Chapter 15

180K 4.6K 31
                                    

Happy reading😘
_______________________________
Bunyi telpon mengalihkan perhatian Vano dari layar televisi, dilihatnya nama bokap yang menelpon.

"Halo pah?"

"Iya halo Van, gimana kabar kamu sama kakak kamu?" tanya papa to the point.

"Vano baik pah, Vani juga baik, papa sama mama gimana kabarnya?" tanya balik Vano.

Vano meringis karena telah berbohong tentang Vani yg baik-baik saja, padahal orangnya sedang sakit.

"Syukur lah, kami juga baik-baik aja nak,"

"Tumben nih Papa telpon Vano, kenapa?" tanya Vano penasaran. pasalnya papanya ini sangat sibuk hingga jarang memiliki waktu untuk menelponnya.

"Ini nih, mama kamu perasaannya tiba-tiba gak enak, keinget kamu sama Vani . Tapi bener kan kalian berdua baik-baik aja?" Ulang Papa.

"Iya pah tenang aja, bilangin sama mama jangan khawatir. kan ada Vano yang bakal jagain kakak," jawab Vano meyakinkan.

"Halo Van?" Vano menjauhkan ponsel dari telinganya, suara disebrang sana beralih menjadi suara mamanya.

"Iya mah."

"kalian baik-baik aja kan?" tanya mama.

" Mama tenang aja, vano sama vani baik kok," jawab vano

Terdengar helaan nafas, mamanya benar-benar khawatir dengan mereka. Vano jadi tidak enak membohongi orang tuanya tapi bagaimana lagi dari pada orangtuanya khawatir .

"Maafin mama ya belum bisa pulang, kerjaan disini belum selesai sayang," Papar mama pelan.

Vano hanya diam, sejujurnya ia ingin orang tua nya berkumpul bersamanya dimansion, tapi orangtua nya terlalu sibuk dengan pekerjaan.

"Sayang kok diem?"

"Eh iya mah, maaf tadi Vano lagi liat berita di televisi," ujar Vano

"Ya udah kalo gitu kamu lanjut aja nontonnya, mama tutup telponnya."

"Iya mah, semangat kerjanya ya, cepet pulang kerumah. Vano sama Vani kangen," tutur Vano manja.

"Iya sayang, mama usahain ya," jawab mama lesu.

"Oke mah, love you!" cetus Vano.

"Love you too sayang."

Sambungan telpon terputus, Vano menatap kosong kedepan, ia tadi berbohong demi kebaikan bersama. Ya kebaikan bersama.
Vano terkekeh pelan memikirkannya dari pada ia pusing sendiri mending ia pergi keluar sebentar.

Vano memutuskan untuk pergi ke kedai es cream dekat rumahnya, sambil menunggu pesanannya Vano membuka aplikasi instagram miliknya yang memiliki beribu followers walaupun ia jarang aktif diaplikasi tersebut.

Vano hanya menscrol layar handphone nya bosan, perhatiannya teralihkan dengan kedatangan pesanan es crem kesukaan nya, Kali ini tidak ada vani bersama nya jadi uang nya aman.

¤♥¤

Di ruangan yang mewah terlihat seorang sedang duduk dengan setumpuk berkas didepannya, Ken memijit pelipisnya pelan ia harus segera menyelesaikan semua pekerjaan ini agar ia bebas menemui vani.

Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan sosok lelaki yang tak kalah tampan dan gagah dengan balutan kemeja dan rambut yang sedikit acak- acakan, sehingga memberikan kesan maskulin yang begitu kentara .

"Wah wah wah, begitu semangat sekali kau bekerja Ken," celetuk Dimas tanpa disuruh sudah duduk manis disofa yang ada diruangan itu dan matanya memperhatikan ken yang sedang sibuk dengan berkas-berkas didepannya tanpa menoleh kearahnya.

Ken menghela nafas lelah, dia sudah sangat hafal dengan orang yang masuk keruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Orang itu adalah Dimas sahabatnya yang sering datang kekantor hanya untuk mengganggu pekerjaannya.

Ken menatap dimas tajam, ia benar-benar kesal dengan sahabatnya ini.

"Wih santai dong bro, gak pake melototin gue juga kali," seru Dimas terkekeh pelan.

"Ngapain lo kesini?" tanya Ken tanpa basa basi.

"Lo gak liat jam, ini waktunya istirahat dan lo masih mantengin tu berkas-berkas " kata dimas menggeleng-gelengkan kepala nya heran.

Ken melihat jam ditangannya, benar saja apa yang dikatakan Dimas. ini waktunya istirahat.

"Lo gak mau makan?" tanya Dimas.

"Kerjaan gue belom selesai," ucap Ken kembali tenggelam dengan berkas yang menumpuk.

"Ya elah Ken, buat apa lo punya sekertaris kalo gak lo suruh buat nyelesain kerjaan lo," sahut Dimas sedikit kesal.

Ken diam sejenak, kemudian ia memencet tombol intercorm yang terhubung dengan ruangan sekertarisnya

"Keruangan saya sebentar!" perintah Ken datar.

Pintu diketuk dan terbuka memperlihatkan Lia, sekertaris Ken yang hampir 2 tahun bekerja dengannya.

"Ada apa pak?" tanya Lia menatap Ken penuh minat.

"Kamu kerjakan semua ini, nanti kalo sudah selesai kamu letakkan dimeja saya," ucap Ken menyodorkan setumpuk kertas kearah Lia.

Lia langsung menerima Berkas-berkas tersebut tanpa penolakan apapun.

"Baik pak," balas Lia mengangguk, ia tetap pada posisinya dan tidak ada niatan beranjak untuk segera keluar.

"Untuk apa lagi kamu disini, Keluar!" usir Ken dingin.

Lia langsung berbalik dan meninggalkan ruangan itu .

Dimas hanya memperhatikan lia sedari tadi, bentuk tubuh yang ideal serta beberapa bagian yang tumbuh dengan sempurna .

"Boleh juga si lia ken, body nya aduhay," cetus Dimas terkekeh menggoda Ken.

"Ambil aja sana, gue gak tertarik," jawab Ken cuek.

Dimas tertawa, ia tau sebenarnya lia itu menyukai Ken akan tetapi ken saja yang berpura-pura tidak tau. Karena bagaimana pun juga Ken tidak ingin memiliki hubungan lebih dengan para pegawainya lebih baik ia menyewa perempuan saja di luaran sana .

"Ya udah, yok cabut," seru ken meninggalkan dimas yang sedang asik menertawakannya.

Dimas menghentikan tawanya dan menyusul ken yang sudah berjalan lebih dulu meninggalkannya .

_______________________________
Halo halo semuahh aku balik lagi heeheh
HAPPY HOLIDAY
Buat yang masih libur wkwkw dan yang udah masuk sekolahh tetep semangatt💪💪

Author sebenernya bingung,
Kalo orang tiba-tiba berubah dan ngejauh tanpa alesan itu kenapa yah perasaan author gak bikin salah, apa author nya yang gak sadar (plakk) si author suka becanda deh

Jgn dengerin curahan hati author yang ada ntar kalian ikut bingung juga wkwkwkkw😂😂

Pantengin terus ya kalo mau tau kelanjutannya. Jangan lupa diFOLLOW , VOTE, COMENT KALO KALIAN SUKA OKEEEEHHH SEMUAHH

Dosen Is My Husband (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang