupan yang layak. Atau...

   “CEPAT KELUAR!” sentak pria itu pada mereka.

   Detik selanjutnya semua anak buah Alardo langsung lari keluar dengan terbirit-birit. Cari aman, anggapan mereka saat itu. Saat Calara berusaha ikut keluar bersama yang lainnya, pria itu langsung menahan Calara menggunakan pistolnya.

Azia Ferrario 2 ✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang