Bagian 15: Cinta Pertama

583 57 19
                                    

Lampung, 02 Mei 2020

***

"Kamu adalah cinta pertama dan terakhirku. Cinta pertama yang mengajarkanku apa itu cinta. Dan cinta terakhir yang membawaku menuju surga. "

-Azia Azzahra Khoirunnisa-

***


   "Apa itu?" tanya Rio.

   Zia menatap Rio lekat. Entah dari mana ia merasa wajahnya memanas dan ada air yang telah membendung di pelupuk matanya.

   Rio menjadi cemas melihat Zia. Pikirannya sudah kemana-mana saat itu. Ia melepaskan genggaman Zia. Dan beralih ia yang memegang kedua pipi Zia. "Kamu kenapa?" tanya Rio.

   Tes...

   Satu cairan bening lolos begitu saja dari mata indah Zia. Ia melepaskan kedua tangan Rio dari wajahnya dan justru ia yang kini menangkup wajah sang suami.

   Dada Rio benar-benar tak karuan diperlakukan seperti itu oleh Zia. Belum lagi Zia kali ini menatapnya jauh lebih dalam dari sebelumnya.

   "Aku...," desis Zia menahan suara yang hendak ia keluarkan.

   "Iya. Kamu kenapa?" anda Rio berusaha tenang.

   "Ak-aku...," Ya Tuhan...!! Bukan perkara mudah bagi Zia saat itu untuk mengatakan itu.

   "Aku pernah mencintai kamu,"

   Apa? Apa? Kenapa Rio merasa telinganya salah dengar. Bibir Rio yang ingin mengucapkan banyak kata, namun tak satu kata pun yang dapat ia keluarkan.

    "Katakan sekali lagi?" lirih Rio.

   Zia mengelus pipi Rio. Ia mengangguk dengan senyuman khasnya. "Aku pernah mencintai kamu, " ujar Zia.

   "Aap___" Ucapan Rio terhentikan ketika Zia menaruh jari telunjuknya di bibir Rio.

   "Hal terpentingnya adalah kamu cinta pertamaku." ucap Zia.

   Bummm!!!

   Ucapan Zia saat itu tidak hanya menusuk gendang telinga Rio. Namun juga hati, pikiran dan semua yang ada di tubuh Rio.

   Jantung Rio berpacu dua kali lebih cepat. Seakan mimpi di siang hari baginya. Kenapa? Kenapa? Kenapa????

   Kenapa baru saat ini ia mengetahui kenyataannya. Seperti ada gejolak aneh yang menyerangnya secara mendadak ketika Zia mengatakannya sebagai cinta pertama.

    Bersamaan itu pula lah Rio menitihkan air mata haru. Lebih haru dari saat ia mengatakan akad di hari pernikahan mereka.

   "Kamu. Adalah cinta pertamaku, bahkan jujur. Saat aku dulu pacaran sama Alvin, di awal hubungan kami aku diam-diam masih mencintai kamu. Tapi, aku berusaha sadar kalau aku engga pantes sama cowok sesempurna kamu."

   Rio mulai mendengarkan cerita Zia. Lagi lagi nikmat mana yang ia dustakan ketika mengetahui kejujuran manis kali itu?

   "Sama kayak kamu, yang penasaran dan berkeyakinan besar kalau cewek yang di depan masjid hari itu, sekaligus pemilik buku harian itu adalah aku."

    "... Dan sama, kayak aku yang juga penasaran akan sosok kamu itu sebenarnya kayak apa. Mulai dari kita satu kelas dan satu kelompok sama Nayla Billy mereka. Saat itu kita lagi fokus ngerjain tugas masing-masing. Dan seenaknya kamu ninggalin pekerjaan kamu terus pergi gitu aja,  ketika denger suara adzan. "

Azia Ferrario 2 ✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang