Chapter 36

117K 4.1K 108
                                    

JANGAN LUPA PENCET BINTANG YA DIBAWAH ⭐
BIAR AUTHOR CEMUNGUDD UPDATE EVERYDAY MUEHEHE....
_________________________________
" Aku tidak mau, belum tentu hal itu benar terjadi."

" Apapun alasannya aku akan tetap menikahimu."

Vani menggeleng, ia belum siap jika harus menikah apalagi dengan orang yang tidak ia cintai.

" Aku gak cinta sama kamu ken, kita gak bisa menikah."

" Cinta bisa tumbuh kapan saja van, mungkin sekarang kamu memang belum cinta sama aku. Tapi kita gak tau hari esok."

Sejujurnya hati ken berdenyut sakit mendengar pengakuan stevani yang tidak mencintainya. Biarlah tak apa, ia bisa menerima hal itu. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk membuat vani jatuh cinta padanya.

" Enggak, aku gak mau." tolak vani mentah-mentah.

Bukan masalah cinta semata yang vani pikirkan, tetapi juga keluarganya. Apakah orangtuanya tidak curiga jika tiba-tiba ada orang yang akan melamar vani untuk dinikahi. Terutama papanya, yang sangat selektif dalam menilai orang lalu adiknya juga, stevano.

Juga laki-laki dihadapannya ini, vani belum mengenal sepenuhnya. Tidak, vani tidak mau menikah.

" Besok aku jemput kamu, kita bahas masalah ini." kata ken menggenggam kedua tangan vani.

Vani hanya diam tidak merespon.

" Aku pulang dulu, maaf udah ganggu waktu kamu. Sop ayam buatan kamu enak, aku suka." kata ken tersenyum tulus lalu mengecup kening vani dengan penuh perasaan.

Ken mengelus rambut vani kemudian berlalu melewatinya. Ia akan pulang dan memberikan vani waktu untuk berpikir.

Vani mematung ditempatnya, tangannya memegang kening bekas kecupan ken. Hatinya berdesir, perasaan hangat melingkupinya. Sudut bibirnya sedikit terangkat, vani tersneyum tipis hampir tidak terlihat.

Perasaannya sungguh labil saat ini. Vani tidak memusingkan hal itu, ia kembali kekamar tanpa membereskn sisa makan malam mereka.

¤♥¤

Pagi harinya, ken sudah siap dengan setelan kemeja polos dan celana jeans hitam miliknya. Rambut yang ia sugar rapi, membuatnya terkesan lebih manly.

ken memegang sisi wajahnya. Ia menatap pantulan dirinya dicermin. Tidak terlalu tua, bahkan wajahnya masih pantas menjadi anak sekolahan. Tapi kenapa vani senang sekali memanggilnya om, mengingat pertemuan pertama mereka membuat ken tersenyum kecil.

Handphonenya berdering, seseorang menelponnya dan orang itu adalah mamanya sendiri.

" Halo ma."

" ken temenin mama ya?." kata mama to the point.

" Nggak bisa ma, ken ada janji."

" janji sama siapa?."

Ken memutar bola matanya, mamanya sangat kepo sekali dengan semua hal yang ia lakukan.

" Ken mau ketemu calon istri, mama jangan ganggu deh." kata ken sebal lalu memutuskan sambungannya sepihak.

Biarlah mamanya disana penasaran, nanti ia akan memberi tahu keluarganya jika vani sudah menerima dirinya.

Semoga saja perbuatannya yang lalu membuahkan hasil, itu bisa menjadi salah satu cara agar vani tidak menolak menikah dengannya.

Ia bergegas mengambil kunci mobil dan mengendarainya membelah jalanan raya. Ken melirik jam ditangannya, pukul 08.25 pantas saja jalanan sedikit padat.

Mobilnya sudah berhenti di depan pagar kediaman jackson, dilihatnya pak satpam yang menjaga rumah vani membukakan pintu pagar.

Ken keluar dari mobil, ia melangkah pasti mendekati pintu utama dan memencet bel.
Pintu terbuka, kali ini bukan asisten yang menyambutnya. Tapi orang tua vani langsung, mamanya.

" Nak ke.. Hmm ...ke .. " kata mama terhenti ia kembali mengingat nama calon mantunya ini, tak apalah berandai terlebih dahulu, pikirnya.

" Kenzie ma, " kata ken tersenyum manis.

" Oh iya ken ya, maaf mama lupa. Maklum sudah tua." kata mama terkekeh lalu mengajaknya masuk kedalam.

" Iya ma."

Ken mengikuti dibelakang, ah perasaannya begitu lega saat ini mengetahui calon mama mertuanya menerimanya dengan baik. Ken terkekeh pelan. Pikirannya sudah jauh sekali.

¤♥¤

Vani menuruni tangga satu persatu, mansion terasa sepi jika vano tidak ada. Vani menghela nafas, ia jadi merindukan adik seblengnya itu.

" Anak gadis baru bangun jam segini." suara mama masuk dipendengarannya. Ia menoleh dan tersentak kaget.

Matanya menatap horor seseorang disana, disebelah mamanya. Mengapa kenzie sudah nangkring dirumahnya pagi-pagi seperti ini.

Ia memperhatikan penampilannya, sungguh berantakan. Celana pendek dengan atasan kaos longgar, sandal rumahan berbentuk kelinci dan rambut yang ia kuncir asal-asalan.

Pantas saja ken tersenyum-senyum tak jelas. Vani ngacir ke dapur, wajahnya memerah. Ia benar-benar malu, ah mamaaaa kenapa tidak bilang jika ada tamu, teriaknya dalam hati.

Vani merutuki kebodohannya yang tidak mandi dahulu setelah bangun tidur.
Ya sudahlah nasi sudah menjadi bubur, ken pasti ilfell melihatnya saat ini. Masa bodo, ia tidak perduli.

" Bibi masak apa, baunya harum banget?." tanya vani.

" Nasi goreng spesial non, karena ada pacar non yang dateng jadi bibi kasih yang spesial." kata bi ijah sembari memasak.

" Pacar??" beo vani dengan kening mengerut.

" Itu yang semalem." kata bibi.

Jantung vani berdetak lebih cepat, bukan kata pacar yang ia khawatirkan tapi apakah bibi mendengar ucapannya semalam.

" Bibi gak sengaja liat kalian pelukan, beneran deh non gak sengaja." kata bibi menjelaskan.

Vani menghembuskan nafas lega. Ia pikir bibi mendengar ucapannya semalam, bisa panjang urusannya.

__________________________________
Vote vote vote .
Makasih banyakk yaa yg udh support author, loop u deh😘😘❤❤
Yang udah baca cerita ini, makasiihh hehe.

Btw ada readers yg dari palembang gak nih? Kebanyakan dari kota mana???
Comment yaa.

Biar author jg tau cabat onlen author ini asalnya dari mana aja 🤗🤗

Follow dong instagram author 😆
Yayayya
@ayukhdryh_

Dosen Is My Husband (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang