Bagian 3: Bukan Kebetulan!

749 54 7
                                    

Lampung, 26 Desember 2019


***

"Di Dunia ini tidak ada
yang kebetulan jika
itu sudah ditakdirkan
oleh Allah. "

-Aisyah Al-Maira Ferrario-

***

   Hari ini adalah hari pertama Zia mengikuti kegiatan Ospek di kampusnya. Hari dimana ia memakai pakaian hitam putih dan membawa beberapa benda yang sudah diperintah oleh kakak tingkatnya.

   Zia duduk seorang diri sebelum kegiatan Ospek di mulai. Seperti biasa, ia tidak akan cepat mendapatkan teman jika dengan sifat esnya itu.

   Keadaan kampus yang sangat ramai. Jelas, ramai. Ini kampus, bukan toilet!.

   Namun, Zia sangat tidak suka harus berlama-lama dengan semua keramaian itu.

   Andai aja ada kalian, pasti dunia gue engga se-sepi ini, batin Zia merindukan ketiga sahabatnya.

   Zia menunduk. Memainkan ponselnya sembarang. Banyak orang yang berlalu-lalang di depannya. Namun ia tidak menggubrisnya.

   Karna melamun, ia tidak sadar jika sudah ada instruksi dari Presidennya untuk berkumpul di tengah lapangan.

   "Assalamu'alaikum, maaf mba, itu sudah kumpul. Apa mba engga yang tel____"

   "Wa'alaikummusalam...."

   Zia mendongakkan kepalanya dan ucapan wanita yang memberi salam itu pun terhenti.

   "Eh, Zia!" pekik wanita berjilbab hitam itu.

   "Aisyah," ujar Zia dengan suara yang datar. Tidak terdengar jika di dalamnya ada suara yang menunjukkan keterkejutannya bertemu dengan Aisyah.

   "Kamu juga disini?"

   "Iya, kamu juga. Jurusan apa?" tanya Zia mulai bangun dari duduknya.

   "Yuk, sambil jalan...." Aisyah mengajak Zia berjalan menuju lapangan utama.

   "... Aku jurusan Psikologi, dan kamu?"

   "Gue sastra Indonesia," jawab Zia sekenanya.

   Percakapan mereka pun tidak berhenti sampai di situ. Mereka terus bercengkrama hangat. Untuk pertama kalinya Zia ingin berbicara banyak dan sedekat itu pada Aisyah------yang notabennya-----wanita yang kurang Zia sukai saat di SMA dahulu.

   Lima hari berlalu.

   Setelah mengikuti kegiatan Ospek yang kurang asik------menurut Zia. Kini ia merebahkan dirinya di atas kasur.

   Lima hari ia mengikuti Ospek. Lima hari itulah ia bersama Aisyah.

   Ia kembali mengingat tentang ceritanya bersama Aisyah. Ternyata Aisyah tidak se-monoton yang ia pikirkan selama ini. Aisyah enak untuk si ajak bicara. Semua pembahasannya bersama Zia selalu nyambung dan berakhir dengan canda dan gurau.

Azia Ferrario 2 ✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang