Chapter 26

146K 3.7K 34
                                    

Happy reading guys🤗

________________________________

Ia memutuskan memesan gofood dari pada ia harus repot repot memasak, bukannya ken tidak bisa memasak tapi sekarang dirinya sangat malas. Sambil menunggu makanan datang ia membuka beberapa email yang dikirim oleh sekertarisnya

Dahinya mengerut ketika sebuah pesan masuk di handphonenya, itu pesan dari sekertarisnya . Isinya merupakan sebuah pemberitahuan jika setelah makan siang akan ada tamu penting yang harus ken temui. Ken menghela nafas kasar , ia harus kembali lagi ke jakarta sedangkan ia saja belum tau keberadaan vani ada dimana.

Bunyi bel mengalihkan pikiran ken, makanannya sudah datang bergegas ia berjalan keluar villa

" Ini pak pesanannya" kata kurir itu

Ken hanya mengangguk dan mengeluarkan uang seratus ribu dari dompetnya lalu diberikannya kepada kurir itu. Ia kembali masuk villa sampai suara kurir itu menghentikan langkahnya

" Kembaliannya pak " kata kurir itu

" Ambil aja " kata ken tanpa menoleh dan tetap melanjutkan langkahnya kedalam vilal

Ken menghempaskan tubuhnya di sofa, bersiap untuk memakan nasi ayam geprek yang barusan ia pesan. Ini merupakan sarapan pagi beserta makan siang yang ia gabung menjadi satu.

Disisi lain, vani duduk manis didalam mobil Al , karena sang empunya sedang turun untuk membeli air mineral di supermarket. Kini suasana hati vani sedikit lebih baik setelah kedatangan Al.

" Nih " kata al menyodorkan air mineral

" Makasih Al " kata vani tersenyum manis lalu meminum air tersebut.

" Sekarang aku anter kamu pulang ya, sekalian mau ketemu vano. Masih dirumah kan anaknya " kata al menatap vani

Vani mengangguk mengiyakan, kemudian al menghidupkan mesin mobilnya dan melanjutkan perjalanan pulang kerumah stevani, angelnya.

¤♥¤

Ken memasuki kantor tergesa gesa, ia sedikit terlambat dari jadwal yang sebenarnya. Ia mengumpat pelan, jika saja jalanan tadi tidak macet ia tidak akan terburu buru seperti ini.

" Maaf pak, tamunya sudah menunggu sejak tadi " kata sekertarisnya

Ken hanya mengangguk dan segera masuk meninggalkan sekertarisnya, ia harus menyelesaikan semua urusannya dikantor agar bisa lebih leluasa menyelesaikan masalah pribadinya.

Sudah setengah jam yang lalu ia duduk melamun dikursi kerja, ia tidak bisa berkonsentrasi sejak tamunya datang sampai tamunya pulang , pikirannya melayang kemana mana. Tangannya mengotak atik ponsel dihadapannya, bingung itulah kata yang tepat untuk ken. Ia khawatir terhadap vani sejak percintaannya malam kemarin pagi paginya vani telah kabur meninggalkannya. Sebenarnya perasaannya terhadap vani itu seperti apa ia bingung pasalnya ia berhubungan dengan wanita hanya sekedar diatas ranjang. Ia belum bisa membedakan antara cinta atau nafsu belaka.

Tidak ada pilihan lain selain menghubungi vani, dari pada ia mati penasaran karena tidak tau dimana gadisnya kini berada. Ia berjalan mondar mandir diruang kerja sembari menunggu panggilannya terhubung.

" Ya halo " kata orang diseberang sana

Rahang ken mengeras, itu bukan suara vani melainkan suara laki laki lain. Dimana sebenarnya vani kenapa yang mengangkat telponnya bukan dia, shit . Ken memutuskan panggilan itu dan meremas handphonenya kuat.

Dahi Al mengernyit, kenapa sambungan telponnya dimatikan dari sebrang sana, ia mengedikkan bahunya tak mengerti. Ia menyodorkan handphone itu kearah vani karena handphone milik vani. Al yang merasa ditatap sedemikian rupa seakan mengerti apa yang sedang vani pikirkan .

" Gak tau an, tiba tiba dimatiin " kata Al menjawab kebingungan vani

Vani mendesah lega, ia belum siap jika harus berbicara dengan kenzie makanya ia menyuruh Al yang mengangkat telpon itu.
" Kenapa sih kaya takut gitu an " tanya al

" Siapa yang takut Al, enggak kok " kata vani

" Beneran " kata al meyakinkan

" Iya al , bener " kata vani yakin walaupun sejujurnya dirinya sedikit merasa takut

" Emang siapa sih yang telpon an, kenapa dikasih ke aku handphone nya " kata Al penasaran

Vani merengut " Dia .. Dia itu dosen aku, galak banget. Suka ngasih banyak tugas " kata vani tak sepenuhnya bohong karena semua itu benar.

" Hehe... Sabar aja ya an " kata Al terkekeh, lucu sekali raut vani saat ini. Bibir yang mengerucut karena kesal menceritakan dosen itu.

Sesampainya dipelataran dirumah vani, mereka berdua langsung masuk kedalam kediaman milik keluarga jackson.

" An , vano mana nih " kata Al sembari berjalan melewati pintu utama

" Gak tau " kata vanu mengedikkan bahunya

" Orang tua kamu kemana an " tanya Al

" Biasa Al, kaya gak tau aja deh " kata vani terkekeh

Percakapan mereka terhenti karena vano datang turun dari tangga menuju ke arah mereka dengan dahi mengernyit

" Alvaro .. " kata vano menunjuk Al dengan raut wajah kaget

" Tambah cakep aja lo van " kata Al terkekeh

Mereka berdua berpelukan layaknya seorang sahabat, karena ini kali pertama mereka bertemu setelah sekian lama berpisah.

" Ngilang kemana aja lo " kata vano menepuk bahu Al

" Ntar deh gue ceritain " kata al

" Ayo duduk Al, jangan sungkan gitu dong. Dulu aja lo main kesini gak balik balik " kata vano seraya tertawa

" Inget aja lo " kata vano ikut tertawa lalu uduk disofa ruang tengah

Mereka asik mengobrol tanpa memperdulikan keberadaan vani yang masih ada disekitar mereka. Vani memutar bola matanya malas, kebiasaan vani selalu dilupakan.

__________________________________

Pantengin terus, dan jangan jadi silent readers okey
Tadinya tu mau update banyak tapi bingung apa yg mau ditulis
Gak ada inspirasi ini wkwkwk
Jadi segini aja ya

Dosen Is My Husband (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang