Chapter 13

200K 5.2K 136
                                    

Vani berdiam diri didalam kamar, ia menangis, menangisi dirinya yang seperti ini. Kepalanya tertutup bantal agar suara tangisannya teredam. ia tidak mau membuat sang adik khawatir .

Vani bangun, berjalan kedepan meja rias menatap pantulan wajahnya yang benar-benar kusut, dering telpon mengalihkan perhatiannya. Dilihatnya nama orang yang telah melukainya begitu dalam. ia mengambil ponsel dan memencet tombol berwarna merah. Dasar brengsek, batinnya marah.
Ia akan izin kuliah hari ini, atau bahkan sampai besok .

Kenzie meremas ponselnya kuat, kesal dan marah karena panggilannya diabaikan. ia mencoba menghubungi Vani lagi seraya berjalan mondar mandir didalam kamar .

"Aarrrghh... Shit," umpat ken melemparkan ponselnya diranjang.

Ken melenggang pergi keluar menuju kampus, ia akan menemui Vani dan menjelaskan semuanya .

¤♥¤

Dikafe dekat SMA bintang, Vano sedang mengobrol seraya tertawa bersama ketiga sahabatnya.
"

Hahaha... Trus-trus gimana?" tanya sahabat Vano yang bernama andre dengan tawanya.

"Ya gue kaburlah! gila lo masa gue ladenin," jawab Vano ikut tertawa.

Suara tawa mereka menarik perhatian pengunjung lain terutama para gadis-gadis SMA yang mampir ke kafe setelah pulang sekolah, semua mata memandang kagum kearah mereka, karena paras mereka yang terbilang tampan. kecuali satu orang gadis yang menatap sinis.

"Kirain lo... suka juga sama batang." Sembur Viko dengan tawa meledak, diikuti oleh teman yang lainnya.

"Sumpah gue jijik ngingetnya." Vano bergidik ngeri membayangkan kejadian beberapa bulan lalu saat dia belum pulang ke indonesia .

Mata nya tak sengaja bertatapan dengan mata seorang gadis berparas cantik, tapi sayang sekali jika orang lain menatapnya dengan tatapan kagum, lain hal nya dengan gadis itu yang menatapnya sinis, Vano menaikan sebelah alisnya menatap gadia itu. gadis itu memutuskan kontak mata lalu beranjak pergi dari kafe tanpa menoleh kearah Vano lagi.

Gadis aneh, Batin Vano.

Vano mengalihkan pandangannya kearah teman-teman nya lalu lanjut mengobrol .

¤♥¤

Seorang laki-laki tengah berjalan gagah disepanjang koridor kampus, matanya menatap seluruh penjuru kampus mencari keberadaan wanitanya. tapi sayang nasib baik tak berpihak kepada Ken, ia tidak melihat tanda-tanda keberadaan wanita itu.

"Maaf, apa kau melihat Vani?" tanya Ken hati-hati.

"Ah ya, Vani hm... Stevani ya pak?" jawab mahasiswa itu.

"Iya benar."

"Vani tidak masuk pak, dia izin katanya sakit," ucapnya lagi.

"Kalo boleh tau sakit apa?" tanya Ken penasaran. Pasalnya tadi pagi Vani sama sekali tidak terlihat pucat kecuali menangis karenanya.

"Kalo itu saya kurang tau pak," jawab mahasiswi itu.

"Oh ya sudah terima kasih." Ken melenggang pergi meninggalkan koridor.

Sedangkan mahasiswa yang ditanyai oleh Kenzie merupakan sahabat Vani, Sherin. Sherin kelonjatan merasa senang, pagi-pagi mendapat pemandangan segar didepan matanya. Sherin sedikit penasaran, kenapa dia nanyain Vani, pikir Sherin. Bodo amat lah bukan urusan gue. Ia melangkah kembali menuju kelas.

Dosen Is My Husband (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang