Lampung, 26 Januari 2020
***
"Kertas?" lirih Zia tak percaya dengan isinya.
"Itu bukan sekedar kertas biasa nak, itu pasti surat." sela bik Nina cepat.
Surat??
Surat apa?, batin Zia.
Dengan tangan yang bergetar dan hati yang tak karuan rasanya, Zia memberanikan diri untuk membuka kertas itu.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Bummm!!
Hati Zia tertohok ketika membaca bagian paling atas tulisan itu. Ya, itu adalah tulisan sang Ayah.
Assalamu'alaikum putri kecil
Ayah...Maaf sebelumnya jika Ayah harus
membuatmu menitihkan air mata
ketika membaca ini.Maaf juga untuk ayahmu ini, yang
tak berani mengatakan ini semua
secara langsung.Ya, langsung ke intinya saja nak.
Sesuai janjimu pada ayah. Kamu
akan membuka isi kotak merah ini
ketika kamu sudah mendengar kabar
dari ayah. Ya, ayah harap kamu
benar-benar membukanya suatu saat
nanti.Nak, kamu adalah putri ayah.
Ayah sangat mengenal dan sangat
percaya denganmu. Ayah yakin, jika
kamu tidak akan langsung percaya
dengan kabar itu. Maka dari itu,
ayah memberimu petunjuk dari
kotak ini.Ayah sengaja memakai cara itu,
agar kelak jika suatu saat nanti ayah
memang benar ditakdirkan untuk
meninggal dunia di usia muda
karena penyakit jantung ini. Ayah
tidak terlalu sedih ketika melihat
kamu dan Bunda mu harus tersiksa
menangisi kepergian ayah. Ya, kamu
harus kuat nak untuk mengetahui
kebenaran ini. Ayah sudah lama
mengidap penyakit jantung.Nak, ayah benar-benar terpaksa
berbohong untuk semua ini. Ayah
ingin kamu dan bundamu benci pada
ayah jika sudah pergi. Maaf untuk
semuanya nak. Ayah benar-benar
cinta pada bundamu. Demi Allah
nak, ayah tidak selingkuh sama
sekali. Undangan itu, berita itu,
semuanya rekayasa nak.Sungguh, Bundamu adalah cinta
ketiga ayah setelah cinta ayah pada
Allah dan Rasulullah. Bundamu
adalah kekasih dunia akhirat ayah.
Ya, Aamiin. Semoga saja begitu.
Karena ayah benar-benar percaya
padamu dan Bundamu. Kalian pasti
bisa memaafkan segala kebodohan
ayah ini.Mungkin, ketika kamu sudah
membaca ini, artinya ayah sudah
tidak ada. Jaga diri baik-baik ya
Anisa kecil ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azia Ferrario 2 ✔️ [END]
Romance⚠️ Disarankan Membaca Azia Ferrario (1) terlebih dahulu ⚠️ "Insyaa Allah jika Allah berkehendak, maka suatu hari nanti gue bakal dateng lagi untuk ngekhitbah lo." ujar Rio. "Khitbah?" tanya Zia heran. "Iya. Khitbah," jawab Rio. "Apa itu khitbah?"...