Bagian 33: Terbongkar Semuanya

353 39 19
                                    

Lampung, 15 Juli 2020

Tolong hargai ya. :')
Kalau ada typo koreksi saja.
Kadang nulisnya sudah malam, jadi fokus mata dan otak sudah tidak sinkron.

***

   “Sentuh istri saya. Atau dia akan mati sekarang!”

   Suara dingin itu begitu menusuk pendengaran seisi ruangan. Pergerakan anak buah pria itu langsung terhenti begitu saja ketika mendengar ancaman itu. Semua pandangan mata menuju ke arah pintu masuk. Begitu dengan Zia, ia juga melihat ke arah yang sama.

   “Rio,” desis Zia di sisa-sisa tenaganya yang tersisa.

   Walau suara Zia begitu pelan, tapi suara hati Zia-lah yang mampu menggerakkan bola mata Rio untuk menatapnya. Rio menahan sesaknya saat itu, saat ini ia harus fokus untuk mengendalikan pengkhianat—di genggemannya sekarang. Ia tidak mau karena fokus melihat Zia, membuatnya harus lengah dari musuhnya.

   Rio datang dengan membawa pria pengkhianat dari perusahaannya. Ternyata di perusahaan Rio sudah ada dua orang pengkhianat. Ah, ralat! Penyusup lebih tepatnya. Yang pertama adalah Calara yang mengaku Laura, dan ini.... Pria yang menyamar sebagai karyawan Rio. Masih ingat bukan? Dimana hari itu ada satu karyawan laki-laki yang tidak memberi hormat atau sekedar senyuman pada Rio; sebagai atasannya.

   Dan dialah, penyusup itu. Anak buah dari pria yang saat ini belum Rio ketahui namanya.

   “BEDEBAH!!!” teriak pria itu pada Rio.

   Melihat Rio yang menekankan pisau pada leher pria itu. Rio sudah tahu jika pria yang menyamar sebagai karyawannya yang bernama Toni,  adalah kali tangannya pria bertopi itu. Tatapan Rio bak elang tengah mengintai mangsanya. Entah bagaimana, mendadak aura Rio saat ini, persis seperti dirinya dulu saat menjadi ketua geng Axuez. Menakutkan dalam diam, mematikan dalam gerak. Itulah pedoman geng yang dipimpin olehnya saat SMA dulu.

   “Siapa anda? Apa mau anda?” Lagi-lagi suara Rio begitu dingin.

   Pria itu tertawa keras mendengarnya. “Sebelum dia tahu siapa saya, silakan beri tahu dia,” jeda pria itu sambil melihat ke arah cakar. “siapa kamu, Calara.” titahnya.

   Rio sedikit terkejut ketika mendapati wanita itu di sana. Bisa-bisanya dia kabur dari penjara. Rio yakin betul, wanita itu sudah menjadi buronan polisi. Melihat itu, Calara tersenyum iblis. Dengan sombongnya ia berjalan mendekati Rio. Ketika jarak Calara dan Rio sudah dekat, betapa terkejutnya Rio saat Calara meludahi wajah pria yang Rio sandra.

   Cuih.

   “Hei apa-apaan lo?!” protes pria itu berusaha memberontak dari Rio. Tapi tidak lengah Rio, ia langsung menguatkan kembali genggamannya.

   Calara tertawa keras. “Arga Bodoh! Melawan pengkhianat seperti dia saja, kamu kalah.” cacinya pada pria yang ternyata namanya Arga.

   Oh, Arga rupanya. Batin Rio sambil matanya melihat pergerakan Calara yang mengelilinginya.

   “Sayang, apa kabar?” tanya Calara sambil mengelus lembut wajah Rio.

   Zia begitu marah melihatnya, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa saat itu. Sembarangan sekali wanita gila itu, main sentuh-sentuh wajah suaminya, pikir Zia. Rio berusaha tenang. Ia tahu, jika itu salah satu cara Calara untuk membuat Rio lengah dan Arga bisa lepas.

   “Sama seperti dulu. Aku masih mencintai kamu, sayang.” ujar Calara, memulai aksinya.

   Rio membuang ludahnya ke kiri setelah Calara mengatakan itu. “Saya tidak pernah mengenal kamu. Kenapa kamu begitu gila?” tanya Rio.

Azia Ferrario 2 ✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang