Bagian 11: Hari Sakral❣️

640 61 15
                                    

Lampung, 06 maret 2020

***

"Kau tahu, mimpi baruku saat ini apa? Ya, mimpiku saat ini adalah belajar mencintaimu seutuhnya dan melupakan masa lalu yang pernah ada."

-Azia Azzahra Khoirunnisa-

"Dan kau tahu, mimpi baruku saat ini apa? Ya, mimpiku saat ini adalah membawamu pada keridhoan-Nya dan meraih Jannah-Nya bersama-sama."

-Muhammad Azam Ferrario-

***

Sesudah banyak hari yang dilewatkan antara Zia dan Rio yang melibatkan kedua belah pihak keluarga----- yang mana telah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik dan sempurna.

Tidak perlu lama-lama dalam kedekatan mereka. Cukup waktu dua minggu terlewatkan. Mereka sudah saling mengenal, dan kini sudah semakin dekat satu sama lain.

Hari ini adalah hari di mana keduanya akan terikat dalam janji suci. Hari yang tak pernah keduanya pikirkan pada masa-masa sebelumnya. Ya, hari ini adalah hari pernikahan Zia dan Rio.

Benar-benar mengharukan kisah cinta keduanya. Ah, ralat! Lebih tepatnya, kisah cinta Rio.

Mencintai seorang wanita secara diam-diam jauh lebih sulit daripada mencintai seorang pria diam-diam. Selama masa sekolah hingga kelulusannya, tak pernah sedikit pun Rio menghilangkan rasa cintanya pada Zia. Sayangnya, ia menyembunyikan itu rapat-rapat.

Kini kediaman keluarga Khoiri telah dipenuhi oleh para tamu undangan dan yang jelas dipenuhi oleh keluarga besar dari kedua pihak mempelai pria dan mempelai wanita.

Nuansa serba putih yang menjadi warna pilihan untuk mengias warna di hari pernikahan itu.

Pernikahan ini tidak dilakukan seperti pernikahan ala orang kota yang mewah dan sebagainya. Pernikahan ini dibuat dengan se-sederhana mungkin di dalamnya.

Jelas, kedua keluarga yang mengerti agama dan memegang kuat prinsip agama dalam kehidupannya tidak akan mau membuat acara yang berlebihan, terlebihnya lagi itu acara pernikahan.

"MasyaAllah... Cantiknya putri bunda,"

Anis masuk ke dalam kamar Zia. Yang mana saat itu putrinya tengah dirias dengan riasan yang sederhana (bagi riasan pengantin), namun sangat luar biasa kecantikan Zia bertambah dua kali lipat.

Wanita yang merias Zia sedikit bergeser ketika Anis mendekati putrinya.

"Cantik sekali kamu nak," ucap Anis kedua kalinya.

Zia hanya tersenyum hambar. Entahlah apa yang membuatnya tersenyum seperti dipaksa seperti itu.

"Iya mba, saya aja baru kali ini make up-in pengantin yang se-sederhana ini, tapi hasilnya engga jauh beda dari pengantin lainnya. Sebab, wajah mba Zia ini bener-bener natural cantiknya. Mana lagi warna kulitnya memang putih sekali, jadi engga perlu banyak-banyak makein bedaknya." timpal wanita yang merias Zia itu.

Anis hanya tersenyum menanggapinya. Sedangkan Zia? Ia hanya memasang ekspresi datar.

"Selesai..." celutuk wanita itu kembali.

Azia Ferrario 2 ✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang