Bagian 8: Dia Datang?

629 52 6
                                    

Vote, komen, follow... :)

***

Lampung, 01 Februari 2020

***

"Aku sempat lupa, jika ada seseorang yang berjanji akan datang kembali, ternyata itu kamu."

-Azia Azzahra Khoirunnisa-

***

   Detik jam sudah berputar ribuan kali sampai tak terhitung banyaknya. Dunia kian berputar pada waktu yang telah ditetapkan. Tak dapat satu pun makhluk yang mencegah perputaran waktu.

   Manusia hanya dapat berencana, namun Allah-lah yang mampu menetapkan. Suka tidak suka, mau tidak mau, semua harus tunduk pada hukum Allah di Dunia ini.

   Kini semua sudah banyak berubah. Termasuk dalam kehidupan gadis manis keturunan Bandung itu.

   Ya, kini Zia sudah benar-benar ada di fase, di mana semuanya sudah kembali seperti sedia kala. Di mana ia benar-benar telah menjadi sosok wanita muslimah yang sesungguhnya.

   Empat tahun hampir berlalu. Melewati hari-hari itu pun tidak sendiri, ia ditemani dengan sahabat dunia akhiratnya, Aisyah.

   Sahabat Dunai Akhirat?
Ya, karena semenjak kejadian di taman Kampus, keduanya benar-benar semakin dekat. Kedekatan itu pun tidak sekedar dekat, namun hubungan mereka terus diperkuat atas dasar mengejar cinta-Nya.

   Hari demi hari Aisyah berusaha mengajak dan membantu Zia bangkit dari keterpurukan masa lalunya. Dan ia pun selalu mengajak Zia untuk terus memperdalam ilmu Agama dengan mengikuti kajian-kajian majelis taklim di banyak tempat. Entah itu di lingkup kampus maupun di luar kampus.

   Tidak sampai di situ, kini Zia sudah mengetahui jika Aisyah adalah anak kandung dari pemilik indekosnya. Yang artinya, Aisyah adalah putri dari Ferra.

   Kini, keimanan juga ketakwaan Zia sudah benar-benar kokoh. Bahkan, sering kali ia yang mengingatkan Aisyah ketika Aisyah sedikit lalai dalam ibadah sunnah. Luar biasa!

   Semenjak semakin baik akhlak, adab, juga ilmu pengetahuannya. Banyak sekali pria di kampusnya yang menyukai Zia. Seakan Zia menjadi primadona di sana. Namun, karena Zia adalah Zia yang sekarang, bukan Zia yang dulu. Maka ia tidak mudah untuk membuka hati pada pria manapun. Ia benar-benar takut jika ia kembali berzina. Entah itu zina pikiran, hati, maupun matanya.

   Persahabatan Zia dan Aisyah sangar erat. Sampai Tia yang dahulu dekat dengan Zia kini menjauh dari Zia, karena menganggap Zia sudah tidak asik lagi. Zia terlalu fanatik dalam beragama. Naudzubillah! Padahal jika ia memang benar-benar teman yang baik, maka ia akan mendukung dan ikut senang melihat perubahan temannya, sekalipun ia belum berubah seperti temannya. Benar bukan?

   Di sini. Kini di sinilah Zia berada.
Gedung besar Universitas-nya yang didominasikan nuansa berwarna putih. Nampak mewah namun tak lepas dari warna-warni baju kebanggaan dari setiap mahasiswa masing-masing.

   "Alhamdulillah.... Zia selamat!" Aisyah jingkrak-jingkrak kegirangan memeluk sahabatnya yang baru saja mendapat kabar gembira.

   "Alhamdulillah, kamu cumlaude,"

   "Ughuk.. Ughuk.. Ai, Aisyah! Aku engga napas astagfirullah," ujar Zia berusaha melepaskan pelukan maut dari sang sahabat.

Azia Ferrario 2 ✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang