Bagian 14: Mari Bernostalgia Dan Jujur!

779 58 13
                                    

Lampung, 05 April 2020

***

"Andai kamu tahu, jika aku mencintai kamu. Bukan saat di mana semua orang menjadi saksi atas akadku dengan ayahmu. Melainkan, sejak awal kita  bertemu."

-Muhammad Azam Ferrario-

***

   Matahari kini tengah bergantian tugas dengan sang rembulan. Siang yang cerah sudah terlewatkan. Dan tak dapat dipungkiri Rio pun merasa bahwa siangnya kali ini benar-benar lebih cerah dari matahari.

   "Assalamu'alaikum..." Salam Rio ketika ia baru saja masuk ke dalam rumah.

   "Wa'alaikummusalam warahmatullahi wabaraktuh...." jawab sang ibu dan adiknya.

   Sosok yang kini tengah berjalan dengan jubah dan sorbannya mampu menarik perhatian dua wanita di dalam ruangan itu.

   "Zam... Umi mau tanya dong," celetuk Ferra ketika Rio sudah dekat dengan mereka.

   Rio menoleh ke Ferra. "Iya, nanya apa mi?" tanyanya balik.

   "Kenapa si wajah kamu hari ini sumringah banget?" heran Ferra pada putranya satu itu.

   "Em... Engga papa mi," ujar Rio sedikit malu-malu kucing.

    Astagfirullah... Bayangkan pria yang dulunya sangat dingin dan jutek sampai diberi juluk si es kutub oleh teman-temannya kini malu-malu kucing?!

   Tidak...!! Sangat tidak keren, sobat!

   Mendengar hal itu Aisyah langsung ikut melihat ke arah Rio. Namun kalian ini ia menatap kakaknya dengan tatapan mengintimidasi. Kepalanya ia miring-miringkan tak jelas.

   "Kenapa kamu liatin kakak begitu?" tanya Rio.

   "Kakak abis nganu-nganuin Zia yaaa?" tanya Aisyah.

   Mendengar itu sontak Rio dan Ferra terbelalak seketika.

   "Nganuin apanya, maksudnya?" tanya Ferra dan Rio secara bersamaan.

*******

   Setelah perbincangan yang sedikit abstrak dari kakak dan adik itu. Kini Rio memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.

   Ia lebih memilih ke kamar saja daripada makan bersama ibu dan adiknya. Sebab, katanya Zia mendadak tidak enak badan. Dan untung saja sudah Ferra buatkan teh hangat dan membeli obat.

   Sepanjang menaiki anak tangga---menuju kamar, Rio kembali tersenyum sendiri, mengingat ucapan Aisyah.

   "Is... Maksud Ai, kak Azam abis gombal-gombalin atau ngereceh sama Zia kan?"

   Aisyah dan Zia memang sudah sepakat untuk tidak merubah panggilan mereka. Mungkin jika orang lain yang di posisi itu, jelas Aisyah akan memanggil Zia dengan sebutan 'kakak'. Ya mengingat status Zia saat ini yang sudah menjadi kakak ipar Aisyah. Namun mereka merasa canggung untuk itu.

   Mengingat bagaimana dekatnya mereka dengan status sahabat. Alhasil mereka tidak merubah panggilan. Dan itu juga sudah diketahui oleh Ferra dan Rio.

Azia Ferrario 2 ✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang